Berjalan santai di taman umum adalah suatu hal yang sangat menyenangkan, rerumputan hijau bagaikan permadani, pepohonan yang rindang, empat musim dalam satu tahun bunga-bunga mekar semerbak menyambut kehadiran semua orang.
Setiap pagi hari saya sering melihat seorang paman tua yang memelihara bunga-bunga dan pepohonan yang ada. Digunting dan disiram dengan air, kesibukan ini membuat sekujur tubuhnya berpeluh.
Tak tertahankan pada suatu hari saya menghampiri paman tua itu untuk menyatakan rasa hormat dan terima kasih.
Paman tua itu tertawa dan berkata, “Tak mengapa! Sudah pensiun mencari kesibukan! Semua ini sukarela! Rumput bunga dan dahan pepohonan harus sering dirapikan dan digunting, baru bisa tumbuh dengan baik, juga agar tidak ditumbuhi ulat dan nyamuk, tidak menjadi tempat persembunyian orang jahat, dengan demikian semua orang akan senang untuk datang ke taman.”
Selanjutnya dengan sangat gembira dia memberitahu saya, belum lama ini bunga sepatu yang digunting dan dirapikan, sekarang sudah berbunga, indah sekali, apakah mau pergi melihat?
Paman tua ini kemudian mengantar saya pergi ke sisi lain dari taman ini, bunga-bunga sepatu yang tumbuh di atas pagar sebaris demi sebaris sudah di gunting dengan rapi, ada yang sudah mekar, ada juga yang berkuncup akan mekar. Senyum kepuasan penuh terlukis di atas wajahnya, mekarnya bunga-bunga itu adalah balasan yang terbaik yang diberikan kepada paman tua.
Pada sore hari saya biasa ke taman umum yang lain, yang juga adalah suatu taman besar yang bisa dibuat berolah raga, taman itu juga punya sebuah kolam bunga teratai! Banyak sekali orang yang senang pergi ke taman ini untuk berolahraga, di sana juga sering terlihat seorang paman tua merapikan kebun bibit bunga.
Suatu hari, ketika dia sedang berjongkok di atas tanah sibuk menanam bunga mawar, datanglah seorang teman yang berkata kepadanya, “Paman Harry, menanam bunga lagi jika bisa dicabut oleh orang, buat apa menanam?”
Paman tua itu menjawab, “Tidak apa-apa! Siapa yang senang boleh ambil, saya toh bisa menanam lagi.”
Saya maju ke depan mengajak paman itu bercakap-cakap. Ternyata paman tua ini adalah seorang tukang kebun, sangat berpengalaman dalam seni perkebunan untuk menciptakan suatu pemandangan yang indah, yang juga merupakan kesenangan satu-satunya yang dia miliki.
Di taman ini dia telah menanam ratusan batang bunga dan pohon. Jika melihat wajahnya seperti orang yang berusia limapuluhan tahun. Akan tetapi saat mendengarkan kisahnya kelihatannya usianya sudah tidak muda lagi.
Sungguh tak dapat dibayangkan, rambutnya hitam pekat, wajahnya merah cerah bersinar, tidak ada kerutan di atas wajahnya, tubuhnya kekar penuh dengan semangat. Dia mengatakan usianya sudah delapanpuluh tahun, tidak memiliki rahasia apapun agar bisa awet muda, satu-satunya adalah menanam bunga.
No comments:
Post a Comment