Showing posts with label KEHIDUPAN. Show all posts
Showing posts with label KEHIDUPAN. Show all posts

Feb 29, 2020

FENG SHUI & KITA

Zhao Zi Hao seorang pengusaha sukses di China.
Suatu ketika ia menghabiskan banyak uang membeli sebidang tanah di pinggiran kota dan membangun sebuah villa bertingkat tiga.

Di dalamnya ada kolam renang yang mengesankan dan sebatang pohon Lychee berusia seratus tahun di halaman belakang. Sebenarnya... dia membeli properti itu hanya karena pohon ini. Istrinya suka sekali makan buah lychee.

Selama renovasi, teman2nya mendesaknya utk meminta pendapat seorang master fengshui.
Zhao Zi Hao sendiri tidak pernah percaya pada Fengshui namun cukup mengejutkan ketika dia setuju menghubungi seorang master feng shui dari Hong Kong.

Grand Master itu adalah Master Cao yg telah berpengalaman selama tiga puluh tahun dan sangat terkenal dalam dunia fengshui. Lalu Zhao Zi Hao mengantar sang Guru ke villanya di daerah pinggiran kota.

Sepanjang jalan.. ketika mobil di belakang mereka mencoba menyalip, Zhao Zi Hao melambat dan memberi jalan. Master Cao dengan tertawa berkomentar: "Big Boss Zhao, Anda benar-2 mengemudi dgn aman."

Zhao Zhi Hao tertawa: "Biasanya orang yang menyalip memiliki beberapa masalah mendesak untuk diurus, jadi kita seharusnya tidak menahannya."

Sesampainya di sebuah kota kecil, jalan semakin sempit sehingga Zhao Zi Hao memperlambat laju mobilnya. Seorang anak sambil tertawa tiba tiba melesat keluar dari sebuah gang dan saat anak itu berlari melintasi jalan, Zao menghentikan mobilnya.
Lalu dia terus menunggu sambil menatap ke gang, seolah sedang menunggu sesuatu.

Dan betul saja... tiba-tiba seorg anak lain melesat keluar, mengejar anak tadi yang di depannya.

Master Zao terkejut dan bertanya:
"Bagaimana Anda tahu akan ada anak lain yang mengikuti?"

Zhao Zi Hao mengangkat bahu: "Sebenarnya, anak2 selalu mengejar satu sama lain dan tidak mungkin seorang anak berada dalam kegembiraan seperti itu tanpa teman bermain."

Master Cao memberinya jempol besar dan tertawa terbahak2: "Anda sangat perhatian sekali! "

Sesampainya di Villa, mereka turun dari mobil. Tiba-tiba sekitar 7 - 8 burung berterbangan dari halaman belakang. Melihat hal itu, Zhao berkata kepada Master Cao: "Jika Anda tidak keberatan, tolong tunggu sebentar."

"Ada apa?" Master Cao tercengang.

"Oh, tidak apa-apa hanya mungkin ada beberapa anak yg sedang mencuri lychee di halaman belakang. Jika kita masuk sekarang mungkin akan membuat mereka ketakutan. Jangan mengambil risiko sehingga menyebabkan ada anak yang mungkin akan jatuh dari Pohon Lychee." Zhao menjawab dengan humor.

Master Cao terdiam beberapa saat sebelum berkata : "Sejujurnya, rumah ini tdk memerlukan evaluasi Fengshui lagi."

Sekarang giliran Zhao yang terkejut: "Kenapa begitu?"

"Setiap tempat yang Anda miliki, secara alami telah menjadi properti dengan fengshui yang paling baik dan menguntungkan..."

"Kebaikan hati mengalahkan ilmu fengshui."

Bila pikiran dan kebaikan hati kita memprioritaskan kedamaian dan kebahagiaan orang lain, yang beruntung bukan hanya orang lain, tapi juga diri kita sendiri.

Bila seseorang memiliki kebaikan hati dan memperhatikan orang lain setiap saat, maka orang ini secara tidak sadar telah menjadi sumber energi positif.

Orang yang memiliki energi positif seperti ini sebenarnya adalah orang yang selalu mendahulukan segala sesuatu untuk manfaat orang banyak sebelum menjadi tercerahkan.

Nah itu pendapat master Cao untuk orang yang memiliki kebaikan hati. Mari kita hidup dengan penuh kebaikan hati dan kebajikan

Ada pepatah yang mengatakan :

"Jika kita berbuat baik, walaupun rejeki belum datang tetapi malapetaka sudah menjauh...

Jika kita berbuat jahat, walaupun malapetaka belum datang, tetapi rejeki sudah menjauh"

Mari belajar bersama seni kehidupan di universitas kehidupan kita ini, Art Of Life

Apr 17, 2017

HATI MANUSIA IBARAT TIMBANGAN

Pada jaman dulu, di sebuah kota kecil di Tiongkok Utara terdapat dua toko yang menjual beras, toko yang satu bernama Yong Chang, yang satunya lagi bernama Feng Yu.

Pemilik tua toko beras Feng Yu melihat saat itu situasi sedang kacau oleh peperangan tidak mudah untuk berdagang, dia lalu memikirkan suatu rencana yang bisa mendatangkan keuntungan yang lebih besar.

Hari itu, dia mengundang ahli pembuat timbangan ke rumahnya, dengan sembunyi-sembunyi dia berkata kepada ahli pembuat timbangan itu, “Tolong Anda buatkan satu timbangan yang ukuran beratnya 1kg sama dengan 15,5 kati, nanti ongkos pembuatannya saya tambah seratus tael.” (1 kg yang sebenarnya adalah 16 kati)

Demi untuk mendapatkan uang seratus tael lebih banyak, dia telah mengabaikan moralnya, dan segera menyanggupi pemilik toko tua itu. Setelah selesai berpesan, pemilik toko itu pun meninggalkan ahli timbangan itu seorang diri di halaman rumahnya untuk membuat timbangan, dia sendiri berjalan ke dalam toko mengurus dagangannya.

Pemilik toko beras tua itu mempunyai empat orang putra, semua anaknya memban-tu dia mengolah toko beras itu. Putra yang bungsu dua bulan yang lalu baru menikah, istrinya adalah putri seorang guru pengajar.

Ketika mertuanya berpesan dengan ahli pembuat timbangan, dia sedang menjahit di dalam kamar, percakapan mertuanya dengan ahli timbangan telah terdengar semuanya olehnya.

Setelah ditinggal pergi oleh si pemilik toko, menantu baru itu merenung sejenak, berjalan keluar dari kamar dan berbicara dengan ahli pembuat timbangan itu, “Mertua saya itu sudah tua, pikirannya agak kacau, tadi pasti salah mengucapkan kata-kata. Mohon Anda buatkan timbangan yang ukuran beratnya 1kg sama dengan 16,5 kati, nanti saya berikan ongkos lebih 200 tael. Tetapi, Anda harus berjanji tidak memberitahukan hal ini kepada mertua saya itu.” Ahli pembuat timbangan itu demi mendapatkan uang 200 tael lebih banyak lagi, dia mengabulkan permintaan itu.

Timbangan yang ukuran beratnya 1kg sama dengan 16,5 kati dengan cepat telah selesai dibuat, dan ahli pembuat timbangan itu sungguh tidak memberitahu  perubahan berat timbangan itu kepada pemilik tua.
Pemilik toko yang tua itu sudah pernah beberapa kali membuatkan dacin kepada ahli timbangan itu, sangat mempercayai keahliannya, jadi timbangan baru setelah selesai dibuat hari itu juga dibawa ke dalam toko beras untuk dipergunakan.

Beberapa waktu kemudian, perdagangan toko beras Feng Yu kian makmur, pelanggan lama dari toko beras Yong Chang juga ikut meramaikan. Mereka berbondong-bondong beralih ke toko beras Feng Yu untuk membeli beras.

Tidak lama setelah itu, orang-orang yang tinggal di sebelah barat dan timur jalanan kota kabupaten itu juga mencari yang jauh dan melepaskan yang dekat, mereka menelusuri kampung dan jalanan datang ke Feng Yu untuk membeli beras, sedangkan toko beras Yong Chang yang berada di depan jalanan menjadi sepi sekali. 

