Jul 31, 2010

SETIAP JENIS RUMPUT ADALAH BUNGA

Saat itu kami masih menetap di suatu desa jauh di pedalaman suatu pegunungan, saat kami semua masih anak-anak remaja yang berumur sekitar 15 - 16 tahun.

Waktu itu musim semi, rerumputan baru saja tercuci oleh butiran salju yang mulai melumer sehingga menampakkan ujung tunas yang muda, sekelompok demi sekelompok burung walet baru saja terbang dari daerah selatan nan jauh, kembali ke bawah atap rumah-rumah di desa kami ini, pohon-pohon yang tumbuh di halaman sekolah baru saja memunculkan daun-daun mungil yang tampak seperti lidah burung.

Guru memberitahu kami, sekolah akan mengajak murid-muridnya yang berjumlah belasan orang untuk pergi ke kota yang jaraknya ratusan kilometer untuk mengikuti lomba mengarang tingkat propinsi.

Mendengar berita baik ini kami semua sangat gembira, sekaligus juga sangat gelisah. Gembira karena kami bisa naik bus besar untuk pertama kalinya, diberi kesempatan untuk melihat-lihat kemakmuran di kota, gelisah karena kami hanyalah sekelompok anak-anak dari gunung yang ikut dalam lomba mengarang, apakah kami bisa memenangkan perlombaan dari remaja yang hidup di kota?

Kepala sekolah kami yang sudah tua dan beruban memahami kegelisahan kami ini, beliau mengumpulkan kami semuanya. Lalu beliau berkata, “Kita semua adalah anak-anak dari gunung, kalian sering naik ke gunung dan turun ke sawah. Anak-anak, siapa di antara kalian yang bisa mengatakan jenis rumput apa yang tidak bisa berbunga?”

Rumput yang tidak bisa berbunga? Kami semua berpikir sambil memiringkan kepala, Pu Gong Ying (nama rumput) bisa berbunga, bunganya kuning keemasan, di musim gugur bersimpul-simpul bulu seperti payung penerjun; rumput Wang Wang Gou juga bisa berbunga, bunganya hijau-hijau seperti ekor anjing.

Oh iya, rumput Qi Qi yang tumbuh di ladang gandum pun bisa berbunga. Bunganya putih bersih, sebesar butiran beras, seperti butiran-butiran embun pagi yang berkilauan setelah disinari matahari. Kami telah memikirkan segala jenis rumput yang ada di sawah, yang ada di atas gunung, bahkan rumput yang tumbuh di jalan setapak sawah, tapi tidak ada seorang pun yang terpikirkan jenis rumput yang tidak berbunga.

Setelah sekian lama kami berpikir, akhirnya semua menggeleng-gelengkan kepala dan berkata, ”Guru, tidak ada satu jenis pun rumput yang tidak bisa berbunga, semua jenis rumput pasti memiliki bunganya masing-masing.”

Kepala sekolah tua itu tertawa dan berkata, ”Betul sekali, anak-anak. Tidak ada satu jenis rumput pun yang tidak bisa berbunga. Sebenarnya setiap jenis rumput adalah bunga.”

“Bunga yang ditanam di dalam vas bunga yang cantik juga adalah sejenis rumput, dan rumput yang tumbuh di atas jalan setapak sawah maupun di gunung belantara pun adalah sejenis bunga.”
“Anak-anak, tidak peduli dimana pun kalian hidup, kalian sama seperti yang lainnya, adalah sejenis rumput, juga adalah sejenis bunga. Ingat tidak ada sejenis rumput apa pun yang tidak bisa berbunga, bunga yang paling jelek pun adalah sejenis rumput!”
Bertahun-tahun telah berlalu, ketika saya yang berasal dari pegunungan, masuk ke sebuah perguruan tinggi di kota. Saat itu saya seorang pemuda desa menjadi pemuda kota dengan masyarakat gemerlap bagaikan gemuruh tepuk tangan yang menggelegar.

Saya tidak merasa rendah diri, juga tidak pernah merasa cemas, saya selalu ingat akan pesan kepala sekolah tua kami dulu, ”Tidak ada satu jenis pun rumput yang tidak bisa berbunga, dan setiap jenis bunga adalah sejenis rumput.”

Kami semua memiliki bunga di dalam jiwa kami masing-masing, kami semua bukan hanya sebagai bunga, kami semua adalah sejenis rumput kehidupan.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search