Mo Zi, juga bernama Ju, adalah penggagas
falsafah pada musim semi dan gugur serta masa-masa peperangan antar negeri di China. Ia
menganjurkan keharmonisan dan persamaan antar rakyat serta menentang invasi dan
peperangan. Mo Zi ingin menyelamatkan dunia dari bahaya dan menegakkan
kelurusan (kebenaran). Ia percaya bahwa hanya kelurusan yang dapat bermanfaat
bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia menempuh perjalanan keliling negeri
sebagai seorang biksu pertapa. Dengan upaya keras ia tidak hanya mencoba
menganjurkan doktrin dan pemikiran-pemikirannya, namun juga menghentikan
terjadinya hal-hal yang tidak lurus.
Seorang tukang kayu
terkenal bernama Gong Shuban telah membuat sebuah tangga untuk memanjat tembok kota bagi tentara Chu.
Raja Chu berencana menggunakan senjata untuk
menyerang negeri Song. Pada saat itu, Mo Zi tinggal di negeri Lu. Ketika
mendengar kabar tersebut, ia segera menetapkan perjalanan ke ibukota negeri Chu. Ia berjalan sepuluh hari sepuluh malam untuk
mencapainya. Ia kemudian mendatangi rekan Raja Chu yaitu Gong Shuban. Mo Zi
berkata kepada Gong Shuban, “Seseorang dari Utara telah menghina saya. Saya
ingin anda membunuhnya untuk saya. Perkenankan saya membayar anda 10 gram emas
sebagai penghargaan.”
Gong Shuban tidak
senang dan berkata, “Saya berbuat dengan lurus dan tidak pernah membunuh orang
sesuka hati.”
Mo Zi berdiri,
menunduk padanya, dan berkata, “Saya dengar, anda telah membuat sebuah tangga
pendakian untuk menyerang negeri Song. Kesalahan apa yang telah dilakukan oleh
negeri Song? Negeri Chu telah memiliki wilayah yang luas tetapi populasinya
sedikit. Anda akan mengorbankan populasi yang sedikit itu demi memperoleh
perluasan wilayah, yang kemungkinan tidak dapat anda manfaatkan. Menurut saya
hal tersebut tidaklah bijaksana. Negeri Song tidak pernah melakukan kesalahan
apa pun sehingga pantas diserang. Menyerbu negeri Song tidaklah berbelas kasih.
Anda mengerti prinsip ini, tetapi anda tidak mencoba menghentikan hal yang
tidak lurus. Ini bukan sikap seorang patriot. Anda berkata, bahwa anda tidak
pernah membunuh orang sesuka hati, tetapi anda akan membunuh setiap orang di
negeri Song. Anda benar-benar orang yang tidak bijaksana”
Gong Shuban dapat
menerima apa yang dikatakan Mo Zi. Tetapi ia telah berjanji untuk membantu raja
Chu menyerang negeri Song. Atas permintaan Mo
Zi, ia setuju untuk memperkenalkan Mo Zi kepada raja Chu.
Ketika ia bertemu
dengan Raja Chu, Mo Zi berbicara tentang prinsip-prinsip kelurusan (kebajikan)
utama. Sang raja setuju dengan prinsip-prinsip tersebut. Tetapi ia masih
berkata, “Karena Gong Shuban telah membuat tangga pendakian itu untuk saya,
saya harus menyerang negeri Song.”
Mo Zi menanggalkan
ikat pinggangnya dan menaruhnya dalam bentuk lingkaran seperti tembok kota. Ia menggunakan
beberapa potongan balok kayu kecil, memperagakan peralatan untuk melindungi kota itu. Ia meminta Gong
Shuban untuk melakukan permainan perang-perangan dengannya. Gong Shuban mencoba
beberapa strategi dan taktik untuk menyusun berbagai serangan. Tetapi Mo Zi
dapat memukul mundur setiap serangan. Gong Shuban pada akhirnya harus mengaku
kalah.
Tetapi Gong lalu
berkata, “Saya punya taktik baru untuk mengalahkan anda, tetapi saya tidak akan
memberitahu anda.”
Mo Zi berkata, “Saya
sudah mengetahui taktik baru anda, tetapi saya juga tidak ingin memberitahu
anda.”
Raja bertanya kepada
mereka tentang apa yang sedang mereka bicarakan. Mo Zi berkata, “Gong Shuban
ingin membunuh saya. Jika saya mati, dia berpikir tidak ada orang yang dapat
membantu negeri Song mempertahankan negeri. Akan tetapi, saya telah mengirim
tiga ratus murid saya ke negeri Song. Mereka telah dipersenjatai untuk
mempertahankan kota
itu. Mereka telah benar-benar siap menghadapi serangan anda. Maka sekalipun
anda membunuh saya, anda tidak akan dapat membunuh semua yang telah mengetahui
taktik pertahanan saya. Sehingga negeri Chu
tetap tidak akan dapat mengalahkan negeri Song.
Mo Zi akhirnya
berhasil mencegah Raja Chu untuk menyerang negeri Song. Ia kemudian
mempersiapkan perjalanan kembali ke negeri Lu. Dalam perjalanan pulang, ketika
ia melewati negeri Song terjadi hujan lebat. Ia hendak mencari tempat
berlindung dari hujan di kota
itu. Tetapi para penjaga bahkan tidak membiarkannya masuk. Tidak seorang pun
tahu bahwa ia baru saja menyelamatkan negeri Song dari bencana besar. Rakyat
negeri Song telah berhutang sangat besar kepada Mo Zi, namun Mo Zi tidak pernah
mengharapkan penghargaan apa pun dari negeri Song.
(Sumber www.zhengjian.org)
No comments:
Post a Comment