Tiba pada akhir tahun, toko beras Feng Yu mendapatkan keuntungan besar, se-dangkan toko beras Yong Chang merugi hingga tidak bisa melanjutkan perdagangan, toko beras itu akhirnya dipindah-tangankan kepada Feng Yu.

Pada malam tahun baru, keluarga besar pemilik toko Feng Yu duduk berkeliling makan Shuijiao (sejenis pangsit, yang merupakan makanan utama malam tahun baru imlek untuk penduduk Tiongkok Utara) bersama.

Hati pemilik tua sedang bergembira, dia mengeluarkan pertanyaan untuk semua orang. Dia ingin tahu siapa yang dapat menebak bagaimana dia bisa menjadi kaya raya. Mereka semua berebut untuk berbicara, ada yang mengatakan berkat perlindungan Yang Kuasa, ada yang mengatakan pemilik tua menggunakan cara yang tepat untuk mengelola, ada juga yang mengatakan letak toko beras itu sangat strategis, ada pula yang berkata berkat kerja sama dari seluruh anggota keluarga.

Pemilik tua itu dengan tertawa dan berkata, “Jawaban kalian semuanya salah. Kita menggantungkan apa untuk menjadi kaya? Menggantungkan timbangan yang kita miliki! Timbangan kita beratnya 1kg sama dengan 15,5 kati, setiap menjual 1kg beras, kurang 0,5 kati, setiap hari menjual ratusan bahkan ribuan kilo beras, maka akan mendapatkan untung banyak, dengan mengumpul keuntungan ini dari hari ke hari, maka akhirnya kita menjadi kaya.”

Selanjutnya dia menceritakan bagaimana dia pada awal tahun telah membuat timbangan yang berat 1 kilonya sama dengan 15,5 kati dengan menambahkan 100 tael kepada ahli pembuat timbangan.

Mendengarkan penuturan ini, anak cucunya sangat takjub hingga melupakan Shuijiao di mangkuk mereka. Setelah ketakjuban mereda, semua orang memuji pemilik tua alias orang tua mereka ini sangat hebat, tidak menunjukkan gelagat sedikitpun, hingga orang sendiripun tidak menyadari, uang sudah masuk ke dalam saku. Mendengarkan perkataan ini pemilik tua merasa bangga, girang bukan kepalang, berulang-ulang memegangi janggut panjangnya.

Saat itu, menantu barunya perlahan-lahan berdiri dari atas bangkunya, dan berbicara kepada sang pemilik tua, “Ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada ayah, sebelum saya beritahukan kepada ayah, saya berharap ayahanda mau berjanji memaafkan kesalahan saya.”

Dia menunggu pemilik tua menganggukkan kepala, dengan tenang-tenang saja menantu baru itu menceritakan kepada semua orang, tentang bagaimana dia pada awal tahun itu telah memberikan uang 200 tael lebih banyak kepada ahli pembuat timbangan untuk membuatkan timbangan yang beratnya 1 kilo sama dengan 16,5 kati.

Dia berkata, “Ucapan ayah sangat benar sekali, kita menjadi kaya berkat timbangan yang kita pakai. Timbangan kita setiap 1 kilo mempunyai kelebihan berat 0,5 kati, semua pelanggan tahu kita berdagang sangat jujur tidak mencuri timbangan, maka mereka semua mau membeli beras kita, maka usaha perdagangan kita menjadi makmur. Walaupun setiap kilonya kita mendapatkan untung lebih sedikit, tetapi jika penjualannya banyak keuntungan yang didapatkan akan besar pula. Kita telah menjadi kaya raya berkat ke-jujuran yang kita tunjukkan kepada pelanggan ”

Kali ini semua orang dibuat jadi lebih takjub, mereka terperangah. Pemilik tua tidak percaya bahwa hal ini adalah benar, dia mengambil dan menera timbangan yang dipergunakan setiap hari untuk menjual beras. Ternyata memang benar berat 1 kg-nya sama dengan 16,5 kati. Pemilik tua itu tercengang kaget, dia tidak mengatakan sepatah katapun, dengan perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Keesokan pagi setelah sarapan pagi, tepat pada awal tahun baru tanggal satu, pemilik tua mengumpulkan seluruh anggota keluarga, sambil melepaskan kunci kasir yang terikat di pinggangnya ia berkata, “Saya sudah tua, sudah tidak berguna. Kemarin semalaman saya telah mempertimbangkan, memutuskan mulai saat ini, menyerahkan kendali toko ini kepada menantu saya yang keempat, dikemudian hari, kita semua orang mematuhi kehendak dia!”

Semua orang bagai sebuah timbangan, dengan timpang sebelah (tidak jujur), orang lain akan dapat melihatnya dengan sangat jelas. Berdagang yang diutamakan adalah ‘kejujuran’, dan sebagai manusia bukankah kita juga harus demikian? 



Feb 16, 2017

Mengendalikan Lebar Kehidupan

Menjadi seorang karyawan, sangat mementingkan komunikasi. Tidak peduli terhadap atasan, bawahan, rekan sejawat, pelanggan ataupun terhadap bagian yang harus dihubungi untuk berkonsultasi, semua ini membutuhkan teknik komunikasi antar manusia.

Namun di dalam pekerjaan, tidak bisa dihindari menemui banyak hal yang tidak sesuai dengan kehendak hati, bahkan juga kegagalan. Saat itu dibutuhkan penyesuaian perasaan hati atau terus menerus menyemangati diri sendiri, yang disebut berkomunikasi dengan diri sendiri.

Acapkali ketika kita sedang berkomunikasi, secara tidak sadar bisa menggunakan nada berbicara dengan cara negatif, memerintahkan, atau seperti atasan terhadap bawahan. Misalnya, “Salah, salah, Anda salah, perkataan tidak boleh diucapkan seperti itu.” Atau, “Aduh, sudah saya katakan beberapa kali kepada Anda, tidak bisa dilakukan dengan cara Anda itu.  Mengapa Anda begitu bodoh, sudah beberapa kali diberitahu juga tidak dihiraukan.”

Pada umumnya, semua orang tidak senang bila dikritik atau disangkal. Tetapi terkadang dalam ucapan yang kita keluarkan secara tanpa disadari telah menunjukkan suatu perasaan unggul dan keakuan diri sebagai pusat pembicaraan, merasakan diri sendiri yang benar, orang lain salah.

Tetapi ada pepatah yang mengatakan, “Usulan yang diajukan dengan memaksa, sama saja seperti menyalahkan.” Meski  perkataan yang kita ucapkan bertitik tolak dari kebaikan, berniat baik, tetapi jika nada perkataan yang diucapkan terlalu memaksa, tidak memperhatikan perasaan orang lain, maka bagi pihak yang mendengarkan, akan merasakan seperti diserang atau disalahkan, sangat tidak nyaman.

Kadang kala dalam hati akan muncul ungkapan perasaan bahwa, “Tahukah Anda? Sebenarnya saya sangat setuju sekali dengan pemikiran Anda, tetapi saya sangat tidak senang dengan sikap berbicara Anda.”

Kadang kala kita bisa berkata, “Sebenarnya saya orang yang sangat rasional, coba Anda lihat pintu saya selalu terbuka lebar, Anda sekalian setiap saat boleh masuk dan berkomunikasi dengan saya.” Akan tetapi jika kedua pintu telah terbuka lebar, sedangkan hati kita tertutup, lantas apa gunanya semua ini?

Oleh sebab itu ketika kita berkomunikasi harus memperhatikan perasaan orang yang kita ajak bicara, pada hakekatnya setiap orang memiliki rasa martabat diri sendiri, setiap orang berharap dirinya diakui, dipuji, diikuti, dan tidak senang disangkal atau dihina.

Meski kedua belah pihak berbeda pendapat, tetapi harus dicapai “kesamaan dalam perbedaan, berkomunikasi secara sempurna; ada pendapat harus diutarakan, tetapi harus dengan nada lembut”.

Aksara China bermakna sangat mendalam, kata Wo (,= saya) gabungan dari dua kata apa? Kata Shou (,= tangan) dan Ge (,= senjata). Kata Wo, harfiahnya berarti, setiap orang di tangannya memegang senjata.

