
Pada masa
lalu, ketika seorang pasien sakit telah sembuh, ia merasa berterima kasih
kepada dokter, seperti bunyi peribahasa, "Ketika seseorang menerima
sesuatu walau setetes air, kita harus membayar kembali dengan sumber air."
Pasien selalu melakukan apa yang mereka dapat dengan mengunjungi dan memberi
hadiah seperti pada keluarga. Perampok bahkan bisa melakukan itu,
apalagimasyarakat umum. Beberapa pasien yang sangat miskin. Setelah mereka
kembali,mereka pergi ke gunung untuk memilih jamur berharga shiitake dan
dikirim ke dokter mereka.
Masyarakat
modern sama sekali berbeda. Suatu kali saya tinggal di rumah dokter setempat
setelah saya datang ke Amerika. Dia adalah seorang dokter tua dengan
keterampilan medis sempurna. Dia dapat melakukan segala jenis operasi sulit
baik operasi dalam maupun menyembuhkan luka luar. Hampir semua orang di kota
ini di bawah 30 tahun yang disembuhkan olehnya. Namun, dia merasa lebih dan
lebih sulit untuk praktek dokter dalam beberapa tahun terakhir. Karena takut melakukan salah diagnosa dan
digugat pasien, ia meminta pasien untuk melakukan semua jenis pengujian untuk
menentukan suatu penyakit, bahkan pada penyakit yang sudah jelas gejalanya.
Hartanya dialihkan atas nama istri dan anaknya. Sebabnya dia takut digugat oleh
para pasien. Salah seorang teman ahli kandungan yang sangat baik telah digugat
oleh para pasien sembilan kali dalam satu tahun. Karena itu, dia sangat
berhati-hati dan gelisah sepanjang hari.
Dalam
masyarakat modern, hubungan antara dokter dan pasien telah sepenuhnya berubah
menjadi salah satu usaha komersial. Pasien pergi ke dokter dan membeli obat
dengan uang. Jika mereka tidak puas, mereka dapat menggugat dokter mereka
menggunakan segala macam alasan. Dokter meminta pasienmereka untuk semua jenis
pemeriksaan dengan berbagai macam instrumen dan test lab. Dengan hasil tes,
mereka dapat menulis resep sebagai bukti dan menjadi lebih terlindungi. Hal ini
menambah biaya pengobatan pasien, jasa
dokter serta asuransi kesehatan. Selain itu, pengacara mengambil keuntungan
dari itu. Setiap orang takut dirugikan antara satu sama lain dan hubungan mereka
menjadi tegang.
Akibatnya,
lingkaran setan yang telah dibentuk, dan biaya perawatan medis telah menjadi
beban bagi seluruh masyarakat. Hal ini sebenarnya sebuah hubungan yang
ditetapkan seorang dokter dan pasien secara bersama-sama. Ini bukan salah
pasien yang memilih-milih dokter. Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Butuh
10x kelahiran menjalin takdir pertemuan bagi dua orang yang menyebrangi sungai
dengan perahu yang sama, “ demikian pula bagi pasien yang pergi ke dokter.
Dalam sebuah kisah “Kehidupan dulu dan kini” yang ditulis berdasarkan rekam
medis psikolog, dikatakan bahwa salah seorang pasiennya mengingat kehidupan
sebelumnya dan mengatakan bahwa dokter langganannya sekarang adalah gurunya
dikehidupan yang lampau. Hal ini merefleksikan takdir pertemuan yang
terjalinantara dokter dan pasien di kehidupan sebelumnya.
Sebenarnya,
kehidupan orang saat ini adalah hasil dari wujud karma mereka dan mereka sedang
membayar hutang karma. Hubungan diantara mereka berdasarkan pada prinsip sebab
akibat, kehilangan dan memperoleh.
Begitu juga yang terjadi antara hubungan dokter dan pasien. Ketika
seorang dokter mengobati pasien, ia telah melakukan kebaikan, untuk membayar
karma atas hutang dari kehidupan sebelumnya yang dibawanya mati.
Jika dokter
membuat kesalahan seperti mencabut gigi yang salah, salah amputasi atau meminta
untuk membayar harga lebih, dia kemudian membuat hutang lagi dan akan tetap
harus membayar nanti. Berbicara mengenai pasien, kesengsaraan mereka sendiri adalah mereka membayar hutang
karma. Tubuh sakit, penderitaan mental dan biaya pengobatan mereka yang besar
adalah untuk membayar hutang karma.
Setelah membayar karma maka mereka akan menjadi sehat dan memiliki
kehidupan yang nyaman. Jika seseorang hanya meminta perawatan dari dokter,
tetapi mau menanggung apa-apa, sakit itu
akan lebih sulit untuk disembuhkan
No comments:
Post a Comment