Zhao Zi Hao seorang pengusaha sukses di China.
Suatu ketika ia menghabiskan banyak uang membeli sebidang tanah di pinggiran kota dan membangun sebuah villa bertingkat tiga.
Di dalamnya ada kolam renang yang mengesankan dan sebatang pohon Lychee berusia seratus tahun di halaman belakang. Sebenarnya... dia membeli properti itu hanya karena pohon ini. Istrinya suka sekali makan buah lychee.
Selama renovasi, teman2nya mendesaknya utk meminta pendapat seorang master fengshui.
Zhao Zi Hao sendiri tidak pernah percaya pada Fengshui namun cukup mengejutkan ketika dia setuju menghubungi seorang master feng shui dari Hong Kong.
Grand Master itu adalah Master Cao yg telah berpengalaman selama tiga puluh tahun dan sangat terkenal dalam dunia fengshui. Lalu Zhao Zi Hao mengantar sang Guru ke villanya di daerah pinggiran kota.
Sepanjang jalan.. ketika mobil di belakang mereka mencoba menyalip, Zhao Zi Hao melambat dan memberi jalan. Master Cao dengan tertawa berkomentar: "Big Boss Zhao, Anda benar-2 mengemudi dgn aman."
Zhao Zhi Hao tertawa: "Biasanya orang yang menyalip memiliki beberapa masalah mendesak untuk diurus, jadi kita seharusnya tidak menahannya."
Sesampainya di sebuah kota kecil, jalan semakin sempit sehingga Zhao Zi Hao memperlambat laju mobilnya. Seorang anak sambil tertawa tiba tiba melesat keluar dari sebuah gang dan saat anak itu berlari melintasi jalan, Zao menghentikan mobilnya.
Lalu dia terus menunggu sambil menatap ke gang, seolah sedang menunggu sesuatu.
Dan betul saja... tiba-tiba seorg anak lain melesat keluar, mengejar anak tadi yang di depannya.
Master Zao terkejut dan bertanya:
"Bagaimana Anda tahu akan ada anak lain yang mengikuti?"
Zhao Zi Hao mengangkat bahu: "Sebenarnya, anak2 selalu mengejar satu sama lain dan tidak mungkin seorang anak berada dalam kegembiraan seperti itu tanpa teman bermain."
Master Cao memberinya jempol besar dan tertawa terbahak2: "Anda sangat perhatian sekali! "
Sesampainya di Villa, mereka turun dari mobil. Tiba-tiba sekitar 7 - 8 burung berterbangan dari halaman belakang. Melihat hal itu, Zhao berkata kepada Master Cao: "Jika Anda tidak keberatan, tolong tunggu sebentar."
"Ada apa?" Master Cao tercengang.
"Oh, tidak apa-apa hanya mungkin ada beberapa anak yg sedang mencuri lychee di halaman belakang. Jika kita masuk sekarang mungkin akan membuat mereka ketakutan. Jangan mengambil risiko sehingga menyebabkan ada anak yang mungkin akan jatuh dari Pohon Lychee." Zhao menjawab dengan humor.
Master Cao terdiam beberapa saat sebelum berkata : "Sejujurnya, rumah ini tdk memerlukan evaluasi Fengshui lagi."
Sekarang giliran Zhao yang terkejut: "Kenapa begitu?"
"Setiap tempat yang Anda miliki, secara alami telah menjadi properti dengan fengshui yang paling baik dan menguntungkan..."
"Kebaikan hati mengalahkan ilmu fengshui."
Bila pikiran dan kebaikan hati kita memprioritaskan kedamaian dan kebahagiaan orang lain, yang beruntung bukan hanya orang lain, tapi juga diri kita sendiri.
Bila seseorang memiliki kebaikan hati dan memperhatikan orang lain setiap saat, maka orang ini secara tidak sadar telah menjadi sumber energi positif.
Orang yang memiliki energi positif seperti ini sebenarnya adalah orang yang selalu mendahulukan segala sesuatu untuk manfaat orang banyak sebelum menjadi tercerahkan.
Nah itu pendapat master Cao untuk orang yang memiliki kebaikan hati. Mari kita hidup dengan penuh kebaikan hati dan kebajikan
Ada pepatah yang mengatakan :
"Jika kita berbuat baik, walaupun rejeki belum datang tetapi malapetaka sudah menjauh...
Jika kita berbuat jahat, walaupun malapetaka belum datang, tetapi rejeki sudah menjauh"
Mari belajar bersama seni kehidupan di universitas kehidupan kita ini, Art Of Life
Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah. Ehipassika berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma. semua artikel saya dapat dari mengumpulkan dari berbagai sumber dan web.
Showing posts with label KEHIDUPAN. Show all posts
Showing posts with label KEHIDUPAN. Show all posts
Feb 29, 2020
Apr 17, 2017
HATI MANUSIA IBARAT TIMBANGAN
Pada
jaman dulu, di sebuah kota kecil di Tiongkok Utara terdapat dua toko yang
menjual beras, toko yang satu bernama Yong Chang, yang satunya lagi bernama
Feng Yu.