Karena itu setiap orang sering “membela / menjaga diri sendiri”, untuk melindungi dirinya sendiri. Tetapi ketika berkomunikasi, manusia selain menjaga dirinya sendiri, juga harus berpijak pada pendirian orang lain. Pergunakan dengan baik “kesamaan hati manusia”, juga belajarlah bagaimana mengendalikan lidah kita. Di saat yang tepat, ucapkanlah perkataan yang baik, bersamaan itu dapat segera menahan perkataan yang tidak seharusnya diutarakan.

Oleh sebab itu kita harus belajar, “Jangan tergesa untuk berbicara, jangan berebut untuk berbicara, namun harus berpikir dulu baru diucapkan.” Pastikan jangan menyesal setelah “mengumbar kepuasan berbicara”, karena perkataan yang telah diucapkan tidak bisa dihapus!

Selain itu berkomunikasi dalam profesi, kita juga harus belajar menahan perasaan dan mengembangkan toleransi kita terhadap kegagalan, karena tabiat itu dapat membawa pergi keberuntungan.

Di saat menjumpai masalah yang sangat runyam, tenangkan diri lebih dahulu, jangan melakukan hal-hal yang emosional, juga belajar bagaimana mengendalikan perasaan hati, barulah menyelesaikan masalah, jadi tidak sampai membuat masalah bertambah runyam.

Ada pepatah yang mengatakan, “Panjang dan pendeknya kehidupan seseorang ditentukan Yang Maha Kuasa, tetapi lebarnya kehidupan itu dikendalikan dalam tangan masing-masing orang.”


Memang benar walaupun kita tidak bisa mengendalikan “panjang pendek” kehidupan, tetapi kita bisa mengendalikan “lebar” dari kehidupan. Kita semua orang bisa belajar bagaimana berkomunikasi yang lebih baik dalam pekerjaan kita, sehingga membuat hubungan antara manusia lebih sempurna, juga membuat kehidupan yang kita jalani ini semakin indah semakin berarti, bukankah demikian?

Feb 10, 2017

MINDSET dalam pikiran menentukan kemana arah kehidupan

Oleh: Dedy Susanto

Ada sepasang anak kembar (Rolando & Ronaldo) yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dimana ibunya seorang penjudi & ayahnya seorang pemabuk & penjudi. Ibu mereka lebih dahulu meninggal pada saat kembar tsb masih bayi.

Ayah mereka menemani mereka sampai mereka sekolah, & meninggal juga. Karna tak punya keluarga yang bersedia menampung, mereka tinggal di panti asuhan yang berbeda.
Berita mengenai nasib malang kedua bocah kembar tersebut menghiasi koran berita lokal tempat lahir mereka di negara Mexico.

40 th kemudian setelah kejadian tersebut, seorang pemimpin redaksi ingin mengetahui di mana kedua bocah tersebut berada & mengutus team wartawan mereka untuk melakukan liputan khusus…

Mereka menemukan Rolando sedang berada di sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat dan nampaknya sudah berhari-hari tidak mandi.
Mereka pun mewawancarai si Rolando, mengapa dia sampai begini?
Katanya sambil berteriak…“Aku begini karena AYAHKU… Apa yg bisa anda harapkan dari anak seorang pemabuk…? Inilah aku, seorang pemabuk juga…!
Buah yang jatuh tidak Jauh dari pohonnya…”

Sementara wartawan yang lain menemukan Ronaldo, di kota Mexico City sebagai seorang Direktur sebuah Perusahaan Internasional yang memiliki keluarga bahagia & harta yang berkelebihan.

Mereka mewawancarai si Ronaldo, apa yg menjadi motivasinya sehingga dia bisa menjadi sehebat ini, jawabnya “Ayahku dulu seorang pemabuk & penjudi.
Aku akan membuktikan kalo aku bisa menjadi org hebat,
walau lahir dari keluarga pemabuk & penjudi…”

Pesan Moral, MINDSET dalam pikiran itulah yg menentukan kemana arah kehidupan yg akan kita jalani. Apakah anda lihat dari sisi NEGATIF ato ambil dari sisi POSITIFnya,
Pilihannya ada di tangan anda masing-masing.


Dec 24, 2013

ORANG YANG BERUNTUNG TIDAK MELIHAT JAMNYA



Bagaimana menjaga ‘waktu’ agar tidak memberikan Anda perasaan tertekan: Lebih baik menyelesaikannya sebanyak mungkin pada jam kerja dari pada membiarkannya mengatur penyelesaian pekerjaan Anda.

Terkadang dalam situasi yang mendesak seseorang perlu mengerahkan semua akalnya dan meletakkan ego- nya di belakang guna meraih suatu tujuan. Sebagai contoh, saat timbul masalah produksi, kita harus mengatur agar penyerahan barang tetap bisa tepat waktu. Dalam keadaan krisis seperti itu kita harus berjalan pada kecepatan tinggi.
Penerapan yang sama terhadap semua hal yang mendesak
Kemudian orang kembali rileks dan melanjutkan bekerja–paling tidak begitulah seharusnya. Tetapi sebagian orang melanjutkan bekerja seolah-olah sebuah bencana telah terjadi. Mereka selalu dalam keadaan keranjingan–kerja lembur menumpuk dan merasa sepertinya mereka hanya menyelesaikan sedikit pekerjaan hari itu.

Stres terus-terusan adalah counter-productive,  mengakibatkan orang menjadi tidak sabar, mudah marah, cenderung melakukan kesalahan karena sembrono, dan tidak dapat berkonsentrasi. Ada pemecahan yang lebih pintar.
Irama
Tidak ada yang mengalahkan ketetapan hati yang bijak untuk berjalan selaras dengan irama kehidupan yang alami. Kondisi tertekan dan santai harus seimbang, sealami keluar masuknya nafas.

Setiap periode waktu ini masing-masing memiliki keunikan kualitas yang dapat kita manfaatkan. Karena sejak berabad-abad tahun yang lalu hingga sekarang, pasang surut selalu berganti, dan energinya tidak susut maupun berkurang.

Irama kita berada dalam keseimbangan yang pas bila kita dapat melanjutkan be-kerja seakan kita berproses tanpa henti. Kita bisa menyelesaikan banyak hal dengan melakukan secara ini, dan masih tidak merasa lelah sampai sore.

Setiap orang dapat menemukan irama mereka sendiri bila mereka dibolehkan melakukan eksperimen; saat membuat kekeliruan akan memulainya lagi dari awal. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang penting:

a. Istirahat
Dijadwalkan lebih sering, istirihat sebentar–waktu di mana Anda dapat relaks dengan sadar. Beberapa menit sudah cukup untuk mengisi kembali tenaga kita!

Bodo Schafer, pengarang The Way to financial Freedom, memberitahu strateginya yang beristirahat selama 20 menit untuk setiap 2 jam. Hal ini membuat kerjanya selama 2 jam benar-benar efektif, dan pada sore hari dia tetap merasa segar. Pasti tidak semua bisa bebas memperoleh istirahat 20 menit selama hari kerja, tetapi istirahat 5 menit mungkin bisa.

b. Semua diselesaikan secara langsung
Banyak hal-hal kecil (tidak penting) yang dapat merusak kesenangan hari seseorang: e-mail yang datang terus menerus sepanjang hari; percakapan dengan kolega; pelanggan, dan pengirim barang; harus mengurusi surat; dan adanya tugas-tugas rutin lainnya. Kemudian ada surat-surat yang perlu di-file secara konstan. Seorang salesman bisa saja sibuk sepanjang hari tanpa melakukan tuntutan tugas atas gaji yang diterimanya–mengunjungi pelanggan yang potensial.

Apapun pekerjaan ringan itu, delegasikan sebanyak yang Anda bisa (bila seseorang mendelegasikan pekerjaan berdasarkan hasil daripada berdasarkan cara, hasilnya akan lebih besar). Tugas-tugas rutin dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok.

Contoh, mengatur waktu khusus untuk mengurus e-mail, misalnya sekali di pagi hari dan sekali di sore hari. Buat daftar siapa saja yang perlu dihubungi pada hari-hari tertentu, dan sisihkan waktu untuk bekerja menurut daftar. Pendekatan yang sama dapat diterapkan dalam membalas surat, mengerjakan filing surat-surat dan tugas rutin lainnya.

c. Kenali bioritme Anda sendiri
Atur irama kerja Anda dengan bioritme Anda sendiri. Pelajari diri sendiri untuk beberapa hari: Kapan Anda merasa segar dan dapat bekerja dengan konsentrasi tinggi? Sisihkan waktu ini untuk tugas-tugas yang terpenting dan bukan sebaliknya.

