Ini adalah cerita Tao mengenai seorang petani tua yang telah bertahun-tahun bekerja di kebunnya. Suatu hari kudanya lepas dan kabur tanpa diketahui kemana. Mengetahui hal ini, para tetangganya datang mengunjungi dan menunjukkan simpati pada petani tua itu. Kata mereka, "Duh, betapa buruknya nasibmu pak tua."
Jawab petani tua, "Yah, mungkin saja."
Keesokan harinya kuda yang lepas itu kembali dan membawa tiga ekor kuda liar. Kembali para tetangganya datang dan berkata, "Wah, betapa beruntungnya engkau pak tua."
Jawab petani tua, "Yah, mungkin saja."
Kemudian anak lelaki petani tua itu berusaha untuk menunggangi salah satu dari kuda liar itu, namun ia terlempar jatuh dan kakinya patah. Sekali lagi para tetangga berdatangan dan menunjukkan simpati, "Duh, betapa buruknya nasibmu pak tua."
Jawab petani tua, "Yah, mungkin saja."
Esok harinya ada sebuah rombongan tentara datang memasuki desa itu untuk mencari anak-anak lelaki untuk dikenakan wajib militer. Mereka juga mendatangi rumah petani tua. Ketika mereka mengetahui bahwa kaki dari anak lelaki petani itu patah, mereka meninggalkannya. Para tetangga berdatangan lagi, memberikan selamat pada petani tua itu dan menyatakan, "Wah, betapa beruntungnya engkau pak tua."
Sekali lagi petani tua itu menjawab, "Yah, mungkin saja."
---------------------------------------------
Apa arti sebuah nasib baik dan nasib buruk? Bukankah bila kita menerima semua ini dengan hati lapang dan apa adanya, maka nasib baik atau nasib buruk hanyalah sebuah penafsiran pikiran atas kenyataan yang ada.
No comments:
Post a Comment