resolusi terbaik bagi diri mereka di tahun yang baru. Tidak terkecuali
Kick Andy yang sudah hadir sejak tahun 2006. Di tahun 2012 ini Andy F. Noya
menyampaikan beberapa resolusinya sebagai host Kick Andy.
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Oleh karena itu dalam episode ini
Andy F. Noya berani blak-blakan, menampilkan kesalahan-kesalahannya selama
membawakan program Kick Andy. Namun Andy F. Noya tidak sendirian karena ia
mengundang Butet Kartaredjasa untuk mendampinginya membuka “aib”nya selama ini.
Penonton di rumah mungkin tidak pernah tahu bahwa Andy F. Noya kerap
melontarkan humor saat break shooting di studio. Untuk itu, ia kemudian meminta
pendapat Butet tentang humor-humornya selama ini. Butet yang pernah menjadi
salah satu juri di sebuah acara stand-up comedy kemudian mengomentari humor
Andy. F Noya.
Tidak hanya itu, Andy F. Noya kemudian secara blak-blakan juga
menampilkan kesalahan-kesalahan lainnya yang pernah ia lakukan saat rekaman
Kick Andy. Dalam hal ini Butet mengaku salut karena kebanyakan orang berusaha
menyembunyikan kesalahan mereka agar tidak ada orang yang mengetahuinya tetapi
Andy F. Noya justru kebalikannya.
Sebagai sebuah acara talkshow dengan tagline “menonton dengan hati”.
Andy F. Noya ingin menampilkan dirinya apa adanya, sebagai manusia biasa
dirinya pun tidak luput dari kesalahan. Dari kesalahan itulah kemudian kita
belajar untuk menjadi lebih baik.
Duet maut Andy F. Noya dan Butet
Kartaredjasa membuat penonton studio terhibur sepanjang rekaman berlangsung dan
bahkan tidak berhenti tertawa. Karena di setiap segment-nya Andy. F Noya tidak
lupa untuk menceritakan humor andalannya kepada para penonton, seperti humor
“Joko” dan “Monoton”. Silahkan Anda sendiri yang menilai apakah humor tersebut
lucu atau tidak. Penasaran? Jangan lewatkan untuk menyaksikan sisi lain dari
Andy F. Noya dalam Blak-Blakan Ala Kick Andy!
Semua Punya Musik
Kreatifitas dalam bermusik tidak akan pernah berhenti. Tak hanya pada
karya musik yang dihasilkan, tetapi juga pada instrumen musik yang digunakan.
Untuk memeriahkan episode Kick Andy di penghujung tahun ini, para seniman musik
yang hadir membawa instrumen musik yang mereka ciptakan dari hasil eksplorasi
mereka dan memainkannya.
Hendrik Julieus Mantiri. Hendrik
yang dikenal sebagai maestro musik bambu ini mengusung musik bambu asal
Minahasa. Meski kedua orang tuanya mewariskan sejumlah musik bambu padanya,
tetapi ia mencoba membuat alat musiknya sendiri. Setelah berhasil dengan alat
musik buatannya, Hendrik pun membentuk kelompok musik bambu yang kemudian cukup
terdengar namanya. Hingga tahun 1991 kelompok musiknya itu berkesempatan tampil
di Jakarta. Komentar Pak Menteri saat itu mengatakan bahwa musik Hendrik belum
sepenuhnya musik bambu. Terpicu atas sindiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
yang ia terima, Hendrik berupaya keras untuk membuat alat musik bambu yang
menghasilkan suara setara dengan yang dihasilkan dari alat musik logam. Dari
hasil kerja kerasnya, saat ini Hendrik telah berhasil membuat puluhan jenis
alat musik bambu, diantaranya adalah suling (sofran dan alto), klarinet
(sofran), seksofon (alto), komro (tenor), cello, tuba, overtone, kontra bass,
dll. Sejauh ini sudah ada delapan set alat musik bamboo yang ia buat, satu
setnya terdiri dari dua suling, tiga saksofon, empat clarinet, tiga bass dan
dua belas korno. Instrumen yang paling banyak yang dipesan adalah saksofon,
bahkan melalui utusannya - mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton,
bahkan pernah membeli saksofon bambu darinya. Hendrik yang beberapa kali
mendapat penghargaan, salah satunya pada bulan Juni 2009 - ia menerima
Penghargaan Piagam Maestro Seni Musik Tradisi dan Pin Emas Maestro serta Plakat
Lencana dari Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono ini, telah membuat yayasan sebagai
pusat pelatihan, pengembangan dan pelestarian Musik Bambu Tradisi yang
berkedudukan di Desa Lemoh Barat Kecamatan Tomabariri Kabupaten Minahasa
Sulawesi Utara. Misinya hanya satu, yaitu melestarikan musik bambu, musik
tradisional Sulawesi Utara ini hingga ke pelosok nusantara dan luar negeri.