Jika mungkin, beritahukan orang lain untuk tidak mengganggu selama periode waktu itu. Tegaskan bahwa Anda sedang berkonsentrasi pada tugas spesifik dan menangguhkan menghubungi siapa pun sampai pada waktu yang Anda tentukan untuk menghubungi mereka kembali,  atau sesuai jadwal agenda Anda.

Saat tugas khusus ini terselesaikan dan kondisi Anda menurun, kerjakan tugas-tugas rutin Anda. Ketika kondisi Anda membaik lagi, tangani pekerjaan-pekerjaan yang menuntut energi dan konsentrasi Anda.

d. 10 menit untuk hari berikutnya
Di penghujung hari-hari Anda, lakukan sebuah tinjauan ulang terhadap mental berkaitan dengan kemajuan yang dicapai pada hari itu. Pada poin mana masalah dapat terselesaikan dengan mulus, dan pada poin mana masalah bisa menjadi membaik.

Atur waktu pencapaian untuk hari berikutnya berdasarkan bioritme Anda,  bukan karena Anda ingin menjadi budak jadwal, tapi untuk memiliki panduan yang bermanfaat yang dapat membantu Anda tetap terfokus! Jangan membuat rencana terlalu banyak, beri rentang waktu yang cukup antar janji, antar jadwal, antar tugas, dan lain-lain untuk hal-hal tak terduga.

Sebagai tambahan, rencanakan waktu istirahat yang menyenangkan setiap hari. Sesuatu yang Anda kehendaki atau harapkan, bahkan jika itu adalah waktu untuk Anda sendiri.

Aug 17, 2013

SEBUTIR TELUR MENTAH YANG MENGGONCANGKAN HATI



Berikut ini kisah pengalaman seorang warga negara Tiongkok yang berkesempatan berkunjung ke negeri Jepang. Sekedar informasi, dahulu bangsa Jepang pernah menjajah Tiongkok, oleh karena itulah banyak penduduk Tiongkok yang masih merasa antipati terhadap Jepang sebagaimana yang dirasakan oleh penulis kisah ini.

Karena alasan pekerjaan, saya berkesempatan mengunjungi Jepang, sebuah negara yang saya benci dan sekaligus saya rindukan.

Sesampainya di Jepang, kesan pertama yang muncul adalah rasa takjub terhadap kedisiplinan masyarakatnya. Di jalan tidak ditemukan sebuah mobil pun yang sembarangan pindah jalur untuk menyerobot jalan. Di persimpangan jalan jika ada dua mobil yang berhadapan hampir selalu akan sama-sama berhenti dan memberi isyarat mempersilahkan pihak lain jalan lebih dahulu.

Saat ada yang hendak menyeberang jalan, pada umumnya semua mobil yang ada dalam jalur tersebut akan berhenti, mengisyaratkan agar pejalan kaki menyeberang dulu, sedangkan pejalan kaki yang baru datang akan merasa sungkan untuk membiarkan mobil-mobil menunggu terlalu lama, maka akan mempersilahkan mobil-mobil lewat lebih dahulu.

Pada jam-jam sibuk berangkat dan pulang kantor juga tidak ada mobil yang sok pintar menyerobot jalan orang lain, bahkan bila terjadi kemacetan lalu lintas masih tetap dapat bergerak maju, semuanya berjalan sedemikian teraturnya.

Berikut ini saya akan  menceritakan dua peristiwa kecil yang sempat menggoncangkan hati saya. 
Pada saat baru tiba di Jepang, semula saya mengira harga barang di sana akan menguras dompet seperti yang diberitakan di media Tiongkok.

Namun di luar dugaan, negara yang penghasilan rata-rata penduduknya mencapai belasan bahkan puluhan kali penghasilan penduduk Tiongkok (di perusahaan tempat saya bekerja, ada seorang karyawan biasa yang menerima upah sekitar 5.000 Reminbi (Rp 8,1 juta), sedangkan di Jepang upah karyawan biasanya sekitar 400.000 Yen (Rp 49,2 juta), kalau dikurs ke dalam Reminbi mendekati 30.200 Re-minbi) ternyata harga barangnya tidak banyak berbeda dengan di Tiongkok, kecuali harga makanan di restoran dan biaya transportasi memang sedikit lebih mahal, sebaliknya harga sayur mayur, pakaian, barang kebutuhan sehari-hari, mobil, barang-barang elektronik di luar dugaan malah sangat murah.

Tugas pertama sesampai di Jepang dengan sendirinya adalah membeli produk-produk digital.
Hari pertama saya langsung mengunjungi toko terkenal dan tertarik pada sebuah kamera digital, pembayaran dilakukan dengan kartu kredit China Unionpay, karena pada toko elektronik jenis ini para anggota bisa memperoleh potongan harga dengan poin yang diperoleh pada pembelian sebelumnya, sebab itu saya meminta pada petugas untuk mengurus kartu anggota, kemudian menggunakan poin yang diperoleh ketika membeli kamera untuk pembayaran beberapa perlengkapan tambahan lain.
Petugas segera menyetujui, namun ketika sampai di kasir, mereka berlambat-lambat untuk menyelesaikannya, saya yang sensitif mengkhawatirkan ini sebagai tindakan melecehkan orang Tiongkok, ingin menghalangi saya membeli barang dengan harga murah.

Hasilnya di luar dugaan, petugas ternyata menyarankan saya tidak mempergunakan point yang diperoleh dari kartu anggota. Tentu saja alasannya sangat berbeda dengan yang saya pikirkan, karena pengunjung dari luar negeri yang menggunakan kartu kredit dapat membeli barang dengan pengurangan pajak sebesar 10%.

Dia berlambat-lambat untuk tidak menyelesaikan pembayaran adalah karena teringat akan hal ini, dia sedang mengkalkulasi metode pembelian yang lebih menguntungkan. Inilah goncangan hati pertama yang kualami di Jepang.

Menempati hotel di Jepang dengan sendirinya akan menikmati juga sarapan ala Jepang.
Orang Jepang mempunyai kebiasaan menyantap telur ayam mentah diaduk dengan kecap yang dimakan bersama nasi untuk sarapan  pagi hari. Maka dalam piring makanan saya di pagi hari otomatis muncul telur ayam mentah juga. Dikarenakan saya memang tidak pernah menyukai makanan mentah, setelah menghabiskan lauk lainnya saya cepat-cepat menyelesaikan sarapan saya.

Keesokan harinya, dalam piring makan yang sama juga terdapat telur ayam, tanpa ada pilihan lain saya mengerutkan kening dan sambil lalu meraba telur tersebut. Tiba-tiba saya menemukan bahwa telur ayam hari ini terasa panas! Saya melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa tamu lain dengan nikmat menyantap telur ayam mentah, dalam arena tersebut hanya telur ayam saya saja yang telah masak.

Saya berusaha mengingat-ingat, kemarin saya tidak pernah mengungkap pada siapa pun bahwa saya pantang makan telur ayam mentah, saya hanya meninggalkan telur ayam mentah tanpa mengusiknya. 

Saya tidak mengetahui petugas dengan kekuatan magis apa dapat mengingat kebiasaan saya dari antara ribuan tamu, bahkan memberi tahu kesukaanku kepada petugas lain, bahkan langsung dapat mengenali saya sebagai tamu yang pantang memakan telur ayam mentah, dengan tepat memasukkan telur ayam masak satu-satunya di atas piring yang disajikan di meja saya.
Hal kecil seperti ini, justru merupakan hal yang paling mengguncangkan hati saya di Jepang, benar-benar merupakan suatu bangsa yang menimbulkan rasa hormat, suatu bangsa yang membuat orang gentar.

Jul 31, 2013

KEHIDUPAN YANG TAK BISA DIKELOLA



 Adalah sangat penting untuk mengetahui bahwa “kehidupan itu perlu dikelola” namun bersamaan itu kita juga perlu memahami bahwa “ada bagian dari kehidupan itu yang tidak bisa dikelola”.

