Mar 9, 2010

ADA NYAMUK BERPELUKAN

Oleh : Prie GS (Budayawan dan penulis SKETSA INDONESIA di Smart FM Network)
Kejadiannya persis di kamar mandi, ketika saya hendak mandi. Niat yang harus saya tunda untuk beberapa saat, karena di saat itulah ada nyamuk terbang tak beraturan. Begitu jelas dengungnya dan begitu acak polanya. Saking acaknya, nyamuk ini bahkan tidak bisa mengontrol gerakannya dan lupa menghitung betapa mudah ia kena tepuk manusia.

Satu saja alasan kenapa nyamuk ini bertindak demikian ceroboh, yakni karena ia tengah berpelukan dengan yang lainnya. Saya tak tahu persis, apakah ini nyamuk sedang kawin atau malah nyamuk sedang berantem. Tapi mau kawin atau berantem, keadaannya akan sama saja; nyamuk ini pasti tengah lupa diri.

Percintaan yang sangat, baik dengan pasangan sendiri maupun tak resmi, akan membuat siapa saja, baik nyamuk maupun manusia akan berada dalam puncak emosinya. Sebuah puncak yang membuat seseorang sadar bahaya dan menganggap remeh pada keselamatan dan martabatnya sendiri. Itulah kenapa ada sepasang remaja yang pacaran di tempat terbuka begitu galaknya sampai malah harus digaruk ke kantor polisi. Itulah kenapa ada oknum pegawai negeri dimutasi gara-gara kena gerebek akibat selingkuh dengan rekan kerja, pada jam kerja pula.

Bercinta dan berantem sama saja pengaruhnya, berisiko membuat manusia menuju lupa. Saya pernah melihat dua perempuan yang dikenal sopan, tapi begitu terlibat perkara, mereka bisa demikian ganas perangainya. Ketika sudah bergumul, saling cakar, saling jambak, saling memiting, wuaa… hanya kelelahan yang bisa meleraikan perkelahian mereka. Saya pernah bertamu salah waktu, tepat ketika teman saya ini sedang cekcok dengan istrinya.

Sang suami mencoba tetap tampil tenang di hadapan tamu, tapi si istri ngomel melulu. Saya yang merasa bersalah karena bertamu di jam yang salah segara pamit. Pamitan yang yang diiyakan dengan ketenangan, tapi saya tahu itu ketenangan yang berbahaya. Karena pagi harinya, si teman ini terpaksa berterus terang, bahwa kepulangan saya hanya menjadi waktu yang ia tunggu untuk menghajar istrinya sedemikian rupa.

Kembali pada soal nyamuk yang terbang selebor itu, hampir saja saya secara refleks mengakhiri riwayatnya. Sebuah naluri yang saya kira wajar, karena setiap menyangkut soal nyamuk kita cuma diajari satu hal saja: menepuknya. Tapi ajaran yang saya terima lebih dari sekadar itu. Nyamuk bagi saya adalah musuh besar yang harus diberantas hingga ke anak turun mereka sebagai perlunasan dendam kesumat saya.

Bagi Anda yang pernah mengalami kejadian seperti saya diharap memberi permakluman seperlunya. Karena saya pernah terkapar di rumah sakit dihajar demam berdarah. Penyakit khas tropis yang hampir membekukan darah saya. Bukan main! Kepala berputar seperti naik roller coaster. Perut mual dan bau makanan saja telah menimbulkan trauma. Di rumah sakit bukan cuma jarum infus yang menyakiti saya tapi juga teman-teman para penjenguk.

Mereka itu entah datang untuk berbelasungkawa atau malah untuk menghina. Saya masing ingat ketika salah satu dari mereka bercanda yang canda itu begitu lucunya, memancing tawa begitu gemuruhnya, tapi sangat membuat saya terhina. Dia katakan bahwa begitu banyak rekan yang membezuk, maka hasil uang bezukan itu pasti akan membuat saya untung karena pasti melebihi biaya sakit saya. Saya amat tersinggung, tapi tak berdaya. Karena setelah saya hitung, benar juga. Uang bezuk itu memang melebihi biaya sakit saya. Jadi sambil terhina, saya berterimakasih juga!

Tapi dendam saya pada nyamuk tidak berkurang karenanya. Di kamar mandi itu saya terpaku lama. Akan saya apakah nyamuk yang tengah berpelukan itu. Kalau dia sedang berantem pun itu urusan dia, berhak apa saya mencampurinya. Tapi kalau dia sedang bercinta? Bagaimana jika sepasang nyamuk ini adalah nyamuk-nyamuk muda yang tengah begitu saling mengasihi. Saling bermimpi tengah membayangkan bersiap memiliki anak-anak nyamuk yang lucu demi menyambung generasi baru mereka. Bagaimana jika nyamuk-nyamuk ini adalah nyamuk yang masih harus bertangung jawab pada anak-anak yang masih kecil dan butuh kasih sayang mereka.

Saya meneruskan mandi saya dan tak mempedulikan nyamuk yang tengah berpelukan itu, entah mereka sedang berantem atau bercinta.
http://www.andriewongso.com/awartikel-82-Artikel_Tetap-Ada_Nyamuk_Berpelukan

1 comment:

Bookmark and Share
Custom Search