Pemilik
tua toko beras Feng Yu melihat saat itu situasi sedang kacau oleh peperangan
tidak mudah untuk berdagang, dia lalu memikirkan suatu rencana yang bisa
mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
Hari
itu, dia mengundang ahli pembuat timbangan ke rumahnya, dengan
sembunyi-sembunyi dia berkata kepada ahli pembuat timbangan itu, “Tolong Anda
buatkan satu timbangan yang ukuran beratnya 1kg sama dengan 15,5 kati, nanti
ongkos pembuatannya saya tambah seratus tael.” (1 kg yang sebenarnya adalah 16
kati)
Demi
untuk mendapatkan uang seratus tael lebih banyak, dia telah mengabaikan
moralnya, dan segera menyanggupi pemilik toko tua itu. Setelah selesai
berpesan, pemilik toko itu pun meninggalkan ahli timbangan itu seorang diri di
halaman rumahnya untuk membuat timbangan, dia sendiri berjalan ke dalam toko
mengurus dagangannya.
Pemilik
toko beras tua itu mempunyai empat orang putra, semua anaknya memban-tu dia
mengolah toko beras itu. Putra yang bungsu dua bulan yang lalu baru menikah,
istrinya adalah putri seorang guru pengajar.
Ketika
mertuanya berpesan dengan ahli pembuat timbangan, dia sedang menjahit di dalam
kamar, percakapan mertuanya dengan ahli timbangan telah terdengar semuanya
olehnya.
Setelah
ditinggal pergi oleh si pemilik toko, menantu baru itu merenung sejenak,
berjalan keluar dari kamar dan berbicara dengan ahli pembuat timbangan itu,
“Mertua saya itu sudah tua, pikirannya agak kacau, tadi pasti salah mengucapkan
kata-kata. Mohon Anda buatkan timbangan yang ukuran beratnya 1kg sama dengan
16,5 kati, nanti saya berikan ongkos lebih 200 tael. Tetapi, Anda harus
berjanji tidak memberitahukan hal ini kepada mertua saya itu.” Ahli pembuat
timbangan itu demi mendapatkan uang 200 tael lebih banyak lagi, dia mengabulkan
permintaan itu.
Timbangan
yang ukuran beratnya 1kg sama dengan 16,5 kati dengan cepat telah selesai
dibuat, dan ahli pembuat timbangan itu sungguh tidak memberitahu perubahan berat timbangan itu kepada pemilik
tua.
Pemilik
toko yang tua itu sudah pernah beberapa kali membuatkan dacin kepada ahli
timbangan itu, sangat mempercayai keahliannya, jadi timbangan baru setelah
selesai dibuat hari itu juga dibawa ke dalam toko beras untuk dipergunakan.
Beberapa
waktu kemudian, perdagangan toko beras Feng Yu kian makmur, pelanggan lama dari
toko beras Yong Chang juga ikut meramaikan. Mereka berbondong-bondong beralih
ke toko beras Feng Yu untuk membeli beras.
Tidak
lama setelah itu, orang-orang yang tinggal di sebelah barat dan timur jalanan
kota kabupaten itu juga mencari yang jauh dan melepaskan yang dekat, mereka
menelusuri kampung dan jalanan datang ke Feng Yu untuk membeli beras, sedangkan
toko beras Yong Chang yang berada di depan jalanan menjadi sepi sekali.
Tiba
pada akhir tahun, toko beras Feng Yu mendapatkan keuntungan besar, se-dangkan
toko beras Yong Chang merugi hingga tidak bisa melanjutkan perdagangan, toko
beras itu akhirnya dipindah-tangankan kepada Feng Yu.
Pada
malam tahun baru, keluarga besar pemilik toko Feng Yu duduk berkeliling makan
Shuijiao (sejenis pangsit, yang merupakan makanan utama malam tahun baru imlek
untuk penduduk Tiongkok Utara) bersama.
Hati
pemilik tua sedang bergembira, dia mengeluarkan pertanyaan untuk semua orang.
Dia ingin tahu siapa yang dapat menebak bagaimana dia bisa menjadi kaya raya.
Mereka semua berebut untuk berbicara, ada yang mengatakan berkat perlindungan
Yang Kuasa, ada yang mengatakan pemilik tua menggunakan cara yang tepat untuk
mengelola, ada juga yang mengatakan letak toko beras itu sangat strategis, ada
pula yang berkata berkat kerja sama dari seluruh anggota keluarga.
Pemilik
tua itu dengan tertawa dan berkata, “Jawaban kalian semuanya salah. Kita
menggantungkan apa untuk menjadi kaya? Menggantungkan timbangan yang kita
miliki! Timbangan kita beratnya 1kg sama dengan 15,5 kati, setiap menjual 1kg
beras, kurang 0,5 kati, setiap hari menjual ratusan bahkan ribuan kilo beras,
maka akan mendapatkan untung banyak, dengan mengumpul keuntungan ini dari hari
ke hari, maka akhirnya kita menjadi kaya.”
Selanjutnya
dia menceritakan bagaimana dia pada awal tahun telah membuat timbangan yang
berat 1 kilonya sama dengan 15,5 kati dengan menambahkan 100 tael kepada ahli
pembuat timbangan.
Mendengarkan
penuturan ini, anak cucunya sangat takjub hingga melupakan Shuijiao di mangkuk
mereka. Setelah ketakjuban mereda, semua orang memuji pemilik tua alias orang
tua mereka ini sangat hebat, tidak menunjukkan gelagat sedikitpun, hingga orang
sendiripun tidak menyadari, uang sudah masuk ke dalam saku. Mendengarkan
perkataan ini pemilik tua merasa bangga, girang bukan kepalang, berulang-ulang
memegangi janggut panjangnya.
Saat
itu, menantu barunya perlahan-lahan berdiri dari atas bangkunya, dan berbicara
kepada sang pemilik tua, “Ada
satu hal yang ingin saya sampaikan kepada ayah, sebelum saya beritahukan kepada
ayah, saya berharap ayahanda mau berjanji memaafkan kesalahan saya.”
