Apa yang akan terjadi dengan diri kita setahun lagi? Akan jadi apa kita satu bulan lagi. Tak pernah ada yang tahu. Jangankan seminggu ke depan, esok hari pun kita tak akanpernah bisa menjawab. Kala kita masih kanak-kanak sangat mudah untuk menyebut cita-cita. Tak jarang anak-anak 'mengubah' cita-citanya
hanya dalam hitungan menit. Tapi ketika beranjak dewasa, kita 'dipaksa' untuk bersikap realistis. Sementara di sisi lain kita juga masih memiliki impian dan harapan tentang hidup di masa datang. Ini tak jarang membuat orang menjadi
bingung, stres bahkan depresi. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah stres dan rasa putus asa itu datang, sementara Anda tetap bisa memelihara impian masa depan? Tak ada kata terlambat, seperti dikutip Oprah.com, bila Anda mau meredifinisi diri Anda.
Pertama, menggali kehidupan masa depan. Tak mudah menerka apa yang akan terjadi kemudian dalam hidup Anda. Tapi tak ada salahnya menanyakan pada diri Anda sendiri. "Apa yang sebenarnya aku inginkan?" Jika Anda telah mendapatkan kesuksesan pun tak ada salahnya pertanyaan itu diulangi. Ini sekadar untuk mengingatkan bahwa selama kehidupan berjalan Anda masih punya harapan akan masa depan.
Kedua, mengingat semangat masa lalu. Betapa hancurnya hidup tanpa semangat dan harapan. Ini dialami Carolyn McCarthy ketika anak dan suaminya direnggut darinya dalam suatu kerusuhan di kereta. Maka di saat Anda merasa kecewa dan hampir menyerah ingatlah kejadian di masa lalu yang pernah membawa kesuksesan. Ingatlah semangat dalam diri Anda kala itu.
Ketiga, bacalah buku-buku yang bermanfaat untuk membangkitkan semangat Anda seperti "What's Next? Women Redefining Their Dreams in the Prime of Life karya Rena Pederson. Find Where the Wind Goes karya Mae Jemison. Journey: A Personal Odyssey karya Marsha Mason, atau A Short Guide to a Happy Life karya Anna Quindlan.
Cobalah untuk belajar dari kisah para wanita yang sukses. Mereka telah belajar bagaimana mendengarkan suara hati mereka, kemudian memutuskan untuk mengubah hidup mereka. "Jika Anda mempunyai keberanian mengambil risiko mengatakan 'Aku akan mengubah hidupku,' Anda bisa menjadi orang yang paling berbahagia," ujar Susan Molinori. Susan terpilih menjadi anggota Kongres dan menjadi wanita dengan ranking tertinggi di The House of Representatives. Tapi ketika ia mulai semakin disibukkan dengan urusan anak-anaknya, ia mulai bertanya pada dirinya sendiri, "Apa selanjutnya?"
Akhirnya ia mendapatkan keberanian untuk meninggalkan panggung politik. Dalam wawancaranya dengan CBS News, Susan mengatakan akan bekerja di sebuah firma konsultan sebagai pelobi. Dengan demikian Susan dapat menyisakan sebagian waktu untuk keluarganya di rumah. "Misiku adalah untuk memberikan banyak kontribusi pada orang-orang di sekelilingku. Jadi tak masalah ketika kontribusi itu harus berubah seiring berjalannya waktu. Aku tak pernah berpikir bahwa aku sedang meredifini diriku snediri. Tapi sesungguhnya aku hanya menemukan sisi lain dari diriku sendiri," kata Mae Jamieson.
Masa kecil Mae dipenuhi impian tentang bintang-bintang. Lalu hal ini jadi kenyataan saat ia jadi wanita Afro Amerika pertama yang menjelajah angkasa. Banyak orang kagum padanya. Tapi ia malah mengundurkan diri dari NASA. Ia lalu mengembangkan diri di sebuah perusahaan teknologi dan membangun sebuah perkemahan iptek untuk anak-anak. Lain lagi kisah Anna Quindlen. "Jika kau menyadari hari ini adalah hari yang kau janjikan, lalu kau mengatakan 'Aku harus membuat hari ini jadi berarti,' maka kau sungguh telah membuat perubahan," kata Anna Quinlend. Anna adalah kolumnis The New York Times pemenang penghargaan Pulitzer. Sementara beredar rumor ia akan diangkat menjadi chief editor, Anna malah mengikuti mimpinya menjadi novelis. Anna mengambil risiko meninggalkan karirnya di jurnalistik untuk kemudian menjadi novelis best seller. "Aku tak berani membuat suatu lompatan, dan aku juga tak yakin bahwa sekarang aku sudah berani melakukannya. Tapi nyatanya aku memiliki perasaan bahwa aku mampu melakukan pekerjaan yang membutuhkan keberanian," Marsha Mason.
Perceraian dengan Neil Simon yang empat kali menjadi nominator Oscar, membuatnya berpikir, "Apa selanjutnya." Ia berpikir bagaimana selama ini identitasnya bersandar pada karirnya. Sebagai aktris yang sedikit bekerja dan gagal dalam berhubungan, Marsha merasa hidupnya semakin kacau. Lalu ia menemukan lagi kedamaiannya saat memutuskan tinggal New Mexico, daerah pertanian yang tenang dan cantik. Sepanjang hari Anda memikirkan apa yang Anda lakukan? Anda pikir akan melakukannya sepanjang hari? Kau merasa lelah?
Tahukah bahwa Anda membutuhkan perubahan? Ikuti langkah-langkah berikut dari buku Rena Pederson. Tanyalah diri Anda sendiri apa tujuan hidup Anda. Langkah pertama, buatlah data tentang prestasi yang telah Anda raih. Lalu datalah mimpi-mimpi Anda yang belum terpenuhi.
Langkah kedua, jawablah pertanyaan berikut:
1) Apa yang telah menjadi hambatan Anda untuk mewujudkan mimpi-mimpi Anda?
2) Apa yang harus dipertaruhkan untuk meruntuhkan hambatan-hambatan itu?
3) Apakah Anda tidak dapat memenuhi mimpi Anda karena orang tua Anda atau orang lain yang memiliki ide berbeda dengan Anda?
4) Anda sendirikah yang telah menggerakkan hidup Anda, atau orang lain?
5) Jika Anda hidup untuk orang lain, akan bahagiakah Anda jika dapat meneruskan hidup Anda dengan cara Anda sendiri?
6) Energi apa yang Anda butuhkan untuk menggerakkan dan mentransformasikan hidup Anda?
7) Langkah apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat perubahan besar dalam hidup Anda?
8) Apa yang akan Anda lakukan dengan hidup Anda?
9) Bagaimana Anda ingin orang lain mengingat Anda?
10) Dengarkan, apa yang dikatakan suana hati Anda?
11) Apa yang ingin Anda lakukan dengan waktu yang tersisa untuk Anda?
12) Tiga hal apakah yang paling ingin dapat Anda lakukan ?
13) Apa pengalaman kerja Anda yang paling berharga hari ini?
14) Apa pengalaman kerja Anda yang paling mengecewakan hari ini?
15) Bagaimana Anda memandang pekerjaan Anda, dengan apa Anda menghasilkan uang atau berapa banyak Anda telah menghasilkan uang?
16) Apa yang akan Anda lakukan jika hari ini ternyata lebih buruk dari hari kemarin?
17) Apakah kau memandang kesalahan sebagai sesuatu yang memalukan atau kesempatan belajar dari pengalaman?
No comments:
Post a Comment