Setiap orang ingin mempunyai kehidupan yang bahagia dan sukses. Dengan adanya  harapan yang menjadi tujuan hidupnya ini, manusia lalu berusaha mengelola kehidupannya dengan sebaik mungkin. Pada sebagian besar orang yang mengerti bagaimana cara pengelolaannya yang benar dan baik, dan kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupannya, maka umumnya mereka akan dapat sukses. Sebaliknya, orang yang tidak punya tujuan hidup dan tidak mengelola kehidupannya dengan baik, kemungkinan besar ia akan menemui kegagalan.

Dengan pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang ingin kaya lalu bisa menjadi kaya; dengan pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang berangan-angan jadi politikus lalu bisa menjadi politikus yang sukses; dengan pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang berkeinginan jadi tokoh besar, akhirnya juga bisa menjadi tokoh ternama.

Namun sangat disayangkan bahwa dengan semakin lama kita berkecimpung di dalam dunia ini, maka semakin kita menemukan kenyataan bahwa tidak semua kehidupan itu bisa dikelola:
Di dunia ini, Fu Bao (berkah kebaikan) lebih mempunyai peran yang lebih menentukan dari pada usaha keras.

Seorang yang benar-benar kaya, itu karena ia memiliki Fu Bao. Dan sebaliknya orang yang tidak memiliki  Fu (keberuntungan), bila ia  hanya mengandalkan usaha keras dan pengelolaan untuk mengumpulkan kekayaan, maka acapkali setelah terkumpul, sejumlah kekayaan yang diperolehnya itu tidak akan dapat bertahan lama.

Bagaikan air, ia akan mengalir ke luar lagi dengan cepat seiring dengan kebutuhan dan berbagai masalah mendesak yang ditemuinya (untuk pengobatan keluarga, tertimpa bencana, dan sebagainya). Juga ada kemungkinan dirinya sendiri mengalami gangguan kesehatan, sehingga tidak memiliki Fu (keberuntungan) untuk dapat menikmati uang yang diperolehnya.

Di sekitar kita, kita juga sering melihat ada banyak orang kaya, ada yang bahkan tidak murah hati, juga ada yang tanpa memerlukan usaha keras seperti orang lain pada umumnya, tetapi uang (keberuntungan) yang didapatkan bagaikan arus air yang tak bisa dibendung.

Pernikahan yang benar-benar bahagia, bukan hanya tergantung pada pengelolaan yang teliti, dia harus memiliki takdir perjodohan yang baik.

Di dunia ini manusia umumnya mendambakan, dan mengharapkan memiliki pernikahan yang bahagia, tetapi sebagian dari mereka walaupun telah mencurahkan segenap upaya, dan telah memperjuangkan untuk seumur hidupnya, namun tetap sulit mendapatkan kebahagiaan, karena dirinya dan pasangannya bukan berada  pada satu level.

Bagi orang yang memiliki perjodohan yang baik, dengan sangat mudah akan meninggalkan keharuman dimana-mana. Hampir tidak memerlukan usaha apa pun, kebahagiaan sudah berada di depan matanya, hal mana sungguh membuat orang iri hati.

Di dunia ini juga banyak orang yang mengejar ketenaran dan kekuasaan. Mereka telah berusaha sekuat tenaga hingga babak belur, mencurahkan segenap jiwa raganya sampai nafas terakhir, tetapi tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pada  akhirnya mereka hanya bisa menyadari bahwa  ternyata “politik itu kotor”.

Tetapi ada sebagian orang yang memiliki derajat tinggi, acap kali mereka bisa membinasakan musuh politiknya dengan sangat santai, atau selalu ada dewa penolong di saat mereka sedang mengalami bahaya dan kesulitan, dan akhirnya bisa terhindar dari bahaya dan menemui titik terang hingga bangkit dan menanjak lagi.

Dari banyaknya kenyataan yang kita temui, kita tidak bisa tidak mengakui bahwa bagian dari kehidupan yang tidak bisa dikelola ini acapkali lebih penting dari bagian kehidupan yang bisa dikelola. Dengan memiliki pengertian ini, boleh kita katakan bahwa seseorang telah melihat jelas hakekat kehidupan tentang kekayaan dan kemiskinan serta kegagalan dan keberhasilan seseorang.

Jika seseorang tidak jelas akan kenyataan bahwa ada bagian kehidupan yang tidak bisa dikelola - seumur hidupnya senantiasa berorientasi pada pengejaran nama, keuntungan, dan kekuasaan, maka hingga akhir hayatnya orang tersebut tidak akan mendapatkan saat-saat yang bahagia dan selamat.

Dalam kehidupan ini hal-hal yang tidak bisa dikelola ini sangat banyak sekali, se-tidaknya seperti yang pernah diungkapkan oleh Buddha Sakyamuni, “Tubuh memiliki delapan kesengsaraan” yaitu : hidup, tua, sakit, mati, ego, iri dengki, jengkel dan kerisauan hati, kesemuanya ini tidak bisa dikelola.

Kita tidak bisa memilih zaman, lingkungan, masyarakat dan keluarga untuk tempat kita bereinkarnasi nantinya, maka sebagian besar dari kita menjadi sengsara semenjak terlahirkan kembali.

Bisa saja kita atau keluarga kita terlahir atau pindah ke tempat-tempat yang tidak kita harapkan. Bagi mereka yang terlahir di daerah yang terkena bencana, atau di daerah di mana peperangan sedang terjadi atau di daerah yang minus makanan atau di daerah dengan pemerintahan yang bengis dan otoriter, maka mungkin mereka akan berpikir lebih baik mati dari pada hidup, atau ada yang berkata, lebih baik tidak dilahirkan dari pada terlahir dan menderita.

Kita semua sangat takut untuk menjadi tua, masih terkenang akan kecantikan dan kelincahan kita di masa muda. Akan tetapi tidak perduli Anda telah menghabiskan berapa banyak tenaga untuk menjaga keremajaan itu, dengan setiap hari mengaca di depan cermin kita akan mendapatkan bahwa kita mengalami penuaan, pandangan menjadi kabur, rambut menjadi putih, gigi mulai rapuh dan tulang otot mulai kendur.

Kita mendapatkan banyak orang yang kemarin masih segar bugar, dan duduk untuk minum bersama, hari ini ada yang telah jatuh sakit. Kita mengenal banyak teman yang pada malam sebelumnya masih bersenda gurau dengan kita, tetapi keesokan paginya telah meninggal dunia.

Bagi orang yang sangat kita cintai dan kita sayangi, tidak peduli dulu atau sekarang, yang pasti pada akhirnya akan berpisah juga dengan kita di kemudian hari.

Bagi mereka yang saling berhutang, selamanya akan berbelit dan pasti bertemu lagi di tempat yang sama, tidak akan terlepas dan tidak akan bisa menghindar.

Kita pernah membuat banyak sekali perencanaan dalam hidup, membuat pedoman dalam kehidupan, tetapi acapkali pada saat-saat yang paling penting akan muncul perubahan-perubahan yang tidak bisa diselesaikan.

Walaupun kita lagi bersantai di hari yang sangat cerah, di dalam lubuk hati juga bisa muncul kejengkelan lama dan kekuatiran baru yang teraduk menjadi satu. Bila kesengsaraan dan kegembiraan diletakkan di kedua sisi, dan kejengkelan diletakkan di tengah-tengah, maka selamanya tidak akan ada waktu santai.

Di dalam kehidupan ini terdapat banyak sekali situasi keadaan yang tidak bisa dikelola, kenyataan ini sangatlah menyedihkan dalam kehidupan ini.
Untunglah, tidak bisa dikelola bukan berarti tidak bisa dipikirkan, tidak bisa diperhatikan, dan tidak bisa disadari. Jika seseorang bisa mengerti akan hal ini, boleh dikata bahwa kecerdasan orang tersebut telah terbuka secara mendasar.

Di dalam sejarah panjang dalam bereinkarnasi, jiwa manusia merupakan proses yang sangat pendek : senang, marah, sedih, gembira, cinta, benci dan nafsu dalam tujuh perasaan merupakan buih-buih dalam proses itu. Bila buih-buih itu tersinari oleh matahari, dia juga bisa merefleksikan warna yang menarik. Bagaimanapun juga dia itu berputar, berubah, muncul dan musnah.

