Menarik kereta, makan dengan jungkir balik, semuanya yang
dikerjakan orang lain dengan berdiri, dapat dikerjakan dengan jungkir balik
oleh Liu Tianquan dari Pu Yang, Tiongkok.
Kemampuannya yang hebat ini adalah untuk menghibur ibunya
yang mengalami gangguan kejiwaan. Dia mulai berlatih jungkir balik sejak usia 5
tahun, sampai sekarang sudah 31 tahun. Kini ingin memanfaatkan kemampuan
khususnya ini untuk mencari pekerjaan guna menghidupi keluarganya.
Menurut laporan Orient Today, pada 26 Januari siang hari,
Liu Tianquan yang baru pulang bekerja dari Zhen Zhou ke kampung halamannya,
dengan tergesa-gesa berangkat ke rumah kakak sulungnya yang berjarak kira-kira
300 meter. Setelah selesai mempertunjukkan makan mantou dan mengenakan sweater
sambil jungkir balik, tak tertahan lagi sang ibu mulai tertawa.
"Kamu koq memperagakan lagi jungkir balik! Sejak
kecil kamu sangat lincah, kalau kamu yang memperagakan aku tidak khawatir,
tempo hari kakak sulungmu juga mau ikut-ikutan, apapun yang dikata, aku tidak
mengizinkannya, kalau lehernya patah bagaimana?"
Zhao Caiqin, sang ibu yang berusia 72 tahun, gangguan
jiwanya baru kambuh, wajahnya tanpa perasaan, tidak mau makan, menggumam tiada
hentinya, dengan cepat telah pulih menjadi normal, pembicaraannya juga sudah
normal.
Ayahnya mengatakan, "Anak saya yang ke-4 (Liu
Tianquan), sangat berbakti. Dalam cuaca yang sangat dingin seperti ini, masih
datang mencuci pakaian sang ibu. Beberapa waktu yang lalu di rumah kekurangan
air, dia membawakan air dari rumahnya."
Mempertunjukkan jungkir balik untuk membuat Ibu tertawa
Liu Tianquan yang berusia 36 tahun menceritakan
kenangannya, pada usia 5 tahun. Sang ibu yang berperasaan halus menjadi sakit
karena depresi, jiwanya terganggu, sering marah-marah, membanting-banting
mangkuk dan panci. Pada saat sangat parah, dia bahkan dapat membacokkan pisau
masak sekenanya. Saat melihat ibunda yang biasanya penuh kasih menjadi seperti
ini dia sangat bersedih.
Pada suatu kali ketika ibunya kambuh lagi, secara
kebetulan me-lihat dia sedang berdiri jungkir balik, tiba-tiba menjadi geli dan
tertawa dengan sangat gembira. Setelah itu setiap kali melihat dia jungkir
balik sang ibu menjadi sangat bersuka cita sampai-sampai berjoget.
Melihat ibunda bergembira, Liu Tianquan juga sangat
girang, sehingga berlatih dengan lebih te-kun. Melihat sang ibu makan mantou,
dia akan makan dengan berdiri jungkir balik, dia pernah tersedak sampai sulit
bernafas. Melihat sang ibu merajut baju wol, dia sambil jungkir balik akan
membantu menggulung benang wol. Pada saat berusia 8 tahun dia sudah dapat
mengenakan pakaian sambil jungkir balik; pada usia 15 tahun dapat mengangkat timba
air sambil jungkir balik
Selama 31 tahun berlatih jungkir balik, Liu Tianquan
selalu mengusahakan agar sang ibu bergembira dengan berbagai cara, sehingga
gangguan jiwa sang ibu sangat berkurang. Ketika kondisi jiwa sang ibu normal,
beliau tidak membiarkan Liu Tianquan jungkir balik, dia sangat menyayangi
putranya itu, "Nak, kamu jangan berdiri jungkir balik lagi, kalau lehermu
patah bagaimana? Kamu makan sambil berjungkir balik kalau tersedak
bagaimana?"
