Feb 14, 2011

MEREKAM SEJARAH LEWAT KOLEKSI

Banyak orang awam akan memandang miring dan aneh pada sejumlah orang yang memiliki kecintaan berlebih pada sesuatu benda. Apalagi jika benda itu seringkali dianggap sebagai sebuah benda yang remeh dan tak bernilai. Juga jika upaya memiliki dan menyimpan benda-benda itu identik dengan menghambur-hamburkan uang, tenaga dan waktu untuk sesuatu yang tidak berguna. Namun jangan salah. Di balik “fanatisme” mereka yang seakan mubazir itu, tersimpan banyak sekali makna atau falsafah hidup, juga tujuan dan visi serta misi yang sangat mulia.

Adalah Binton Nadapdap. Kolektor buku-buku dan naskah atau manuskrip tua sejak 1992 ini, awalnya hanya hobi mengumpulkan buku-buku tentang lukisan untuk memperdalam pengetahuannya soal lukisan. Namun saat mengetahui banyak sekali pemburu naskah-naskah kuno dari negara-negara jiran di tanah air, muncul visi lain dalam dirinya. Konservasi sejarah harus dilakukan untuk bangsa ini, begitu pemikirannya. Sejak itu, berbagai manuskrip tua nan langka menjadi obyek perburuan Binton, untuk menyelamatkan arsip-arsip sejarah bangsa. Akhirnya Binton menjadi kolektor segala sesuatu yang bernilai sejarah dan unik. Mulai dari ratusan lukisan, ribuan foto-foto bersejarah bangsa yang jarang diketahui publik, hingga puluhan ribu buku, perangko, mata uang hingga kartu pos dari masa ke masa. Obsesinya? Membangun perpustakaan untuk seluruh arsip-arsip tua miliknya, yang bisa diakses semua orang yang mau mengetahui sejarah bangsa ini.

Anda pernah mendengar gelar Ratu Botol atau Ratu Skuter? Julukan itu pernah melekat pada seorang aktris senior tiga jaman Indonesia. Dialah Connie Sutedja, mantan personel The Golden Girls yang juga lebih tenar dengan sebutan Ibu atau Nenek Hebring. Lantas mengapa juga digelari Ratu Botol dan Ratu Skuter? Tak lain karena hobinya yang gemar mengumpulkan beragam botol bekas minuman atau obat dari yang sangat tua (buatan tahun 1400-an) hingga baru, dari kaca maupun tanah liat. Dan Ratu Skuter melekat padanya karena ia suka keluar masuk berbagai pasar loak di seluruh daerah saat syuting film mengendarai skuter untuk berburu berbagai benda antik dan tua. Selain mengoleksi ribuan botol, rumah Connie juga dipenuhi dengan berbagai benda kuno lainnya. Mulai dari mebel-mebel antik tua, kulkas kuno, radio kayu jadul, seterika arang, jam antik, mesin ketik kuno, keramik, batik dan juga pemutar piringan hitam atau gramofon kuno nan langka yang ketika ditanyakan apakah akan dilepas jika ditawar ratusan juta, dengan yakin dan mantap dijawabnya “ tidak akan saya lepas!”. Ternyata ada sebuah rahasia di balik jawaban ini lho! 

Marc Peeter mungkin lebih unik lagi. Pria warga negara Belgia yang tinggal di Jakarta ini, adalah seorang kolektor keris. Keris? Memang aneh. Meski tak ada sepercik pun darah Jawa atau Asia di dalam tubuhnya, tapi Marc adalah pemilik sekitar 300-an keris. Mulai dari keris dari abad ke-7 Masehi hingga keris sepanjang 1 meter. Kegemarannya pada senjata tusuk tradisional ini berawal saat menyunting istrinya yang asal Klaten Jawa Tengah pada 1980-an. Ia mewarisi 2 keris “pusaka” dari keluarga istrinya. Seorang kerabat istrinya mampu meyakinkan Marc tentang “nilai lain” sebuah keris, bukan semata-mata sebuah senjata saja. Namun ada makna tertentu dari usia, motif atau pamor, hingga teknologi pembuatan keris, yang menurutnya canggih melampaui jaman. Dan akhirnya Marc terhanyut dalam usaha perburuan keris, hingga memiliki ratusan keris, juga senjata tradisional lain seperti tombak, pedang dan baju zirah/perang tradisional. Sejumlah kisah-kisah hidup yang kemudian dialami Marc di luar logikanya sebagai seorang bule, membuatnya percaya tentang “nilai lain” keris, dan membuatnya melakukan ritual rutin perawatan keris layaknya orang Jawa. Peristiwa apakah itu? 

Masih ada kolektor yang memiliki visi dan misi mulia berkaitan dengan konservasi alam dan lingkungan. Mereka adalah Rahmat Shah dan Bruder Henk Van Mistright. 

Rahmat Shah adalah pemburu dan petualang yang telah terakui di dunia internasional sebagai satu-satunya pemburu Indonesia yang namanya masuk dalam daftar Great Hunter dunia. Rahmat adalah pecinta binatang sekaligus pemburu legal yang berkonsep “konservasi dengan pemanfaatan”. Maksudnya adalah bahwa ia berburu berbagai binatang dengan tujuan untuk pelestarian beragam spesies binatang itu sendiri. Kok bisa berburu dan membunuh dianggap sebagai bentuk pelestarian? Bisa, karena ada sejumlah syarat atau peraturan berburu internasional yang berat dan wajib dipenuhi sebelum boleh memburu dan membunuh binatang tertentu tersebut. Misalnya kompensasi uang dalam jumlah yang sangat besar demi seekor binatang yang sudah tua, tidak produktif atau predator tak wajar bagi habitatnya, di mana uangnya dialokasikan untuk kepentingan konservasi spesies dan habitat binatang buruan yang sama, yang masih muda dan produktif lainnya. Masih ada syarat berat lainnya, yang selama ini tak diketahui banyak orang awam, mungkin juga kalangan penyayang binatang, yang membuat seorang pemburu dianggap sebagai seorang pecinta dan pelestari fauna. Dan kini, selain sebagai pengurus yayasan pengelola sejumlah kebun binatang nasional, Rahmat memiliki galeri fauna dengan sekitar 1000 spesies binatang, besar kecil, darat udara laut hingga hewan langka. 

Begitu juga Bruder Henk. Kecintaan bule WNI kelahiran Belanda ini pada berbagai serangga terbang, mengantarnya sebagai seorang kolektor 60.000 spesimen kupu-kupu, ngengat, nyamuk, belalang, capung, lebah dan sebagainya. Saat bertugas di Papua sejak 1974 hingga saat ini, ia merasa prihatin dengan semakin memburuknya kualitas hutan yang katanya paling perawan di Indonesia itu. Hal itu terlihat dari kualitas dan kuantitas koleksinya. Ini hal aneh lagi. Bruder Henk menyatakan bahwa koleksinya itu, bisa digunakan sebagai indikator tingkat perbaikan atau penurunan kualitas alam dan lingkungan di Papua atau hutan di pulau lainnya. Jadi bukan semata-mata tindakan kurang kerjaan dan merusak alam lewat pengawetan serangga terbang. Pingin tahu alasan dan penjelasannya? Saksikan selengkapnya di Kick Andy minggu ini. 

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search