Oct 18, 2010

SEJAUH MATA MEMANDANG, HARAPAN TERBENTANG

Jangan Pernah Putus Asa
Pengalaman pribadi saya yang sangat sederhana dan kecil mungkin sedikit berguna bagi rekan-rekan di milist ini.

Kehidupan miskin dari seorang janda beranak 6, yang ditinggal pergi oleh suami tercinta (meninggal), harus membesarkan 6 orang anak dengan usia tertua 10 tahun dan bontot 10 bulan. Dalam kehidupan keluarga, saya sebagai anak bontot tidak dan belum pernah mengerti kasih sayang seorang ayah. Ibu yang menjadi Orang Tua Tunggal menjadi tumpuan harapan dalam mencari sesuap nasi dan biaya pendidikan ke-6 anaknya.

Dalam masa remaja ku, aku sangat merasakan betapa pahitnya hidup, betapa sulitnya untuk mengangkat wajah bertatapan dengan orang lain, betapa rendahnya status sosial keluarga ku bahkan dimasa kanak-kanak ku aku tidak pernah memiliki mainan yang dimiliki oleh teman dan tetangga ku sehingga sering aku dan saudaraku harus berinisiatif menciptakan sediri mainan dari bahan kayu dan papan sisa pertukangan orang. Demi memenuhi semua kebutuhan, ibu ku harus berjuang mengolah sawa dgn cara bayar sewa, setiap hari sabtu (pekan / pasar besar) Ibu ku berdagang ikan asin, untuk menambah uang pensiun (PORLI dgn pangkat AIPTU) sebagai satu-satunya harta warisan yang ditinggal ayah ku, sampai pada saat aku kelas 2 SMP, ibu ku sudah bisa membeli 2 petak sawah dan rumah gubuk keci juga sudah kami miliki pada saat aku berusia 1,5 tahun.

Saat kelas 1 SMA, ibu ku terpeleset dan jatuh ke jurang ketika hendak kembali dari sawah, pergelangan tangganya patah dan tidak berfungsi lagi untuk mengangkat beban berat, bahkan untuk mengangkat 1/2 kg pun sudah tidak mampu. Jadilah aku dan Kakak perempuanku sebagai pengganti ibu berjualan di pasar setiap hari sabtu. Selama 1 tahun kegiatan itu kami tekuni, namun kenyataan semakin pahit. Semua pelanggan ibu ku lambat-laun pindah ke pedagang lain tanpa kami tau apa penyebabnya. Terus terang, kami sangat menghargai kejujuran, ibu mendidik kami di rumah dgn penuh disiplin. dalam berdagang , ibu selalu bilang.."jangan sekali-kali mengurangi timbangan dan bahkan kalau diminta, tambahkan 1 ekor ikan untuk pelanggan, karena dgn menambahkan 1 ekor kita tidak akan rugi. Namun seperti yang saya katakan, kenyataan dan harapan baik ternyata tidak berpihak kepada kami. Setelah 1 tahun, kami melakukan evaluasi, tidak mungkin meneruskan kegiatan ini lagi, karena kami sudah sering dimarahi oleh Toke (Supliyer Ikan Asin) karena setiap hari pasar, barang yang kembali sampai 70 %. Dengan sangat berat hati, kami terpaksa berhenti berdagang dan saat itu saya duduk di kelas 2 SMA. Putuslah sudah harapan untuk melanjutkan pendidikan.

Dalam keadaan seperti itu, ibuku selalu bilang, "Kamu harus sekolah terus...jangan sampai kamu mundur..gaji pensiun kita masih cukup untuk bayar sekolah dan untuk makan kita masih punya hasil dari sawah, asalkan berhemat kita pasti cukup untuk setiap tahun.." Demikian selalu ibu ku berkata. Sementara Abang dan kakak ku sudah bekerja walaupun penghasilan mereka hanya cukup untuk mereka sendiri, dan akhirnya kau memang bisa meneruskan pendidikan ku sampai LULUS SMA tahun 1983.

Setelah Lulus, aku berfikir.."harus kemana..???" lalu dengan bantuan Abang tertua, aku dibiayai untuk mengikuti test SIPENMARU di salah satu Universitas di Ibu Kota Propinsi dan untuk sementara waktu aku menumpang di rumah saudara ibu ku. Sebagai bekal, ibu membekali aku dengan beras dan uang untuk beli lauk untuk kebutuhan selama 10 hari. Dengan semangat yang sangat tinggi , aku mengikuti test dan dengan suatu komitmen.."Apa bila lulus..saya harus membiayai kuliah sendiri dengan bekerja diluar jam kuliah". Namun...kembali aku harus menelan PIL PAHIT, karena ketika pengumuman, nama ku tidak tercantum dalam daftar yang diterima dan akhirnya aku kembali ke kampung halaman ku.

Hari demi hari, minggu bulan dan tahun kulalui dengan harapan yang penuh tanda tanya.."harus kemanakah aku..?" Semua pekerjaan ku geluti, mulai dari tukang (buruh bangunan), pengspalan jalan, kondektur bis, kernet truk, montir bengkel mobil, bahkan pernah sebagai pengayuh becak . Semua ini ku lakukan karena dengan tekad dan harapan " saya tidak akan pernah kalah, apalagi harus sampai mengemis. Saya harus bercermin kepada pengalaman Ibu saya yang membesarkan dan mampu menyekolahkan kami sampai bisa mengecap pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah.