Dalam penderitaan terkandung kegembiraan
Tahun baru, Liu Tianquan yang tidak punya uang membeli
kado untuk anak-anak, akan mempertunjukan menarik kereta sambil jungkir balik.
Di rumah, Anak-anak menaiki kereta dorong dari kayu, Liu
Tianquan akan mengikat pendorong kereta dengan tali. Kemudian dia jungkir balik
di atas kursi di samping dinding. Sepasang tangannya akan menarik tali yang
diikatkan pada kereta maka kereta dengan stabil bergerak maju. Tetangga yang
datang melihat keramaian bertanya kepada Liu Tianquan, "Apakah Anda merasa
tidak nyaman? Apakah terdapat perbedaan dengan menarik kereta secara
normal?"
Liu Tianquan sambil tertawa menjawab, "Sangat
santai, sama sekali tidak ada perbedaan." Kemudian dia mempertunjukkan
makan sambil berjungkir balik dan lain-lain. Anak-anak sangat bergembira sampai
berjingkrak-jingkrak.
Mengandalkan keahlian khusus mencari nafkah di Zheng Zhou
Liu Tianquan pernah belajar menata rambut, ilmu pijat
urut, namun tidak ada yang membuatnya lebih bersukacita ataupun merasa
"tiada duanya" daripada berlatih jungkir balik. Pada musim senggang
bercocok tanam, dia ingin mencari kerja dengan kemampuan khususnya untuk
menghidupi keluarga.
Liu Tianquan kadang kala ikut dalam pertunjukan akrobat,
setiap bulannya menghasilkan beberapa ratus yuan. Dia dianggap terlalu jujur
oleh seorang temannya.
"Sudah disepakati dalam satu kali pertunjukan
dilakukan dua jenis atraksi berdiri jungkir balik, namun tepuk tangan penonton
ataupun pujian panitia kadang-kadang membuat Liu Tianquan mempertunjukkan
beberapa atrak-si ekstra."
Kemampuannya ini tidak mendatangkan penghasilan lebih
banyak bagi Liu Tianquan, dia senang menghibur orang-orang sekelilingnya dengan
jungkir balik. Katanya, "Aspirasi saya yang terbesar adalah menghidupi
diri sendiri dengan jungkir balik, orang lain gembira, saya pun gembira."
Karakter moral anak berbakti budaya Tionghoa
Setelah kisah Liu Tianquan muncul dalam media, membuat
banyak orang Tionghoa merasa terharu. Sungguh sulit ditemukan pada zaman
masyarakat materialis seperti sekarang ini. Ada teman-teman dunia maya (internet)
mengatakan, "Pada zaman dahulu ada seorang bernama Lao Laizi. Meskipun
sudah berusia di atas 70 tahun, masih sering berupaya menyenangkan ibunda yang
sudah berusia 90 tahun lebih, dengan mengenakan pakaian warna-warni berdandan
menyerupai masa kecilnya, bercanda di depan ibunda agar sang ibu tertawa."
"Lao Laizi Menghibur Ibunda" merupakan sebuah
cerita yang sangat terkenal pada zaman dahulu, merupakan salah satu dari
"Dua Puluh Empat Cara Berbakti", beberapa puluh tahun terakhir ini
sudah tidak ada orang yang mengungkitnya lagi. Tak terduga hari ini masih hidup
seorang Lao Laizi! Sungguh merupakan sebuah keajaiban!
Perasaan salut pada Lao Laizi zaman sekarang
Ada teman-teman dunia maya yang memberikan pujian penuh
kekaguman, "Anda adalah orang biasa yang sangat luar biasa, membuat kami
gembira, kagum dan terharu, Anda telah memenuhi karakter moralitas anak
berbakti budaya Tionghoa dengan tindakan nyata. Di dunia manusia memang ada
perasaan yang tulus, perasaan yang tulus hanya ada di antara masyarakat manusia
biasa!"
No comments:
Post a Comment