Tanya: "Orang yang saya kasihi telah meninggal dunia, saya merasa sangat sedih, apakah ini yang disebut akibat-imbalan?"
Jawab: "Jika berdiri pada posisi saya, maka saya katakan: benar, karena segala hal memiliki hubungan sebab-akibat. Pertanyaan yang perlu diajukan di sini ialah: yang meninggal biarlah meninggal, untuk apa Anda tidak habis-habis memikirkannya?"
Menulis sampai di sini, bukankah para pembaca hendak menuding saya sebagai makhluk berdarah dingin dan cuek, maka tak heran bersikap demikian terhadap penderitaan orang lain. Keragu-raguan semacam ini tidak hendak saya debat.
Saya hanya mengajukan sebuah pertanyaan: "Tahukah Anda demi apakah ia datang ke dunia ini? Apakah ia membalas budi ataukah membalas dendam?"
Jawab: "Di setiap situasi ia selalu berpenampilan begitu baik sehingga membuat saya terhibur, tentu saja kedatangannya untuk membalas budi."
Tanya: "Apabila anak tersebut senantiasa memberontak dan berbuat buruk, menurut pendapat Anda akankah Anda sedemikian sedihnya?"
Jawab: "Tentu saja tidak, jika begitu bandel dan tidak berbakti, setelah dewasa pun tidak akan berguna bagi masyarakat, tentu saya tidak akan merasa menyesal. Justru karena anak ini begitu baik sekali, baru saya tidak rela ditinggalkan! Begitu ingat dia langsung sedih!"
Tanya: "Apabila pada kehidupan masa lampau Anda telah berhutang, dan anak ini datang untuk membalas dendam, menurut pendapat Anda bagaimanakah cara yang akan ia pilih untuk membalas dendam akan hutang tersebut? Bagaimanakah caranya baru bisa membuat Anda menderita sepanjang hidup?"
Jawab: "....."
Tanya: "Apakah itu budi? Apakah itu dendam?"
Jawab: "....."
Manusia dikarenakan tidak dapat melihat hubungan sebab-akibat dalam sesuatu hal, barulah sedemikian menderita, dihajar oleh tujuh emosi-enam nafsu dan suka-duka temu-pisah.
Master Li Hongzhi di dalam syairnya "Menjadi Orang" dari buku Hong Yin mengatakan:
Orang yang demi ketenaran - marah dan dendam seumur hidup,
Orang yang demi kepentingan - tidak mengenal sanak saudara;
Orang yang demi perasaan - mencari risau sendiri,
Saling bertengkar hebat - membuat karma seumur hidup.
Tidak mencari ketenaran - santai dan puas,
Tidak utamakan kepentingan - adalah orang bajik;
Perasaan tak tergerak - hati jernih jauh dari nafsu,
Mahir berkultivasi raga - berkah terakumulasi seumur hidup.
No comments:
Post a Comment