Dec 1, 2010

PENELUSURAN NASIB TENTANG KESEHATAN

Kesehatan saya bagaimana? Apa saja yang harus diperhatikan?

 

Setiap kali menghitung dengan tepat sejarah penyakit klien atau penyakit genetik yang diwarisinya, bisa membuat mereka terheran-heran. Segera akan terluncur pertanyaan bisa sembuh atau tidak? Kapan bisa sembuh? Dokter yang cocok dimana? Kelak bagaimana memperhatikannya?

 

Seolah semua benar adanya, lantas si tukang nujum biasanya berkata: "Harus memperhatikan makanan, tepat waktu dan terukur; makan agak sederhana, perbanyak makan buah-buahan; tidur dini bangun pagi, banyak berolahraga." Sang klien terlihat manggut-manggut dan mengiyakan.

 

Menurut pendapat saya, ini betul-betul ekstrem menggelikan (tentu saja saya dulu juga seperti itu). Bukankah yang disampaikan tukang ramal ini adalah "klise"? Bisa lebih briliankah bila dibandingkan dengan perkataan dokter? Apakah orang yang bertanya ini, diri sendiri tidak mengetahui bertindak seperti apa baru merupakan jalur kesehatan? Ada dua kata yang bisa mewakili suasana hati manusia zaman sekarang yakni: "Sudah tahu nanya" dan "Sudah tahu hukum melanggar".

 

Ambil contoh: Ada seseorang di dalam ramalan nasibnya terdapat "unsur api melimpah", selain itu urutannya juga tidak bagus, maka dipastikan penyakit dalam hal kardiovaskular (karena dari lima unsur, api mewakili jantung), bersamaan itu bisa diketahui orang tersebut pasti sifatnya keras, suka membantah, akhirnya bernasib seperti itu. Ia sendiri juga mengakui sedang dalam terapi.

 

Kemudian ia bertanya bagaimana cara memperbaiki? Jawabannya "tutup mulut" dan "jangan mudah marah". Menurut pendapat Anda, apakah ia sendiri tak mengetahui harus melakukan seperti ini? Pada kenyataannya ialah "tak mampu menguasai diri".

 

Di sini terdapat dua poin yang perlu ditunjukkan ialah:

 

1.       Sakit ataupun tidak adalah takdir Tuhan, Anda diberitahu bagaimana melakukannya, bisakah Anda melaksanakannya?

Diamati dengan teliti maka dapat ditemukan, orang yang mengidap penyakit tertentu memiliki lingkungan kehidupan dan kebiasaan yang membuatnya mengidap penyakit tertentu. Maka banyak orang setelah mendengarnya lantas dikira bisa diubah atau dihindari, saya mengatakan: "Pintu pun tiada".

 

Mengapa? Sebagai contoh: Taruh kata Anda giliran bertugas malam, bolehkah Anda bangun dan tidur sedini mungkin? Anda ingin ganti rumah bisakah langsung menggantinya? Anda ingin membeli sesuatu dapatkah langsung membelinya? Anda ingin beristirahat maka bolehkah tidak bekerja? Nasib bisa saja membenamkan Anda di antaranya tanpa Anda sadari, bersamaan itu mengatur "persyaratan terkait" untuk memaksa Anda menyerah. Terus terang, penyakit kapan bisa disembuhkan juga sudah ada pengaturannya, hal-hal tersebut bisa dilihat di dalam nasib Anda.   

 

2.       Karma bisa ditransfer

Dokter mengatakan penyakit turunan ditimbulkan oleh pewarisan genetika. Anehnya ialah mengapa dalam satu keluarga ada yang kena, tapi ada juga yang tidak?

 

Di dalam ilmu kedokteran dikatakan adalah permasalahan probabilitas. Membahas probabilitas terasa menggelikan, menurut statistik hingga 99%, menurut Anda bisakah dipastikan untuk berikutnya tidak bisa terjadi lagi? Dengan setiap kali menebak ulang sekali adakah perbedaannya?

 

Di kala orang tidak mengetahui penyebab sesungguhnya, selalu mengelompokkannya sebagai "gejala alam", setelah diperiksa sebentar lantas diajukan "probabilitas", dipakai di bawah situasi kebanyakan maka dimasukkan sebagai prinsip dan teorema. Ketika muncul situasi yang tidak sesuai lantas dikatakan sebagai perkecualian. 

Yang membuat orang jengkel ialah: Tentang "perkecualian" yang begitu banyak terjadi di dunia ini sebetulnya entah apakah yang terjadi?

 

Dahulu hasil investigasi saya menunjukkan, di dalam sebuah keluarga yang sama, tingkatan nasibnya agak mirip-mirip, terutama bila ditilik dari sebuah perkataan: "Suami isteri bernasib sama", sungguh memang seperti itu.

 

Jikalau suami isteri bernasib tidak sama dan berjalan ke arah berbeda, hendak hidup bersama selamanya pasti sulit. Baru setelah membaca buku Zhuan Falun  mengetahui, adalah dikarenakan "karma" dan "hubungan sebab jodoh", ada karmanya sendiri, juga ada yang diwariskan dari leluhur. 

 

Di dalam primbon nasib melalui Ba Ji seseorang, bisa terlihat sikon makam leluhur pada saat itu, tentu ahli nujum yang tidak mempelajari ilmu sihir lagi-lagi dengan membalik faktor akibat dijadikan sebab, hal ini dianggap makam leluhur telah mempengaruhi nasib, maka diusulkan merombak makam leluhur, tujuannya adalah "komersial".

 

Sesungguhnya seluruh sikon berefleksi saling bertautan, bagaikan sebuah tubuh Hexahedron, bisa melihat sebagian bidang dari keseluruhan, 6 bidang berubah secara bersamaan, apabila ngotot membuat sebuah sisi sebagai tubuh utama, sedangan yang lainnya sebagai tubuh cadangan, maka mudah dianggap sebagai siapa mengubah siapa. 

 

Manusia zaman sekarang mempelajari "5 ilmu, yakni ilmu kuno tentang: gunung, kedokteran, nasib, nujum wajah, dan ramalan"  selalu berdiri di posisi sudut pandang "kepentingan" dan "manusia", maka itu seringkali kebalikan menganggap akibat sebagai sebab.

 

Untuk menutupi semuanya dan jikalau hendak memahami dengan sungguh-sungguh kegaibannya, diharuskan sesudah putuskan dahulu "hati kepentingan" baru hilangkan sejumlah konsepsi "manusia". Jika tidak di dalam mata ini yang terlihat hanya "uang" dan di otak hanya ada "manusia", berjarak dengan kebenaran hakiki semakin jauh saja.

 

Saran saya dengan tulus coba Anda semua baca buku Zhuan Falun, maka Anda bisa mengetahui kegaiban nasib dan cara mengubah nasib, tidak perlu lagi seperti orang buta meraba gajah. Akhirnya menggunakan bab "Lepaskan Keterikatan" dari buku "Hong Yin" karangan guru besar Li Hongzhi sebagai penutup: 

 

Manusia di dunia semua tergiur,

Terikat pada ketenaran dan kepentingan,

Orang zaman kuno tulus nan bajik,

Hati tenang berejeki dan berumur panjang.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search