Dia
menunggu pemilik tua menganggukkan kepala, dengan tenang-tenang saja menantu
baru itu menceritakan kepada semua orang, tentang bagaimana dia pada awal tahun
itu telah memberikan uang 200 tael lebih banyak kepada ahli pembuat timbangan
untuk membuatkan timbangan yang beratnya 1 kilo sama dengan 16,5 kati.
Dia
berkata, “Ucapan ayah sangat benar sekali, kita menjadi kaya berkat timbangan
yang kita pakai. Timbangan kita setiap 1 kilo mempunyai kelebihan berat 0,5
kati, semua pelanggan tahu kita berdagang sangat jujur tidak mencuri timbangan,
maka mereka semua mau membeli beras kita, maka usaha perdagangan kita menjadi
makmur. Walaupun setiap kilonya kita mendapatkan untung lebih sedikit, tetapi
jika penjualannya banyak keuntungan yang didapatkan akan besar pula. Kita telah
menjadi kaya raya berkat ke-jujuran yang kita tunjukkan kepada pelanggan ”
Kali
ini semua orang dibuat jadi lebih takjub, mereka terperangah. Pemilik tua tidak
percaya bahwa hal ini adalah benar, dia mengambil dan menera timbangan yang
dipergunakan setiap hari untuk menjual beras. Ternyata memang benar berat 1
kg-nya sama dengan 16,5 kati. Pemilik tua itu tercengang kaget, dia tidak
mengatakan sepatah katapun, dengan perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam
kamarnya.
Keesokan
pagi setelah sarapan pagi, tepat pada awal tahun baru tanggal satu, pemilik tua
mengumpulkan seluruh anggota keluarga, sambil melepaskan kunci kasir yang
terikat di pinggangnya ia berkata, “Saya sudah tua, sudah tidak berguna.
Kemarin semalaman saya telah mempertimbangkan, memutuskan mulai saat ini,
menyerahkan kendali toko ini kepada menantu saya yang keempat, dikemudian hari,
kita semua orang mematuhi kehendak dia!”
Semua
orang bagai sebuah timbangan, dengan timpang sebelah (tidak jujur), orang lain
akan dapat melihatnya dengan sangat jelas. Berdagang yang diutamakan adalah ‘kejujuran’,
dan sebagai manusia bukankah kita juga harus demikian?
Feb 16, 2017
Mengendalikan Lebar Kehidupan
Menjadi seorang karyawan, sangat mementingkan
komunikasi. Tidak peduli terhadap atasan, bawahan, rekan sejawat, pelanggan
ataupun terhadap bagian yang harus dihubungi untuk berkonsultasi, semua ini
membutuhkan teknik komunikasi antar manusia.
Namun di dalam pekerjaan, tidak bisa dihindari
menemui banyak hal yang tidak sesuai dengan kehendak hati, bahkan juga
kegagalan. Saat itu dibutuhkan penyesuaian perasaan hati atau terus menerus
menyemangati diri sendiri, yang disebut berkomunikasi dengan diri sendiri.
Acapkali ketika kita sedang berkomunikasi,
secara tidak sadar bisa menggunakan nada berbicara dengan cara negatif, memerintahkan,
atau seperti atasan terhadap bawahan. Misalnya, “Salah, salah, Anda salah,
perkataan tidak boleh diucapkan seperti itu.” Atau, “Aduh, sudah saya katakan
beberapa kali kepada Anda, tidak bisa dilakukan dengan cara Anda itu. Mengapa Anda begitu bodoh, sudah beberapa
kali diberitahu juga tidak dihiraukan.”
Pada umumnya, semua orang tidak senang bila
dikritik atau disangkal. Tetapi terkadang dalam ucapan yang kita keluarkan
secara tanpa disadari telah menunjukkan suatu perasaan unggul dan keakuan diri
sebagai pusat pembicaraan, merasakan diri sendiri yang benar, orang lain salah.
Tetapi ada pepatah yang mengatakan, “Usulan
yang diajukan dengan memaksa, sama saja seperti menyalahkan.” Meski perkataan yang kita ucapkan bertitik tolak
dari kebaikan, berniat baik, tetapi jika nada perkataan yang diucapkan terlalu
memaksa, tidak memperhatikan perasaan orang lain, maka bagi pihak yang
mendengarkan, akan merasakan seperti diserang atau disalahkan, sangat tidak
nyaman.
Kadang kala dalam hati akan muncul ungkapan
perasaan bahwa, “Tahukah Anda? Sebenarnya saya sangat setuju sekali dengan
pemikiran Anda, tetapi saya sangat tidak senang dengan sikap berbicara Anda.”
Kadang kala kita bisa berkata, “Sebenarnya
saya orang yang sangat rasional, coba Anda lihat pintu saya selalu terbuka
lebar, Anda sekalian setiap saat boleh masuk dan berkomunikasi dengan saya.”
Akan tetapi jika kedua pintu telah terbuka lebar, sedangkan hati kita tertutup,
lantas apa gunanya semua ini?
Oleh sebab itu ketika kita berkomunikasi harus
memperhatikan perasaan orang yang kita ajak bicara, pada hakekatnya setiap
orang memiliki rasa martabat diri sendiri, setiap orang berharap dirinya
diakui, dipuji, diikuti, dan tidak senang disangkal atau dihina.
