Semakin sederhana kehidupan manusia, maka ia
akan semakin berbahagia, prinsip tersebut bukanlah setiap orang bisa mengerti.
Orang awam jika dalam kehidupan nyata
terombang-ambing oleh arus (tidak mempunyai pendirian sendiri), hanya untuk
mengejar dan menikmati materi, maka dia harus sering kali menghadapi segala
macam tekanan dalam hidup serta tekanan mental, dalam jangka panjang beban
mental semacam ini akan membuat derita yang tidak bisa diutarakan.
Sedangkan jika ingin mencapai suatu taraf
pikiran yang santai dan nyaman, maka ia harus mengerti bahwa saat menemui
sesuatu permasalahan ia harus tenang, menuruti kehendak Langit dan tidak perlu
menuntut hal-hal yang berlebihan.
Saya teringat ketika masih di SMU, ada seorang
ibu dari teman sekelas yang meninggal dunia karena sakit. Karena alasan
tersebut setiap hari dia menangis tersedu-sedu di dalam kelas, siapapun yang
memberi nasehat tidak didengarkan.
Suatu hari seorang guru kimia yang pandai
membawa segelas air putih ke dalam kelas dan bertanya kepada semua murid:
“Menurut pendapat kalian seberapa beratkah segelas air putih ini?” Para murid
ada yang menjawab 20 gram, ada pula yang menjawab 50 gram. Guru tersebut balik
bertanya lagi: “Berat dari segelas air tersebut tidak penting, yang terpenting
adalah berapa lama Anda bisa mengangkat segelas air putih ini?”
Setelah menanti beberapa saat, tidak ada orang
yang menjawab, ia lalu melanjutkan berkata: “Mengangkat selama satu menit,
tidak masalah bagi semua orang; mengangkat selama satu jam, mungkin ada orang
yang merasakan tangannya menjadi linu; mengangkat selama satu hari, mungkin ada
orang yang jatuh lumpuh karena kelelahan. Sebenarnya saya sangat prihatin
dengan kejadian yang dialami oleh siswa yang karena kepergian ibunya, telah
menangis selama satu minggu lebih, jika begini terus bisa bagaimana jadinya
nanti?” Mendengarkan niat dan pengarahan dari sang pengajar yang tulus, siswa
itu akhirnya tersadarkan dan segera menghentikan tangisnya.
Berat dari segelas air sebenarnya sama saja,
tetapi seiring dengan lamanya waktu mengangkat, kita akan bisa merasakan
semakin berat. Dengan prinsip yang sama, ketika manusia menghadapi berbagai
macam tekanan mental jika tidak mengerti bagaimana untuk melepaskannya, maka
dalam jangka waktu panjang orang tersebut akan hancur.
Seorang kultivator jika dalam proses
kultivasinya ia tidak bisa melepaskan berbagai macam keterikatan dan keinginan
manusia, maka selamanya dia tidak akan bisa mencapai taraf kebebasan yang
ekstrim tinggi dalam kultivasinya.
Menurut legenda, saat Buddha Sakyamuni masih
hidup, ada seseorang yang bernama He Zhi (Jari Hitam) dari aliran Brahmana
datang menghadap Sakyamuni. Dia menggunakan kekuatan supranaturalnya mengambil
dua buah vas bunga di dalam kedua tangannya, untuk dipersembahkan kepada Buddha
Sakyamuni (Siddharta Gautama).
Buddha Sakyamuni berkata dengan suara yang
keras kepada He Zhi: “Lepaskan!” Karena itu He Zhi lalu meletakan vas bunga
yang berada dalam tangan kirinya ke lantai. Buddha Sakyamuni lalu berkata lagi:
“Lepaskan!” Maka He Zhi melepaskan lagi vas bunga yang berada di dalam tangan
kanannya dan diletakkan di lantai juga. Namun untuk selanjutnya Buddha
Sakyamuni masih berkata: “Lepaskan!” Maka He Zhi terpaksa menjawab: “Kedua
tangan saya telah kosong, sudah tidak ada lagi yang dilepaskan, mengapa Anda
masih menyuruh saya melepaskan?”
Buddha Sakyamuni lalu berkata kepadanya: “Saya
tidak menyuruh Anda melepaskan vas bunga, yang saya minta Anda lepaskan itu
adalah enam pangkal, enam dunia fana dan enam kesadaran. Ketika Anda bisa
melepaskan kesemuanya ini, baru bisa terbebaskan dari inkarnasi manusia.”
Dengan hati yang murni dan jernih dan dengan
keinginan yang minim Anda akan memperoleh kebebasan dengan perasaan yang sangat
damai. Bila segala situasi yang Anda temui dapat dihadapi dengan hati yang
jernih dan tenang maka Anda akan mendapatkan kepuasan tersendiri, terlepas dari
segala belenggu hasrat manusia.
No comments:
Post a Comment