Hampir semua masyarakat keturunan Tionghoa yang pernah
pergi ke Amerika Utara mengetahui bahwa semua rumah makan yang dikelola oleh
orang Tionghoa, selalu menyediakan ikan yang sangat digemari oleh orang
Tionghoa itu sendiri. Ikan itu bernama ikan Long Li.
Ikan jenis ini dagingnya sangat lezat dan sedap, ikan
tersebut hanya satu sisi saja yang berdaging dan sisi lain tidak berdaging,
tubuhnya juga memiliki dua warna yang berbeda, sisi yang tidak berdaging
berwarna putih, dan sisi yang berdaging berwarna cokat tua.
Mengapa ikan ini berbeda dengan jenis ikan yang lain?
Simak kisah yang mengharukan di bawah ini!
Dahulu kala tinggallah seorang anak muda bersama
ibunya yang buta. Karena menderita sakit, maka ibunya hanya bisa berbaring di
atas ranjang sepanjang tahun.
Musim dingin pada bulan Desember tahun itu, salju
sedang beterbangan turun, ibunya sudah beberapa hari berturut-turut tidak
makan. Anak muda yang sangat mencemaskan ibunya itu lalu bertanya, “Ibu,
makanan apa yang ibu inginkan?”
Ibunya memahami keadaannya yang sangat miskin, dia
sendiri sepanjang tahun hanya bisa berbaring di atas ranjang yang malah akan
memperberat tanggungan keluarga. Kali ini dia sudah membulatkan tekad tidak
makan dan minum dan menunggu ajal tiba.
Sang anak sangat cemas, ia berharap ibunya bisa makan
sedikit, walaupun itu hanya sedikit bubur tajin untuk menyelamatkan nyawa
ibunya dari maut. Ibunya juga mengetahui di saat musim dingin seperti ini,
permukaan sungai pun sudah beku menjadi es, bagaimanapun juga anaknya tidak
akan bisa menyulap seekor ikan untuk dimakan. Agar anaknya tetap di rumah dan
tidak pergi ke mana-mana, dengan nada yang tidak bersungguh-sungguh dia berkata
bahwa dia ingin makan ikan.
Pemuda ini adalah seorang yang sangat berbakti. Dia
mengira ibunya benar-benar ingin makan ikan, dia sangat girang sekali, dia pun
beranggapan kali ini ibunya pasti akan tertolong. Tetapi saat dia menengok
keluar rumah, di luar hanyalah terlihat hamparan salju yang putih, angin utara
sedang bertiup menderu-deru. Si pemuda kembali khawatir, ia tidak tahu harus
kemana untuk mencari ikan, salju telah membekukan semua sungai menjadi es.
Tetapi karena sangat ingin menolong ibunya, dengan
membulatkan tekad, pemuda itu meminta ibunya untuk me-nunggu, dan dia pun
berlari menerjang keluar menuju ke sungai yang berada di dekat rumahnya.
Pemandangan yang ada di depan matanya saat itu hanyalah permukaan sungai yang
tertutup oleh salju dan es yang sangat tebal. Mustahil untuk mendapatkan ikan
dalam kondisi seperti ini.
Hatinya pun gelisah. Tapi dia sangat ingin sekali
memenuhi keinginan ibunya. Dia lalu berdoa kepada Tuhan dan dewa penjaga sungai
agar membantu untuk menolong ibunya. Kemudian, dia membuka baju dan menggunakan
panas tubuhnya yang sangat lemah itu untuk mencairkan permukaan sungai yang
sangat dingin menusuk tulang itu.
Dapat dikatakan apa yang terjadi kemudian sungguh
aneh. Mungkin berkat ketulusan hati si pemuda itu sehingga doanya membuahkan
hasil. Secara ajaib salju dan es yang menutupi permukaan sungai itu sebagian
mencair dengan cepat. Mendadak seekor ikan segar melompat keluar ke atas
permukaan es.
Pemuda itu menjadi girang dan ia sangat bersyukur
kepada Tuhan, serta berterima kasih kepada ikan itu. Seumur hidupnya dia tidak
pernah membunuh, saat itu dia memegang ikan itu dan berkata, “Saya sebenarnya
tidak ingin melukaimu, saya hanya ingin menolong ibu, terpaksa saya harus
mengambil dagingmu sedikit.”
Si pemuda hanya mengambil daging ikan itu dari satu
sisi saja dan tidak melukai organ dalam ikan itu, lalu ikan itu dia lepaskan
kembali ke dalam sungai.
Di kemudian hari ikan tadi dinamakan ikan berbakti.
Dan sekarang oleh masyarakat keturunan Tionghoa yang hidup diluar negeri, ikan
ini disebut ikan Long Li.
Malam itu, si pemuda segera memasak dan menyuapi
ibunya yang sekarat dengan sup ikan yang lezat itu. Sangat ajaib, setelah minum
sup ikan itu tubuh ibunya kian hari kian membaik dan penglihatannya pun
berangsur-angsur pulih.
Suatu niat dan kelakuan yang begitu agung, sungguh
telah menggetarkan dan mengharukan langit dan bumi, akhirnya ia akan
mendapatkan balasan dengan apa yang disebut keajaiban oleh manusia. Meskipun
banyak orang tidak mempercayainya, tetapi keajaiban ini benar-benar pernah
dialami oleh orang-orang tertentu.
Ada orang
yang telah divonis oleh dokter bahwa sakitnya sudah tidak dapat disembuhkan,
tetapi akhirnya ia mendapatkan kesembuhan yang tak terduga; ada yang sedang
dalam kesulitan keuangan untuk membayar uang masuk sekolah anaknya, tiba-tiba
mendapatkan rejeki senilai persis yang diperlukan untuk keperluan sekolah
anaknya, dan lain-lain kejadian lagi. Semua hal-hal mengharukan ini sebenarnya
menandakan apa? Tak lain dan tak bukan adalah untuk mengingatkan manusia bahwa
Sang Pencipta senantiasa tahu akan perilaku, hati dan pikiran setiap insan-Nya!
Ada orang
merasa telah menjadi orang baik, tetapi mengapa malang nasibnya?
Sesungguhnya, orang yang benar-benar baik, ia tidak
akan mengeluh terhadap nasibnya. Ia akan sepenuhnya menyadari bahwa Yang Kuasa
adalah Maha Belas Kasih, tentu telah mengatur nasibnya sedemikian rupa adalah
untuk kebaikannya juga. Sang Pencipta tentu punya maksud-maksud lain yang tidak
kita pahami.
No comments:
Post a Comment