Meski kedua belah pihak berbeda pendapat,
tetapi harus dicapai “kesamaan dalam perbedaan, berkomunikasi secara sempurna;
ada pendapat harus diutarakan, tetapi harus dengan nada lembut”.
Aksara China bermakna sangat mendalam, kata Wo
(我,= saya)
gabungan dari dua kata apa? Kata Shou (手,= tangan)
dan Ge (戈,= senjata). Kata Wo, harfiahnya berarti, “setiap
orang di tangannya memegang senjata”.
Karena itu setiap orang sering “membela /
menjaga diri sendiri”, untuk melindungi dirinya sendiri. Tetapi ketika
berkomunikasi, manusia selain menjaga dirinya sendiri, juga harus berpijak pada
pendirian orang lain. Pergunakan dengan baik “kesamaan hati manusia”, juga
belajarlah bagaimana mengendalikan lidah kita. Di saat yang tepat, ucapkanlah
perkataan yang baik, bersamaan itu dapat segera menahan perkataan yang tidak
seharusnya diutarakan.
Oleh sebab itu kita harus belajar, “Jangan
tergesa untuk berbicara, jangan berebut untuk berbicara, namun harus berpikir
dulu baru diucapkan.” Pastikan jangan menyesal setelah “mengumbar kepuasan
berbicara”, karena perkataan yang telah diucapkan tidak bisa dihapus!
Selain itu berkomunikasi dalam profesi, kita
juga harus belajar menahan perasaan dan mengembangkan toleransi kita terhadap
kegagalan, karena tabiat itu dapat membawa pergi keberuntungan.
Di saat menjumpai masalah yang sangat runyam,
tenangkan diri lebih dahulu, jangan melakukan hal-hal yang emosional, juga
belajar bagaimana mengendalikan perasaan hati, barulah menyelesaikan masalah,
jadi tidak sampai membuat masalah bertambah runyam.
Ada pepatah yang mengatakan, “Panjang dan
pendeknya kehidupan seseorang ditentukan Yang Maha Kuasa, tetapi lebarnya
kehidupan itu dikendalikan dalam tangan masing-masing orang.”
Memang benar walaupun kita tidak bisa
mengendalikan “panjang pendek” kehidupan, tetapi kita bisa mengendalikan
“lebar” dari kehidupan. Kita semua orang bisa belajar bagaimana berkomunikasi
yang lebih baik dalam pekerjaan kita, sehingga membuat hubungan antara manusia
lebih sempurna, juga membuat kehidupan yang kita jalani ini semakin indah
semakin berarti, bukankah demikian?
Feb 10, 2017
MINDSET dalam pikiran menentukan kemana arah kehidupan
Oleh: Dedy Susanto
Ada sepasang anak kembar
(Rolando & Ronaldo) yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dimana ibunya seorang penjudi
& ayahnya seorang pemabuk & penjudi. Ibu
mereka lebih dahulu meninggal pada saat kembar tsb masih bayi.
Ayah mereka menemani mereka
sampai mereka sekolah, &
meninggal juga. Karna tak punya keluarga yang
bersedia menampung, mereka tinggal di panti asuhan
yang berbeda.
Berita mengenai nasib malang
kedua bocah kembar tersebut menghiasi koran berita lokal tempat lahir mereka di
negara Mexico.
40 th kemudian setelah kejadian
tersebut, seorang pemimpin redaksi ingin
mengetahui di mana kedua bocah tersebut berada & mengutus team wartawan
mereka untuk melakukan liputan khusus…
Mereka menemukan Rolando sedang
berada di sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat dan
nampaknya sudah berhari-hari tidak mandi.
Mereka pun mewawancarai si
Rolando, mengapa
dia sampai begini?
Katanya sambil berteriak…“Aku
begini karena AYAHKU… Apa yg bisa anda harapkan dari
anak seorang pemabuk…? Inilah aku, seorang pemabuk
juga…!
Buah yang jatuh tidak Jauh dari pohonnya…”
Buah yang jatuh tidak Jauh dari pohonnya…”
Sementara wartawan yang lain
menemukan Ronaldo, di kota Mexico City sebagai
seorang Direktur sebuah Perusahaan Internasional yang memiliki keluarga bahagia
& harta yang berkelebihan.
Mereka mewawancarai si Ronaldo, apa
yg menjadi motivasinya sehingga dia bisa menjadi sehebat ini, jawabnya “Ayahku
dulu seorang pemabuk & penjudi.
Aku akan membuktikan kalo aku bisa menjadi org hebat, walau lahir dari keluarga pemabuk & penjudi…”
Aku akan membuktikan kalo aku bisa menjadi org hebat, walau lahir dari keluarga pemabuk & penjudi…”
Pesan Moral, MINDSET
dalam pikiran itulah yg menentukan kemana arah kehidupan yg akan kita jalani. Apakah anda lihat dari sisi
NEGATIF ato ambil dari sisi POSITIFnya,
Pilihannya ada di tangan anda masing-masing.
Dec 24, 2013
ORANG YANG BERUNTUNG TIDAK MELIHAT JAMNYA
Bagaimana
menjaga ‘waktu’ agar tidak memberikan Anda perasaan tertekan: Lebih baik
menyelesaikannya sebanyak mungkin pada jam kerja dari pada membiarkannya
mengatur penyelesaian pekerjaan Anda.
Terkadang
dalam situasi yang mendesak seseorang perlu mengerahkan semua akalnya dan
meletakkan ego- nya di belakang guna meraih suatu tujuan. Sebagai contoh, saat
timbul masalah produksi, kita harus mengatur agar penyerahan barang tetap bisa
tepat waktu. Dalam keadaan krisis seperti itu kita harus berjalan pada
kecepatan tinggi.