Siapa yang bisa membuat buih itu tetap tinggal? Siapa yang bisa mengelola aliran sungai? Siapa bisa mengelola kecantikan yang indah bagaikan sinar mentari? Siapa yang bisa mengelola kesedihan yang merisaukan bagaikan mendung dan hujan?

Jika bisa menikmati cantik dalam kecantikan, menyadari sengsara dalam kesengsaraan, dan meneliti risau dalam kerisauan, serta di dalam setiap proses kehidupan, setiap episode dalam hidup ini selalu mempertahankan perasaan hati yang teguh, berlapang dada serta menjaga kewibawaan maka cukuplah sudah.

May 3, 2013

MEMILIKI KEMURAHAN HATI, WATAK DAN MORALNYA JUGA TINGGI

Orang baik dalam dunia ini jika menemui masalah sering membicarakan taraf pemahaman dan kemampuan mengendalikan diri, sedang bagi seorang kultivator yang didiskusikan adalah bagaimana berkultivasi xinxing (moral).

Sesungguhnya, taraf kemurahan hati dari seseorang berhubungan sangat erat dengan xinxing atau taraf pemahaman dari seseorang. Manusia yang memiliki kemurahan hati, dengan sendirinya menjadi tinggi watak dan moralnya.

Jika bisa melaksanakan "Dipukul tidak membalas, dicaci tidak membalas", maka taraf alam pikiran yang sudah dicapai oleh orang tersebut sudah sangat tinggi, manusia hanya dengan jalan berkultivasi baru dapat mencapai taraf pikiran yang mulia.

Zaman dahulu, ada seorang anak muda yang bertabiat berangasan, dia pergi ke kuil Da De, Tiongkok, mencari biksu Yi Xiu untuk menanyakan pendapat cara berkultivasi.

Begitu kakinya menginjak masuk ke dalam pintu, dia langsung bergegas berkata kepada biksu Yi Xiu, "Guru, saya sudah bertekad bulat, mulai hari ini saya tidak akan bertengkar atau berkelahi dengan siapapun juga, walau ada orang yang meludahi diri saya, saya akan menghapusnya dengan diam-diam, mutlak tidak akan bertengkar dengan orang itu."

Setelah mendengar perkataan itu dengan tertawa biksu Yi Xiu menjawab, "Bagus sekali, akan tetapi ketika orang itu meludahi dirimu, Anda juga boleh tidak menghapusnya, biarkanlah ludah itu mengering secara alami di wajah Anda."

Mendengar perkataan ini dalam hati anak muda tersebut sulit menerima, lalu dia berkata, "Hal tersebut agaknya terlalu mempersulit orang! Membiarkan ludah penghinaan itu mengering dengan sendirinya di wajah kita, saya tidak memiliki kelapangan dada sedemikian besar!"

Setelah mendengar perkataan itu biksu Yi Xiu mengeleng-gelengkan kepala dan berkata, "Hal tersebut sedikitpun tidak sulit! Jika Anda sama sekali tidak berselisih dengan orang lain, dan orang tersebut masih tetap meludahi Anda, maka orang semacam ini pada dasarnya bagaikan seekor lalat. Anda lihatlah, lalat, salah satu jenis serangga ini sejak dulu hingga sekarang tidak tahu aturan, bertindak sewenang-wenang tanpa menghiraukan apapun, walaupun bagaimana Anda mencacinya juga tidak akan ada gunanya! Maka dari itu diludahi oleh manusia lalat semacam ini, sedikitpun tidak akan menjadikan suatu penghinaan, maka perlukah Anda marah demi orang yang tak berguna semacam in?"

Setelah mendengarkan perkataan ini anak muda tersebut melanjutkan bertanya kepada biksu Yi Xiu, "Lalu bagaimana jika ada orang mengayunkan kepalan tangan memukul saya?"

Biksu itu menjawab, "Dengan sikap yang sama menghadapi hal tersebut!"

Tak disangka biksu Yi Xiu baru menyelesaikan ucapannya, satu pukulan telah dilayangkan oleh si pemuda tersebut. Dengan keras dipukulkan ke atas kepala plontos biksu Yi Xiu.

Dengan perasaan tidak setuju, anak muda ini memelototi biksu Yi Xiu, lalu bertanya, "Bagaimana? saya memukul Anda demikian, apakah Anda tidak marah?"

Seperti tidak terjadi apa-apa biksu Yi Xiu tertawa dan berkata, "Ha! Kepala saya ini keras bagaikan batu, Anda menggunakan tenaga yang begitu besar untuk memukul, saya khawatir tanganmu terluka! Sakitkah tanganmu?"

Anak muda ini melihat bahwa biksu guru tersebut sama sekali tidak mengekspresikan kemarahan, sikapnya sangat tenang dan anggun, sedikitpun tidak dibuat-buat. Menghadapi kemurahan hati seorang kultivator, saat itu anak muda ini menjadi canggung hingga tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Saat itu anak muda ini baru mengerti, kelapangan dada dari biksu Yi Xiu beserta taraf pikiran dari seorang kultivator, yang sama sekali tidak sanggup dikejar oleh dirinya karena terlampau jauh tertinggal.

Kultivator yang benar-benar berkultivasi akan melepaskan semua nama dan kepentingan duniawi dan melihat permasalahan di tingkat yang tinggi.

Manusia umumnya tidak dapat memahami pikiran dan tindakan seorang kultivator. Hal itu disebabkan karena taraf pikirannya terpaut terlalu jauh, hanya dengan berjalan di atas jalan kultivasi barulah seseorang bisa menyadari akan prinsip tingkat tinggi, dan benar-benar meningkatkan taraf pikirannya sendiri.

May 2, 2013

REMBULAN TENGAH MEMANDANGMU

Seorang ayah tua yang sering mencuri hendak menurunkan teknik istimewanya itu kepada anak-anaknya, agar mereka tidak kekurangan sandang pangan di kemudian hari.

Pada suatu hari, dia  mengajak anak bungsunya untuk melakukan aksi pencurian, dia berkata kepada anaknya, “Menjadi seorang pencuri yang ulung, terlebih dulu harus belajar bagaimana cara berjaga-jaga. Kamu berjaga-jaga di luar, jika ada gerak gerik sesuatu, kamu harus segera memberitahu ayah, kita baru bisa melarikan diri dengan selamat.”

Ketika sang ayah sedang berada di dalam kamar tidur pemilik, dengan  asyiknya membongkar dan membalik segala barang yang berada di dalam lemari untuk mencari barang-barang yang berharga, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan dari anaknya, “Ayah, ada yang telah melihat kita!”

Dia segera meninggalkan tempat kejadian, dengan memegang erat tangan anaknya bersama-sama melarikan diri meninggalkan tempat kejadian.

Setelah berlari untuk beberapa saat lamanya, dia bertanya kepada anaknya, “Nak, siapa orang yang kamu jumpai tadi?”

Dengan polos si anak dia menjawab, “Ayah, tadi rembulan membuka kedua matanya yang terang, sedang memandang ke kita!” 

Perkataan dari anak yang polos dan naif, bukankah sedang menunjukkan sebuah prinsip kepada kita, kejadian apa di dalam dunia ini yang tidak terlihat oleh orang lain? Bukan hanya matahari dan rembulan yang melihat kepada kita, berbagai benda dan makhluk di alam semesta ini, mereka semua juga sedang menjadi saksi atas setiap kata dan perbuatan kita.

Orang dulu berkata, “Hidup hendaknya kita jalankan secara apa adanya dan harus dengan penuh martabat. Baik saat sedang berkumpul di depan umum ataupun saat sedang sendiri, tidak perlu berpura-pura dan ditutup-tutupi. Seseorang jika bisa tidak takut pada kegelapan, di dalam hati sepenuhnya percaya akan keberadaan Sang Penguasa, ia tentu memiliki hukum norma dalam hati, maka secara otomatis sikapnya menjadi matang dan besar. 

Seseorang yang berhati lurus, tidak penuh tipu muslihat, mudah sekali mendapatkan kepercayaan dari semua orang. Seandainya di dalam hati setiap orang memiliki sebuah rembulan yang terang, maka segala pikiran dan tingkah lakunya tidak akan berani melampaui ba-tasan moral yang akan mencoreng wataknya yang jujur dan tulus.

