Ada
seorang petani yang tinggal di sebuah desa dalam kota kecil di atas pegunungan,
seumur hidupnya baru pertama kali meninggalkan rumah, untuk pergi ke desa lain
menangani suatu urusan.
Berjalan
dan terus berjalan, akhirnya dia menjumpai sebuah aliran sungai kecil yang
menghalangi perjalanannya, petani ini menjadi sangat jengkel. Tanpa
sengaja dia melihat ada sebuah pohon yang hampir tumbang.
Petani
tersebut mendadak mendapatkan inspirasi, dia mengeluarkan kapak kecil yang
selalu dia bawa kemana pun dia pergi, dengan cekatan dia membuat sebuah sampan
kayu kecil, dan berkat sampan kayu kecil itu dia berhasil menyeberangi sungai
itu.
Walaupun
dia bisa mengatasi kesulitan yang berada di depan mata dengan sangat lancar
sekali, namun setelah tiba di seberang sana petani tersebut malah menjadi risau
lagi, di dalam hatinya muncul banyak sekali pertanyaan "bagaimana
ini".
Dia
berpikir: "Andaikata saya kurang beruntung dan menjumpai sebuah sungai
lagi, harus bagaimana? Andaikan di sekitar sana tidak terdapat pepohonan yang bisa
dibuat menjadi sampan kayu kecil, saya harus bagaimana? Andaikan kapak kecil
saya ini tidak hati-hati lalu hilang, lalu saya harus bagaimana?"
Setelah
dipikir dengan berbagai pertimbangan, akhirnya petani tersebut memutuskan untuk
membawa pergi sampan kayu kecil ini bersamanya.
Sampan
kayu kecil ini sangat berat sekali, petani tersebut hanya berjalan untuk
beberapa langkah saja nafasnya sudah terengah-engah. Tetapi untuk
mencegah segala kemungkinan yang bisa terjadi, petani tersebut tetap
melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang sangat berat, dan setiap berjalan
sebentar saja dia sudah harus beristirahat.
Selama
perjalanan yang ditempuh oleh petani tersebut berjalan sangat lancar, tidak
pernah menjumpai aliran sungai apapun juga, tetapi karena petani tersebut
memanggul sampan kayu kecil itu, maka dia telah menghabiskan waktu beberapa
kali lipat lamanya baru bisa sampai ke tempat tujuannya.
Setiap
orang persis seperti petani dalam kisah itu. Masing-masing juga memanggul
sebuah "sampan kayu kecil". Ada sebagian orang "sampan kayu
kecil"nya itu adalah harta, ada sebagian orang lagi adalah nama, ada
sebagian lagi adalah keberhasilan, ada sebagian pula adalah sifat suka
berlagak, masih ada orang yang sekaligus memanggul beberapa "sampan
kayu kecil", tetapi mereka masih tidak mengeluh keberatan!
Kehidupan
merupakan suatu perjalanan yang tidak mempunyai peta gambaran, selamanya kita
tidak akan tahu, perjalanan hidup kita di masa depan itu adalah perjalanan yang
berliku-liku, ataukah sebuah perjalanan yang datar, ataukah bisa menjumpai
aliran air yang sangat deras.
Kita
tidak bisa menentukan masa depan, tetapi bisa memilih untuk membuang
"sampan kayu" yang berada di atas bahu kita, agar bisa maju ke depan
dengan langkah yang cepat dan ringan
No comments:
Post a Comment