Penerapan
yang sama terhadap semua hal yang mendesak
Kemudian
orang kembali rileks dan melanjutkan bekerja–paling tidak begitulah seharusnya.
Tetapi sebagian orang melanjutkan bekerja seolah-olah sebuah bencana telah
terjadi. Mereka selalu dalam keadaan keranjingan–kerja lembur menumpuk dan
merasa sepertinya mereka hanya menyelesaikan sedikit pekerjaan hari itu.
Stres
terus-terusan adalah counter-productive,
mengakibatkan orang menjadi tidak sabar, mudah marah, cenderung
melakukan kesalahan karena sembrono, dan tidak dapat berkonsentrasi. Ada pemecahan yang lebih
pintar.
Irama
Tidak
ada yang mengalahkan ketetapan hati yang bijak untuk berjalan selaras dengan
irama kehidupan yang alami. Kondisi tertekan dan santai harus seimbang, sealami
keluar masuknya nafas.
Setiap
periode waktu ini masing-masing memiliki keunikan kualitas yang dapat kita
manfaatkan. Karena sejak berabad-abad tahun yang lalu hingga sekarang, pasang
surut selalu berganti, dan energinya tidak susut maupun berkurang.
Irama
kita berada dalam keseimbangan yang pas bila kita dapat melanjutkan be-kerja
seakan kita berproses tanpa henti. Kita bisa menyelesaikan banyak hal dengan
melakukan secara ini, dan masih tidak merasa lelah sampai sore.
Setiap
orang dapat menemukan irama mereka sendiri bila mereka dibolehkan melakukan
eksperimen; saat membuat kekeliruan akan memulainya lagi dari awal. Berikut ini
adalah beberapa pertimbangan yang penting:
a.
Istirahat
Dijadwalkan
lebih sering, istirihat sebentar–waktu di mana Anda dapat relaks dengan sadar.
Beberapa menit sudah cukup untuk mengisi kembali tenaga kita!
Bodo
Schafer, pengarang The Way to financial Freedom, memberitahu strateginya yang
beristirahat selama 20 menit untuk setiap 2 jam. Hal ini membuat kerjanya
selama 2 jam benar-benar efektif, dan pada sore hari dia tetap merasa segar.
Pasti tidak semua bisa bebas memperoleh istirahat 20 menit selama hari kerja,
tetapi istirahat 5 menit mungkin bisa.
b.
Semua diselesaikan secara langsung
Banyak
hal-hal kecil (tidak penting) yang dapat merusak kesenangan hari seseorang:
e-mail yang datang terus menerus sepanjang hari; percakapan dengan kolega;
pelanggan, dan pengirim barang; harus mengurusi surat; dan adanya tugas-tugas rutin lainnya.
Kemudian ada surat-surat yang perlu di-file secara konstan. Seorang salesman
bisa saja sibuk sepanjang hari tanpa melakukan tuntutan tugas atas gaji yang
diterimanya–mengunjungi pelanggan yang potensial.
Apapun
pekerjaan ringan itu, delegasikan sebanyak yang Anda bisa (bila seseorang
mendelegasikan pekerjaan berdasarkan hasil daripada berdasarkan cara, hasilnya
akan lebih besar). Tugas-tugas rutin dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok.
Contoh,
mengatur waktu khusus untuk mengurus e-mail, misalnya sekali di pagi hari dan
sekali di sore hari. Buat daftar siapa saja yang perlu dihubungi pada hari-hari
tertentu, dan sisihkan waktu untuk bekerja menurut daftar. Pendekatan yang sama
dapat diterapkan dalam membalas surat,
mengerjakan filing surat-surat dan tugas rutin lainnya.
c.
Kenali bioritme Anda sendiri
Atur
irama kerja Anda dengan bioritme Anda sendiri. Pelajari diri sendiri untuk
beberapa hari: Kapan Anda merasa segar dan dapat bekerja dengan konsentrasi
tinggi? Sisihkan waktu ini untuk tugas-tugas yang terpenting dan bukan
sebaliknya.
Jika
mungkin, beritahukan orang lain untuk tidak mengganggu selama periode waktu
itu. Tegaskan bahwa Anda sedang berkonsentrasi pada tugas spesifik dan
menangguhkan menghubungi siapa pun sampai pada waktu yang Anda tentukan untuk
menghubungi mereka kembali, atau sesuai
jadwal agenda Anda.
Saat
tugas khusus ini terselesaikan dan kondisi Anda menurun, kerjakan tugas-tugas
rutin Anda. Ketika kondisi Anda membaik lagi, tangani pekerjaan-pekerjaan yang
menuntut energi dan konsentrasi Anda.
d.
10 menit untuk hari berikutnya
Di
penghujung hari-hari Anda, lakukan sebuah tinjauan ulang terhadap mental
berkaitan dengan kemajuan yang dicapai pada hari itu. Pada poin mana masalah
dapat terselesaikan dengan mulus, dan pada poin mana masalah bisa menjadi
membaik.
Atur
waktu pencapaian untuk hari berikutnya berdasarkan bioritme Anda, bukan karena Anda ingin menjadi budak jadwal,
tapi untuk memiliki panduan yang bermanfaat yang dapat membantu Anda tetap
terfokus! Jangan membuat rencana terlalu banyak, beri rentang waktu yang cukup
antar janji, antar jadwal, antar tugas, dan lain-lain untuk hal-hal tak
terduga.