Joko Santoso dan musik gergaji.
Rusaknya hutan di kampung halamannya membuat Joko gusar dan marah.
Tangan-tangan jahil telah membuat alam seakan tak ramah lagi kepada manusia.
Hal itulah yang membuat Joko melakukan protes dengan caranya sendiri, yaitu
dengan bermusik. Suara gergaji penebangan pohon di hutan-hutan di Bojonegoro
yang sering didengarnya selama bertahun-tahun telah memberinya inspirasi. Joko
pun bereksplorasi menggunakan gergaji sebagai sebuah instrumen musik yang dapat
menghasilkan bunyi.
Ahmad Thian Fultan, Andzar Agung
Fauzan, dan Tedi Nurmanto - adalah sekelompok anak muda asal Jatiwangi yang
berangkat dari komunitas bernama Jatiwangi Art Factory (Jaf) yang didirikan di
Desa Jatisura, Jatiwangi, Cirebon, pada 27 September 2005. Jaf sendiri
merupakan organisasi nirlaba yang fokus terhadap kajian kehidupan lokal
pedesaan lewat kegiatan seni dan budaya seperti festival, pertunjukan,
senirupa, musik, video, pameran, residensi seniman, diskusi bulanan, siaran
radio dan pendidikan. Sejak 2008 Jaf bekerjasama dengan Pemerintah Desa
Jatisura melakukan riset dan penelitian berkolaborasi dengan kesenian
kontemporer. Mereka yang tergabung dalam grup yang mereka namai Good Manner ini
adalah salah satu grup musik bentukan dari komunitas Jaf. Good Manner dalam
bermusik menggunakan instrumen musik yang berasal dari gerabah/keramik dan juga
genteng. Mereka sudah tampil dibeberapa acara musik besar seperti Java Jazz,
Sculpture Square Singapore, dll. Semangat yang diusung dari setiap penampilan
grup musik ini adalah ingin menjadikan gerabah/keramik dan genteng sebagai
kesenian tradisional Jatiwangi.
Iwan Lonceng adalah penggila
scooter. Hobinya berbuah kreatifitas unik yang luar biasa. Ia mengubah barang
rongsokan onderdil scooter menjadi alat musik. Ide untuk membuat beberapa alat
musik dari rongsokan scooter ber-merk dagang vespa itu didapat Iwan Lonceng
ketika ia melihat salah seorang temannya bernama Abah Richard—salah satu
anggota Black Scooter, club vespa di kota Bandung—akan menjual rongsokan vespa
yang tidak terpakai ke tukang loak. Alat musik pertama yang diciptakan oleh
Iwan Lonceng dari rongsokan vespa adalah alat musik yang dimainkan dengan cara
dipukul, yaitu perkusi. Perkusi pertamanya ini dibuat dari body vespa. Dalam
waktu setahun- kini Iwan Lonceng sudah membuat 23 jenis alat musik, mulai dari
alat musik tiup, gesek, pukul, petik, dan lain sebagainya. Semuanya berasal
dari keran bensin, tanki bensin, selahan/pijakan starter vespa, karburator, velg
dan ban dalam, hingga knalpot. Menggunakan alat musik buatan tangannya itu,
Iwan Lonceng dan beberapa temannya sudah melakukan pertunjukan. Misinya adalah
mengusung alat musiknya hingga ke negeri asal scooter vespa ini dilahirkan.
No comments:
Post a Comment