Bulan terang di dalam hati ini akan membuat jiwa raga kita bersih bagaikan bayangan bulan di dalam air, tanpa ternoda oleh debu sama sekali. (The Epoch Times/lin)

May 1, 2013

ANAK BERBAKTI DAN IKAN LONGLI



Hampir semua masyarakat keturunan Tionghoa yang pernah pergi ke Amerika Utara mengetahui bahwa semua rumah makan yang dikelola oleh orang Tionghoa, selalu menyediakan ikan yang sangat digemari oleh orang Tionghoa itu sendiri. Ikan itu bernama ikan Long Li.

Ikan jenis ini dagingnya sangat lezat dan sedap, ikan tersebut hanya satu sisi saja yang berdaging dan sisi lain tidak berdaging, tubuhnya juga memiliki dua warna yang berbeda, sisi yang tidak berdaging berwarna putih, dan sisi yang berdaging berwarna cokat tua.

Mengapa ikan ini berbeda dengan jenis ikan yang lain? Simak kisah yang mengharukan di bawah ini!

Dahulu kala tinggallah seorang anak muda bersama ibunya yang buta. Karena menderita sakit, maka ibunya hanya bisa berbaring di atas ranjang sepanjang tahun.

Musim dingin pada bulan Desember tahun itu, salju sedang beterbangan turun, ibunya sudah beberapa hari berturut-turut tidak makan. Anak muda yang sangat mencemaskan ibunya itu lalu bertanya, “Ibu, makanan apa yang ibu inginkan?”

Ibunya memahami keadaannya yang sangat miskin, dia sendiri sepanjang tahun hanya bisa berbaring di atas ranjang yang malah akan memperberat tanggungan keluarga. Kali ini dia sudah membulatkan tekad tidak makan dan minum dan menunggu ajal tiba.

Sang anak sangat cemas, ia berharap ibunya bisa makan sedikit, walaupun itu hanya sedikit bubur tajin untuk menyelamatkan nyawa ibunya dari maut. Ibunya juga mengetahui di saat musim dingin seperti ini, permukaan sungai pun sudah beku menjadi es, bagaimanapun juga anaknya tidak akan bisa menyulap seekor ikan untuk dimakan. Agar anaknya tetap di rumah dan tidak pergi ke mana-mana, dengan nada yang tidak bersungguh-sungguh dia berkata bahwa dia ingin makan ikan.

Pemuda ini adalah seorang yang sangat berbakti. Dia mengira ibunya benar-benar ingin makan ikan, dia sangat girang sekali, dia pun beranggapan kali ini ibunya pasti akan tertolong. Tetapi saat dia menengok keluar rumah, di luar hanyalah terlihat hamparan salju yang putih, angin utara sedang bertiup menderu-deru. Si pemuda kembali khawatir, ia tidak tahu harus kemana untuk mencari ikan, salju telah membekukan semua sungai menjadi es.

Tetapi karena sangat ingin menolong ibunya, dengan membulatkan tekad, pemuda itu meminta ibunya untuk me-nunggu, dan dia pun berlari menerjang keluar menuju ke sungai yang berada di dekat rumahnya. Pemandangan yang ada di depan matanya saat itu hanyalah permukaan sungai yang tertutup oleh salju dan es yang sangat tebal. Mustahil untuk mendapatkan ikan dalam kondisi seperti ini.

Hatinya pun gelisah. Tapi dia sangat ingin sekali memenuhi keinginan ibunya. Dia lalu berdoa kepada Tuhan dan dewa penjaga sungai agar membantu untuk menolong ibunya. Kemudian, dia membuka baju dan menggunakan panas tubuhnya yang sangat lemah itu untuk mencairkan permukaan sungai yang sangat dingin menusuk tulang itu.

Dapat dikatakan apa yang terjadi kemudian sungguh aneh. Mungkin berkat ketulusan hati si pemuda itu sehingga doanya membuahkan hasil. Secara ajaib salju dan es yang menutupi permukaan sungai itu sebagian mencair dengan cepat. Mendadak seekor ikan segar melompat keluar ke atas permukaan es.

Pemuda itu menjadi girang dan ia sangat bersyukur kepada Tuhan, serta berterima kasih kepada ikan itu. Seumur hidupnya dia tidak pernah membunuh, saat itu dia memegang ikan itu dan berkata, “Saya sebenarnya tidak ingin melukaimu, saya hanya ingin menolong ibu, terpaksa saya harus mengambil dagingmu sedikit.”

Si pemuda hanya mengambil daging ikan itu dari satu sisi saja dan tidak melukai organ dalam ikan itu, lalu ikan itu dia lepaskan kembali ke dalam sungai.

Di kemudian hari ikan tadi dinamakan ikan berbakti. Dan sekarang oleh masyarakat keturunan Tionghoa yang hidup diluar negeri, ikan ini disebut ikan Long Li.

Malam itu, si pemuda segera memasak dan menyuapi ibunya yang sekarat dengan sup ikan yang lezat itu. Sangat ajaib, setelah minum sup ikan itu tubuh ibunya kian hari kian membaik dan penglihatannya pun berangsur-angsur pulih.

Suatu niat dan kelakuan yang begitu agung, sungguh telah menggetarkan dan mengharukan langit dan bumi, akhirnya ia akan mendapatkan balasan dengan apa yang disebut keajaiban oleh manusia. Meskipun banyak orang tidak mempercayainya, tetapi keajaiban ini benar-benar pernah dialami oleh orang-orang tertentu.

Ada orang yang telah divonis oleh dokter bahwa sakitnya sudah tidak dapat disembuhkan, tetapi akhirnya ia mendapatkan kesembuhan yang tak terduga; ada yang sedang dalam kesulitan keuangan untuk membayar uang masuk sekolah anaknya, tiba-tiba mendapatkan rejeki senilai persis yang diperlukan untuk keperluan sekolah anaknya, dan lain-lain kejadian lagi. Semua hal-hal mengharukan ini sebenarnya menandakan apa? Tak lain dan tak bukan adalah untuk mengingatkan manusia bahwa Sang Pencipta senantiasa tahu akan perilaku, hati dan pikiran setiap insan-Nya!  

Ada orang merasa telah menjadi orang baik, tetapi mengapa malang nasibnya?
Sesungguhnya, orang yang benar-benar baik, ia tidak akan mengeluh terhadap nasibnya. Ia akan sepenuhnya menyadari bahwa Yang Kuasa adalah Maha Belas Kasih, tentu telah mengatur nasibnya sedemikian rupa adalah untuk kebaikannya juga. Sang Pencipta tentu punya maksud-maksud lain yang tidak kita pahami.

Orang yang menganggap dirinya sendiri orang baik, apakah benar-benar baik? Dia mungkin ramah kepada semua orang, tetapi apakah hatinya tidak dipenuhi dengan kedengkian, dan apakah pikirannya benar-benar bersih dari hal-hal yang kotor dan jahat? Lagi pula dengan mengeluh, bukankah itu berarti dia sedang menyalahkan Sang Pencipta? 


Apr 9, 2013

MEMULAI KEHIDUPAN BARU



Seorang teman menceritakan sebuah lelucon: Ada seorang anak perempuan yang sejak kecil mendapat pendidikan di sekolah elit. Suatu hari dia datang ke sebuah kelas di sebuah sekolah negeri. Dia berkata dengan kagum, “Di sekolah kalian ini enak sekali! Ada kipas anginnya, tidak seperti ruangan kelas kami hanya ber-AC, membuat saya jadi kedinginan!”

Ucapan polos anak kecil memang bisa membuat orang tersenyum, tetapi selain itu mengandung cukup banyak keluh kesah. Dalam kepolosan ucapan seorang anak sama sekali tidak ada yang ditutupi, apa yang dikatakan mereka itu adalah kenyataan, tetapi juga telah menunjukkan masalah dalam pendidikan.