Sebagai
tambahan, rencanakan waktu istirahat yang menyenangkan setiap hari. Sesuatu
yang Anda kehendaki atau harapkan, bahkan jika itu adalah waktu untuk Anda
sendiri.
Aug 17, 2013
SEBUTIR TELUR MENTAH YANG MENGGONCANGKAN HATI
Berikut
ini kisah pengalaman seorang warga negara Tiongkok yang berkesempatan
berkunjung ke negeri Jepang. Sekedar informasi, dahulu bangsa Jepang pernah
menjajah Tiongkok, oleh karena itulah banyak penduduk Tiongkok yang masih
merasa antipati terhadap Jepang sebagaimana yang dirasakan oleh penulis kisah
ini.
Karena
alasan pekerjaan, saya berkesempatan mengunjungi Jepang, sebuah negara yang
saya benci dan sekaligus saya rindukan.
Sesampainya
di Jepang, kesan pertama yang muncul adalah rasa takjub terhadap kedisiplinan
masyarakatnya. Di jalan tidak ditemukan sebuah mobil pun yang sembarangan pindah
jalur untuk menyerobot jalan. Di persimpangan jalan jika ada dua mobil yang
berhadapan hampir selalu akan sama-sama berhenti dan memberi isyarat
mempersilahkan pihak lain jalan lebih dahulu.
Saat
ada yang hendak menyeberang jalan, pada umumnya semua mobil yang ada dalam
jalur tersebut akan berhenti, mengisyaratkan agar pejalan kaki menyeberang
dulu, sedangkan pejalan kaki yang baru datang akan merasa sungkan untuk
membiarkan mobil-mobil menunggu terlalu lama, maka akan mempersilahkan
mobil-mobil lewat lebih dahulu.
Pada
jam-jam sibuk berangkat dan pulang kantor juga tidak ada mobil yang sok pintar
menyerobot jalan orang lain, bahkan bila terjadi kemacetan lalu lintas masih
tetap dapat bergerak maju, semuanya berjalan sedemikian teraturnya.
Berikut
ini saya akan menceritakan dua peristiwa
kecil yang sempat menggoncangkan hati saya.
Pada
saat baru tiba di Jepang, semula saya mengira harga barang di sana akan menguras dompet seperti yang
diberitakan di media Tiongkok.
Namun
di luar dugaan, negara yang penghasilan rata-rata penduduknya mencapai belasan
bahkan puluhan kali penghasilan penduduk Tiongkok (di perusahaan tempat saya
bekerja, ada seorang karyawan biasa yang menerima upah sekitar 5.000 Reminbi
(Rp 8,1 juta), sedangkan di Jepang upah karyawan biasanya sekitar 400.000 Yen
(Rp 49,2 juta), kalau dikurs ke dalam Reminbi mendekati 30.200 Re-minbi)
ternyata harga barangnya tidak banyak berbeda dengan di Tiongkok, kecuali harga
makanan di restoran dan biaya transportasi memang sedikit lebih mahal,
sebaliknya harga sayur mayur, pakaian, barang kebutuhan sehari-hari, mobil,
barang-barang elektronik di luar dugaan malah sangat murah.
Tugas
pertama sesampai di Jepang dengan sendirinya adalah membeli produk-produk
digital.
Hari
pertama saya langsung mengunjungi toko terkenal dan tertarik pada sebuah kamera
digital, pembayaran dilakukan dengan kartu kredit China Unionpay, karena pada
toko elektronik jenis ini para anggota bisa memperoleh potongan harga dengan
poin yang diperoleh pada pembelian sebelumnya, sebab itu saya meminta pada
petugas untuk mengurus kartu anggota, kemudian menggunakan poin yang diperoleh
ketika membeli kamera untuk pembayaran beberapa perlengkapan tambahan lain.
Petugas
segera menyetujui, namun ketika sampai di kasir, mereka berlambat-lambat untuk
menyelesaikannya, saya yang sensitif mengkhawatirkan ini sebagai tindakan
melecehkan orang Tiongkok, ingin menghalangi saya membeli barang dengan harga
murah.
Hasilnya
di luar dugaan, petugas ternyata menyarankan saya tidak mempergunakan point
yang diperoleh dari kartu anggota. Tentu saja alasannya sangat berbeda dengan yang
saya pikirkan, karena pengunjung dari luar negeri yang menggunakan kartu kredit
dapat membeli barang dengan pengurangan pajak sebesar 10%.
Dia
berlambat-lambat untuk tidak menyelesaikan pembayaran adalah karena teringat
akan hal ini, dia sedang mengkalkulasi metode pembelian yang lebih
menguntungkan. Inilah goncangan hati pertama yang kualami di Jepang.
Menempati
hotel di Jepang dengan sendirinya akan menikmati juga sarapan ala Jepang.
Orang
Jepang mempunyai kebiasaan menyantap telur ayam mentah diaduk dengan kecap yang
dimakan bersama nasi untuk sarapan pagi
hari. Maka dalam piring makanan saya di pagi hari otomatis muncul telur ayam
mentah juga. Dikarenakan saya memang tidak pernah menyukai makanan mentah, setelah
menghabiskan lauk lainnya saya cepat-cepat menyelesaikan sarapan saya.
Keesokan
harinya, dalam piring makan yang sama juga terdapat telur ayam, tanpa ada
pilihan lain saya mengerutkan kening dan sambil lalu meraba telur tersebut.
