Jul 18, 2010

KEBULATAN HATI

Sebelum menjadi dokter, saya sering bermimpi hal aneh. Saat terbangun, masih teringat dengan sangat jelas, mula-mula saya tidak menghiraukan, kemudian mimpi ini sering kali terulang. Saya mulai mencari apa sebabnya.

Sewaktu saya menghadapi pilihan untuk menjadi dokter atau musisi, alam bawah sadar saya mempengaruhi, akhirnya tanpa ragu saya memilih untuk menjadi dokter. Yang mengejutkan adalah, sejak hari itu mimpi itu tidak pernah ada lagi, tapi gambaran mimpi yang mengerikan itu telah tercetak dalam benakku.

Saya, anak, dan istri melarikan diri waktu perang, sepanjang jalan bertemu dengan tentara yang terluka, ada yang patah tulang, kaki, kepala, badannya berdarah, mereka melambaikan tangan berteriak: "Dokter, dokter tolonglah aku, tolonglah aku!"

Akan tetapi saya malah lari tergopoh-gopoh, ingin menyelamatkan keluarga saya dari tempat yang penuh peluru ini. Saya melarikan diri dan merasa kaki saya berat sekali, dalam hati saya tahu telah mengabaikan orang-orang yang perlu pertolongan saya.

Pasien di ruang praktek saya ada bermacam-macam. Kalau dipikir lebih teliti, mereka semua memang telah diatur untuk datang ke tempat saya. Saya membantu sebisa mungkin membebaskan penderitaan fisik dan mental mereka.

Demikian setelah melewati belasan tahun praktek sebagai dokter, pada suatu hari, seorang pasien datang ke tempat saya, membuat saya sadar arti mimpi-mimpi itu, sebuah mimpi yang telah membuat saya bingung selama ini, sekejap semua terurai jelas.

Barbara datang ke kota kami dalam rangka piknik dan kunjungan keluarga. Malam hari baru tiba, karena kelelahan dan depresi, keesokan harinya dia menemukan kepalanya miring. Mata dan mulut tak dapat ditutup rapat, dia terkena stroke wajah, dia terkejut. Oleh karena kakaknya adalah pasien saya, maka dia segera dibawa kemari.

Saat baru bertemu, wajah miringnya mengingatkan saya seperti wajah yang telah saya temui dalam mimpi. Saya terperanjat, sampai-sampai mundur beberapa langkah, mencoba menenangkan diri.

Saya tiba-tiba mengerti entah apa sebab musababnya, hari ini, saya tak dapat menghindar. Maka saya mulai mengobatinya, dua tusukan jarum, bengkak di mukanya perlahan-lahan hilang, sakit di belakang telinganya lenyap, kerut di dahi mulai kelihatan, matanya sudah dapat ditutup, sudut bibir dapat bergerak, tidak lagi mengeluarkan air liur. Melihat keajaiban secepat ini kakaknya terharu sampai meneteskan air mata.

Waktu Barbara memandangku, tiba-tiba berkata "Ah, sepertinya saya pernah bertemu Anda."
"Bagaimana bisa?" ujar kakaknya, lalu dia bertanya padaku, "Anda pernah ke Nangan lolin?"

Saya tak menjawab, tapi dalam hatiku berbisik, "Dalam mimpi, sewaktu saya berlari, Anda tak dapat mengejar saya."

Saya tahu, waktu itu saya tak mempedulikan orang lain, hanya melarikan diri, pasti meninggalkan hutang-hutang yang tak terhitung, sekarang satu persatu harus saya bayar.

Kali ini saya akan memberitahu mereka semuanya bahwa berbuat baik dan jahat pasti ada balasannya, tentang sebab musabab kejadian, reinkarnasi dan hukum alam.

Barangkali bukan hari ini atau besok, tapi saya yakin, pada suatu hari nanti mereka pasti akan mengerti tentang kebenaran hukum alam ini.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search