Sejak dilahirkan, orangtua akan berusaha segenap tenaga untuk memberikan yang terbaik kepada anak mereka, ingin kelak menjadi orang berguna. Agar tidak kalah dengan anak lain di tempat start berlari, kebanyakan orang tua berusaha sekuat tenaga mencari uang, membangun sebuah surga dunia bagi anak mereka. Karena itu, anak-anak polos yang berada dalam naungan dan perlindungan orang tua, akan menjadikan banyak hal sebagai suatu kewajaran.

Terhadap materi yang berlimpah dan mudah didapat, ia tidak akan tahu bagaimana menyayanginya. Bila langit runtuh, ada orang tua yang menahan, bila membuat masalah, masih ada orang tua yang diandalkan. Dalam kegemerlapan dunia yang dibangun dengan cermat, hanya ada warna-warni kegemilangan, tidak ada gelombang badai yang mengejutkan juga tidak ada tantangan cobaan dan kesulitan. Ketika mereka terjun ke dalam masyarakat, maka tragedi menyedihkan akan mulai menimpa sekali dan sekali lagi. Karena kelalaian dan sikap acuh, orang tua juga akan mengalami penyesalan yang sama berulang kali.

Cara mendidik anak yang menyimpang, membuat anak tersebut setelah tumbuh dewasa seperti sebuah pohon yang tumbuh miring, setiap saat bisa tumbang dan ditimpa  malapetaka atau mati muda. Ketika kita hanya memberikan anak dengan uang dan materi dalam jangka waktu panjang, dan tidak rela menghabiskan waktu untuk menemani anak, mendengarkan suara hati anak, perhatian terhadap perasaan anak, hingga pada suatu hari ketika kita sudah berusia lanjut, anak-anak kita juga sama seperti kita dulu dengan uang saja memasok kita, tidak ada waktu menemani dan mendengarkan suara hati kita, perhatian terhadap perasaan kita. Jika saat itu baru mengeluhkan mengapa kehidupan ini tidak bisa diulang sekali lagi, bukankah sudah terlambat!

Menarik pelajaran dari kesalahan terdahulu, biarkanlah kita mengambil keputusan tegas sekali lagi atas diri sendiri dan anak-anak kita. Sebenarnya kita harus menyayangi jodoh pertemuan kita bersama anak-anak yang sulit kita dapatkan, karena memiliki anak, baru ada pendidikan antara ayah dan anak. Pendidikan sekali lagi telah memberikan kepada kita kesempatan berharga untuk berkembang, karena itu boleh dikatakan bahwa anak adalah guru bagi kita. Seiring pertumbuhan anak, kita juga terus-menerus belajar dari pengalaman hidup yang baru dan kecerdasan jiwa.

Anak yang polos dan naïf tidak akan mendendam, anak yang polos meletakkan posisi hati pada titik nol, mengosongkan diri sendiri dan belajar dengan serius. Setelah dipikir dengan saksama, kita akan menemukan, sei-ring dengan berlalunya waktu tidak terasa kita sudah berangsur-angsur memikul banyak sekali prasangka, telah memupuk terlalu banyak kesenangan dan ketidak senangan serta rasa nyaman. Semua keterikatan hati yang tidak bisa dilepaskan telah membelenggu pikiran dan tindakan kita. 

Mulai hari ini biarkanlah kita semua setiap hari menyambut kehidupan yang baru ini dengan perasaan hati yang baru pula — laksana seorang bayi yang menerima berkah kehidupan dari alam ini, kita akan merasa terkejut bahwa dalam berbagai musim penuh dengan pemandangan indah yang membuat orang melompat kegirangan.

Bila melihat perasaan manusia dengan sebuah hati anak kecil, kita akan menemukan dalam watak hakiki manusia, sebenarnya kebaikan dan kemurnian selalu menyertai kita. Bagaikan selembar kertas putih yang diwarnai dengan kebenaran dan kesetiaan, kita akan menemukan warna yang sangat indah yang dulu tak pernah tampak oleh kita. Biarkanlah sejak awal kita hanya membawa sebuah ketulusan hati, setiap hari memulai kehidupan baru! Belajar dan belajar lagi!

Mar 23, 2013

TAKDIR KEHIDUPAN



Pepatah yang mengatakan, “Hidup manusia tidak menentu.” Menasihati orang menggunakan kesempatan yang ada, karena siapapun tak dapat memastikan keadaan selang satu menit berikutnya.

Bencana alam dan malapetaka mengingatkan umat manusia agar mengikuti kehendak langit dan bumi dan hidup berdampingan dengan alam. Namun acapkali sebagian orang keras kepala tidak mau mempercayai hal ini, mereka bersikeras ingin mengalami sendiri baru mau percaya, dan ketika malapetaka terjadi acapkali sudah terlambat untuk disesali. Saya percaya “berbuat baik ada balasannya, berbuat jahat juga akan ada ganjaran.” Saya lebih yakin lagi dengan prinsip yang mengatakan “Perputaran sebab dan akibat renggang tetapi tidak bocor.” Saya sering berpikir, mengapa ada orang yang hidupnya makmur dan serba berkecukupan, namun di sisi lain ada orang yang hidupnya sengsara dan serba kekurangan? Siapakah orang yang tidak menginginkan kehidupan bersahaja? Sebenarnya, kehidupan manusia ditentukan dari berkah (balasan kebaikan) dan karma, inilah yang disebut nasib.

Pernah ada seorang pengidap kanker stadium akhir, dia sebenarnya sudah tidak dapat mengonsumsi makanan. Suatu hari tiba-tiba nafsu makannya mendadak timbul. Selama satu minggu berturut-turut ia keluar rumah untuk mencari makanan yang dia senangi. Tak lama kemudian dia meninggal dunia. Inilah yang disebut nasib dia untuk menikmati makanan sudah berakhir. Seorang siswa SMA membeli lotre dan mendapatkan hadiah. Karena takut diketahui keluarganya maka uang itu disimpannya di bawah ranjang. Tidak disangka, pada suatu hari dia mengalami kecelakaan hingga meninggal, keluarganya kemudian menemukan uang tersebut. Inilah yang dinamakan nasib dia mempergunakan uang sudah berakhir.

Panjang pendeknya usia seseorang sudah ditentukan. Kualitas dalam kehidupan seseorang juga telah ditentukan. Ada sepasang suami istri yang hanya memiliki seorang anak perempuan dan mendambakan anak laki-laki. Setelah berupaya keras akhirnya mereka memiliki seorang putra. Namun tidak disangka dalam suatu kecelakaan yang mereka alami, putra mereka yang baru beberapa bulan itu tewas dalam kecelakaan. Betapa apa yang diinginkan manusia tidak selaras dengan apa yang diinginkan Tuhan.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Buah yang dipetik secara paksa tidak manis, pernikahan yang dilakukan secara paksa tidak akan harmonis.” Adik teman saya sudah bertahun-tahun pacaran dengan teman prianya, tetapi mereka berdua sering bertengkar. Orang tua kedua belah pihak menganggap mereka tidak cocok dan tidak menyetujui pernikahan mereka, namun pihak perempuan bersikukuh ingin menikah. Baru-baru ini mereka bercerai, bahkan mereka saling menyakiti dengan kata-kata kasar, benar-benar seperti “ Jika awalnya sudah tahu begini, mengapa dulu masih mau diteruskan?”

Tidak salah jika ada orang yang mengatakan, “Tidak mendengarkan nasihat orang tua, kerugian akan menyertai di depan mata.” Orang zaman dulu mengatakan, “Dalam seratus kebaikan yang paling diutamakan adalah berbakti.” Apa yang diucapkan para tetua belum tentu benar adanya, kita seharusnya mempergunakan kecerdasan untuk berpikir apakah kata-kata orang tua tepat dan masuk diakal. Semua persoalan tidak ada yang mutlak, siapa pun tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi pada orang lain. Hanya saja kita harus bertanggung jawab pada pilihan sendiri dan mengubah diri sendiri agar sesuai dengan lingkungan, maka hasilnya mungkin akan berbeda. Memperoleh belum tentu adalah yang terbaik, dan kehilangan juga belum tentu adalah hal buruk. Jika kita dapat melepaskan hati yang menuntut secara paksa, mengambil sikap hati “jika memperoleh adalah keberuntungan, jika kehilangan juga adalah nasib saya”, maka tiada hal yang tidak dapat kita lepaskan! 
Bookmark and Share
Custom Search