Tiba-tiba saya menemukan bahwa telur ayam hari ini terasa panas! Saya melihat
ke sekeliling dan menemukan bahwa tamu lain dengan nikmat menyantap telur ayam
mentah, dalam arena tersebut hanya telur ayam saya saja yang telah masak.
Saya
berusaha mengingat-ingat, kemarin saya tidak pernah mengungkap pada siapa pun
bahwa saya pantang makan telur ayam mentah, saya hanya meninggalkan telur ayam
mentah tanpa mengusiknya.
Saya
tidak mengetahui petugas dengan kekuatan magis apa dapat mengingat kebiasaan
saya dari antara ribuan tamu, bahkan memberi tahu kesukaanku kepada petugas
lain, bahkan langsung dapat mengenali saya sebagai tamu yang pantang memakan
telur ayam mentah, dengan tepat memasukkan telur ayam masak satu-satunya di
atas piring yang disajikan di meja saya.
Hal
kecil seperti ini, justru merupakan hal yang paling mengguncangkan hati saya di
Jepang, benar-benar merupakan suatu bangsa yang menimbulkan rasa hormat, suatu
bangsa yang membuat orang gentar.
Jul 31, 2013
KEHIDUPAN YANG TAK BISA DIKELOLA
Adalah sangat penting untuk mengetahui bahwa
“kehidupan itu perlu dikelola” namun bersamaan itu kita juga perlu memahami
bahwa “ada bagian dari kehidupan itu yang tidak bisa dikelola”.
Setiap
orang ingin mempunyai kehidupan yang bahagia dan sukses. Dengan adanya harapan yang menjadi tujuan hidupnya ini,
manusia lalu berusaha mengelola kehidupannya dengan sebaik mungkin. Pada
sebagian besar orang yang mengerti bagaimana cara pengelolaannya yang benar dan
baik, dan kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupannya, maka umumnya
mereka akan dapat sukses. Sebaliknya, orang yang tidak punya tujuan hidup dan
tidak mengelola kehidupannya dengan baik, kemungkinan besar ia akan menemui
kegagalan.
Dengan
pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang ingin kaya lalu bisa menjadi kaya;
dengan pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang berangan-angan jadi politikus
lalu bisa menjadi politikus yang sukses; dengan pengelolaan yang sepenuhnya,
orang yang berkeinginan jadi tokoh besar, akhirnya juga bisa menjadi tokoh
ternama.
Namun
sangat disayangkan bahwa dengan semakin lama kita berkecimpung di dalam dunia
ini, maka semakin kita menemukan kenyataan bahwa tidak semua kehidupan itu bisa
dikelola:
Di
dunia ini, Fu Bao (berkah kebaikan) lebih mempunyai peran yang lebih menentukan
dari pada usaha keras.
Seorang
yang benar-benar kaya, itu karena ia memiliki Fu Bao. Dan sebaliknya orang yang
tidak memiliki Fu (keberuntungan), bila
ia hanya mengandalkan usaha keras dan
pengelolaan untuk mengumpulkan kekayaan, maka acapkali setelah terkumpul,
sejumlah kekayaan yang diperolehnya itu tidak akan dapat bertahan lama.
Bagaikan
air, ia akan mengalir ke luar lagi dengan cepat seiring dengan kebutuhan dan
berbagai masalah mendesak yang ditemuinya (untuk pengobatan keluarga, tertimpa
bencana, dan sebagainya). Juga ada kemungkinan dirinya sendiri mengalami
gangguan kesehatan, sehingga tidak memiliki Fu (keberuntungan) untuk dapat
menikmati uang yang diperolehnya.
Di
sekitar kita, kita juga sering melihat ada banyak orang kaya, ada yang bahkan
tidak murah hati, juga ada yang tanpa memerlukan usaha keras seperti orang lain
pada umumnya, tetapi uang (keberuntungan) yang didapatkan bagaikan arus air yang
tak bisa dibendung.
Pernikahan
yang benar-benar bahagia, bukan hanya tergantung pada pengelolaan yang teliti,
dia harus memiliki takdir perjodohan yang baik.
Di
dunia ini manusia umumnya mendambakan, dan mengharapkan memiliki pernikahan
yang bahagia, tetapi sebagian dari mereka walaupun telah mencurahkan segenap
upaya, dan telah memperjuangkan untuk seumur hidupnya, namun tetap sulit
mendapatkan kebahagiaan, karena dirinya dan pasangannya bukan berada pada satu level.
Bagi
orang yang memiliki perjodohan yang baik, dengan sangat mudah akan meninggalkan
keharuman dimana-mana. Hampir tidak memerlukan usaha apa pun, kebahagiaan sudah
berada di depan matanya, hal mana sungguh membuat orang iri hati.
Di
dunia ini juga banyak orang yang mengejar ketenaran dan kekuasaan. Mereka telah
berusaha sekuat tenaga hingga babak belur, mencurahkan segenap jiwa raganya
sampai nafas terakhir, tetapi tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Pada akhirnya mereka hanya bisa
menyadari bahwa ternyata “politik itu
kotor”.
Tetapi
ada sebagian orang yang memiliki derajat tinggi, acap kali mereka bisa
membinasakan musuh politiknya dengan sangat santai, atau selalu ada dewa
penolong di saat mereka sedang mengalami bahaya dan kesulitan, dan akhirnya
bisa terhindar dari bahaya dan menemui titik terang hingga bangkit dan menanjak
lagi.