Dalam perjalanan hidup saya sebagai gembel pasaran, saya tetap mangirimkan lamaran pekerjaan. Namun ada yang aneh dalam pengharapan saya..saya ingin sekali menjadi seorang PENGANTAR SURAT , entah apa enaknya dan entah apa penyebabnya. Dua kali saya melamar di Instansi tersebut..2 kali juga saya harus menelan PIL PAHIT. tapi apakah perjuangan saya sampai di sini..?? "tidak..!!!", saya tetap mengirimkan lamaran saya ke Instansi tersebut, sampai akhirnya suatu saat saya mendapatkan penggilan ke 3 untuk seleksi penerimaan dan Hasilnya..."PUJI TUHAN" harapan ku terkabulkan..angan-angan ku tercapai...bahkan lebih dari yang aku harapkan...yang tadinya aku ingin sebagai sekedar pengantar surat...tetapi yang kudapatkan menjadi Seorang Karyawan Kelas Menengah sebagai Petugas Pos Keliling Desa di salah satu kecamatan walaupun dalam masa 1 tahun aku harus menjadi tenaga lepas harian dengan gaji (ketika itu) Rp1.200 / hari, padahal pekerjaan terakhirku menjadi kondektur bis sudah Rp2.500 / hari net..makan dan rokok gratis..heheheh...) belum lagi aku harus membayar biaya sewa kamar di tempat kerja ku.

Hari demi hari pekerjaan ku kujalani dengan penuh ketekunan dan bahkan tidak jarang aku harus keluar masuk dusun di tengah kebun kopi untuk menjemput surat atau kiriman lainnya dan bahkan hal ini sering kulakukan diluar jam dinas kerja, karena mengingat apabila kulakukan pada jam kerja, tidak akan mungkin cukup waktu jam dinas ku, karena aku harus kembali ke kantor pada jam yang sudah ditentukan, agar semua pekerjaan dan kiriman yang ku ambil dari desa bisa berangkat hari itu juga ke Kantor Cabang di kabupaten. Demikianlah kulakukan pekerjaan itu dengan senang hati dan bangga selama +/- 4 tahun.

Dalam perjalanan 4 tahun, walaupun semua kujalani dengan senang hati, namun lama kelamaan aku mulai merasa berat, karena harus naik sepeda motor sejauh 78 km / hari, melayani 14 desa, 4 SMU, 8 SMP dan puluha SD dan bahkan 3 kali dalam seminggu harus melayani 2 kecamatan karena ada pemekaran kecamatan dan disana belum ada pelayanan instansi ku . Dengan melalui jalan setapak, kadang jalanan berbatu cadas..bahkan kadang dengan lumpur hampir se dengkul..(kalau di musim penghujan) semua kujalani dan memang harus ku jalani. Dalam perjalanan karir selama 4 tahun, aku mencoba berdiskusi dengan para senior dan pimpinan, bagaimana cara peningkatan karir. Mereka semua sangat baik hati dan membangun motivasi dalam diri ku. Sampai suatu saat, tiba waktunya dan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh perusahaan, aku mengikuti seleksi untuk menjalani Pendidikan dan Pelatihan Internal. Didasari pengalaman dan banyaknya kegagalan serta beratnya penderitaan dalam perjalanan hidup, aku berusaha dengan segala upaya. Buku-buku di perpustakaan kantor kupinjam dari pimpinan dan ku bawa ke rumah, hampir semua buku dan nyaris perpustakaan kantor pindah ke kamar kost ku. Akhirnya atas Berkat Rakhmat dan Perkenan Tuhan...., aku dinyatakan LULUS test di Wilayah Propinsi dan selanjutnya mengikuti test Pusat di P. Jawa. Doa Pengahrapan dan Perjuangan ku , oleh Tuhan dibukakan jalan dan aku LULUS
dan berhak mengikuti pendidikan penjenjangan (non gelar) selama 1 ,5 tahun.

Hari-hari berikutnya setelah LULUS dari pendidikan , pekerjaan kujalani dengan lancar hingga 2,5 tahun kemudian aku kembali Diberikan Tuhan Jalan untuk mengikuti Pendidikan Jenjang Diploma di pendidikan internal. Singkat cerita..., saat ini saya menjadi seorang Supervisor di salah satu Unit Pelaksana Tekhnis di daerah Jakarta setelah mengalami mutasi dari beberapa kota. Hasil yang kuraih saat ini adalah Pemberian Tuhan , karena Ia melihat perjuangan dan mendengar Doa dan Pengharapan ku. lalu apakah aku Puas...??? tidak...tapi aku Cukup Bangga dengan hasil ku saat ini, dari seorang Gembel Terminal dan Tukang Kayuh Becak, kini menjadi Seorang Karyawan Tetap BUMN.

Pesan saya kepada rekan-rekan...Jangan Menyerah terhadap Tantangan Hidup dan Kondisi Lingkungan. Tataplah ke depan karena SEJAUH MATA MEMANDANG, SELUAS ITU PULA HARAPAN TERBENTANG UNTUK DIRAIH, dan jangn Lupa, SERTAKAN TUHAN DALAM SEGALA RENCANA HIDUP MU, KARENA DIA YANG BERKENAN UNTUK MERANCANGKAN YANG BAIK DALAM HIDUPMU.

Salam Damai dan Sukses buat semua.

by: Alfred

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search