Seorang ayah yang sangat kaya raya mengajak anaknya berkeliling desa. Ia ingin mengajarkan pada si anak tentang kemiskinan dan menunjukkan betapa miskinnya penduduk desa itu. Hari itu, mereka bermalam di sebuah rumah keluarga petani yang sangat sederhana.
Ketika mereka kembali pulang ke kota, si ayah bertanya pada anaknya, "Nak, bagaimana kesanmu tentang perjalanan kita kali ini?"
Si anak menjawab, "Sangat menyenangkan, yah!"
"Apakah kau melihat betapa miskinnya keluarga petani yang kita inapi semalam?" tanya si ayah lagi.
"Ya,"
"Lalu, pelajaran apa yang dapat kau ambil dari perjalanan kita ini?" tanya si ayah penasaran.
"Oh, saya telah belajar bahwa, kita cuma memelihara seekor kucing dalam rumah. Sedangkan mereka memiliki beberapa ekor kambing dan ayam yang
dipelihara dalam rumah mereka. Kita mempunyai kolam dengan air mancur dan lampu hias di taman depan rumah. Sedangkan mereka memiliki sungai kecil panjang yang melintasi halaman rumah, dan bintang-bintang yang menghiasi kebun mereka. Halaman rumah kita dibatasi oleh pagar rumah orang lain, sedangkan halaman mereka adalah sawah ladang yang luas dan gunung-gunung yang menjulang tinggi."
Si anak berhenti sejenak untuk merenung.
Beberapa saat kemudian, si anak menghela nafas dan menjawab pertanyaan ayahnya, "Terima kasih yah. Engkau telah menunjukkan betapa sangat miskinnya kita, dan betapa kayanya mereka."
Smiley...! Manakah yang lebih berharga: lampu taman yang mahal atau bintang-bintang di langit malam? Kolam dengan air mancur indahnya atau
sungai dan air terjunnya? Persepsi...! Bukankah kaya atau miskin hanyalah permainan persepsi saja.
(Inspired by "Riches", submitted by Judy McMann)
No comments:
Post a Comment