Oleh : Katedra Rajawen
Bagaimana pun susahnya hidup, tanpa harus ada pembenaran, sebuah integritas tetap harus dipertahankan. Karena Itu Masih Bisa Dilakukan, Demi Kedamaian Hidup Kemudian Hari. Segala kekacauan timbul akibat ketidak jujuran manusia
# KEJADIAN : Seorang aparat negara yang tetap mempertahankan kejujurannya walau hidup dalam kemiskinan, tetapi bersahaja dan hidup damai di masa tuanya.
Di tempat saya kerja dulu ada seorang pegawai yang kebetulan pensiunan seorang aparat. Setahu saya, biasanya pensiunan itu, apalagi seorang aparat pasti modalnya sudah banyak. Menurut istilah banyak sabetannya. Kebetulan suatu hari saya main kerumahnya. Lumayan kaget juga, saat melihat tempat tinggalnya yang sungguh atau boleh katakan sangat sederhana sekali . Akhirnya kami ngobrol panjang lebar dan bercerita banyak tentang lika-kikunya sebagai seorang aparat negara. Ia mengakui kalau jadi aparat itu sebenarnya banyak kesempatan untuk mendapat banyak job. Melakukan razia umpamanya, atau kerja sampingan yang lain, pasti lumayan banyak dapatnya. Dengan jujur ia mengatakan selama jadi aparat, cuma pernah sekali ikut mengadakan razia dan kebagian
# RENUNGKAN :
Setiap manusia pasti memiliki kebaikan hati dan kejujuran di dalam dirinya. Namun jarang, bahkan tak mau menggunakannya. Dan lebih sering menggunakan hati keserakahannya. Mengapa?
Apakah keserakahan lebih hebat daripada kejujuran? Sehingga lebih sering keserakahan menundukan kejujuran.
Bukankah kejujuran itu adalah pusaka yang tak ternilai harganya. Lalu mengapa tak digunakan dan di peluk erat-erat?
# AFIRMASI :
Sebuah contoh dan teladan hidup yang nyata dari seorang bapak tua, walaupun sering kali kejujuran tidak dihargai lagi pada saat ini. Aku tetap harus jujur , dan tidak boleh takut untuk mempertahankannya.
Siapa takut!
# DOA :
Tuhan. . . Sujudku padaMU dan mohon ampun atas ketidak jujuranku selama ini kepada orang lain, kepada diriku sendiri, dan juga kepadaMU. Biarkanlah kejujuran menjadi pusaka hidupku saat ini dan selamanya.
No comments:
Post a Comment