Dari
banyaknya kenyataan yang kita temui, kita tidak bisa tidak mengakui bahwa
bagian dari kehidupan yang tidak bisa dikelola ini acapkali lebih penting dari
bagian kehidupan yang bisa dikelola. Dengan memiliki pengertian ini, boleh kita
katakan bahwa seseorang telah melihat jelas hakekat kehidupan tentang kekayaan
dan kemiskinan serta kegagalan dan keberhasilan seseorang.
Jika
seseorang tidak jelas akan kenyataan bahwa ada bagian kehidupan yang tidak bisa
dikelola - seumur hidupnya senantiasa berorientasi pada pengejaran nama,
keuntungan, dan kekuasaan, maka hingga akhir hayatnya orang tersebut tidak akan
mendapatkan saat-saat yang bahagia dan selamat.
Dalam
kehidupan ini hal-hal yang tidak bisa dikelola ini sangat banyak sekali,
se-tidaknya seperti yang pernah diungkapkan oleh Buddha Sakyamuni, “Tubuh
memiliki delapan kesengsaraan” yaitu : hidup, tua, sakit, mati, ego, iri
dengki, jengkel dan kerisauan hati, kesemuanya ini tidak bisa dikelola.
Kita
tidak bisa memilih zaman, lingkungan, masyarakat dan keluarga untuk tempat kita
bereinkarnasi nantinya, maka sebagian besar dari kita menjadi sengsara semenjak
terlahirkan kembali.
Bisa
saja kita atau keluarga kita terlahir atau pindah ke tempat-tempat yang tidak
kita harapkan. Bagi mereka yang terlahir di daerah yang terkena bencana, atau
di daerah di mana peperangan sedang terjadi atau di daerah yang minus makanan
atau di daerah dengan pemerintahan yang bengis dan otoriter, maka mungkin mereka
akan berpikir lebih baik mati dari pada hidup, atau ada yang berkata, lebih
baik tidak dilahirkan dari pada terlahir dan menderita.
Kita
semua sangat takut untuk menjadi tua, masih terkenang akan kecantikan dan
kelincahan kita di masa muda. Akan tetapi tidak perduli Anda telah menghabiskan
berapa banyak tenaga untuk menjaga keremajaan itu, dengan setiap hari mengaca
di depan cermin kita akan mendapatkan bahwa kita mengalami penuaan, pandangan
menjadi kabur, rambut menjadi putih, gigi mulai rapuh dan tulang otot mulai
kendur.
Kita
mendapatkan banyak orang yang kemarin masih segar bugar, dan duduk untuk minum
bersama, hari ini ada yang telah jatuh sakit. Kita mengenal banyak teman yang
pada malam sebelumnya masih bersenda gurau dengan kita, tetapi keesokan paginya
telah meninggal dunia.
Bagi
orang yang sangat kita cintai dan kita sayangi, tidak peduli dulu atau
sekarang, yang pasti pada akhirnya akan berpisah juga dengan kita di kemudian
hari.
Bagi
mereka yang saling berhutang, selamanya akan berbelit dan pasti bertemu lagi di
tempat yang sama, tidak akan terlepas dan tidak akan bisa menghindar.
Kita
pernah membuat banyak sekali perencanaan dalam hidup, membuat pedoman dalam
kehidupan, tetapi acapkali pada saat-saat yang paling penting akan muncul perubahan-perubahan
yang tidak bisa diselesaikan.
Walaupun
kita lagi bersantai di hari yang sangat cerah, di dalam lubuk hati juga bisa
muncul kejengkelan lama dan kekuatiran baru yang teraduk menjadi satu. Bila
kesengsaraan dan kegembiraan diletakkan di kedua sisi, dan kejengkelan
diletakkan di tengah-tengah, maka selamanya tidak akan ada waktu santai.
Di
dalam kehidupan ini terdapat banyak sekali situasi keadaan yang tidak bisa
dikelola, kenyataan ini sangatlah menyedihkan dalam kehidupan ini.
Untunglah,
tidak bisa dikelola bukan berarti tidak bisa dipikirkan, tidak bisa
diperhatikan, dan tidak bisa disadari. Jika seseorang bisa mengerti akan hal
ini, boleh dikata bahwa kecerdasan orang tersebut telah terbuka secara
mendasar.
Di
dalam sejarah panjang dalam bereinkarnasi, jiwa manusia merupakan proses yang
sangat pendek : senang, marah, sedih, gembira, cinta, benci dan nafsu dalam
tujuh perasaan merupakan buih-buih dalam proses itu. Bila buih-buih itu
tersinari oleh matahari, dia juga bisa merefleksikan warna yang menarik.
Bagaimanapun juga dia itu berputar, berubah, muncul dan musnah.
Siapa
yang bisa membuat buih itu tetap tinggal? Siapa yang bisa mengelola aliran
sungai? Siapa bisa mengelola kecantikan yang indah bagaikan sinar mentari?
Siapa yang bisa mengelola kesedihan yang merisaukan bagaikan mendung dan hujan?
Jika
bisa menikmati cantik dalam kecantikan, menyadari sengsara dalam kesengsaraan,
dan meneliti risau dalam kerisauan, serta di dalam setiap proses kehidupan,
setiap episode dalam hidup ini selalu mempertahankan perasaan hati yang teguh,
berlapang dada serta menjaga kewibawaan maka cukuplah sudah.
May 3, 2013
MEMILIKI KEMURAHAN HATI, WATAK DAN MORALNYA JUGA TINGGI
Orang
baik dalam dunia ini jika menemui masalah sering membicarakan taraf pemahaman
dan kemampuan mengendalikan diri, sedang bagi seorang kultivator yang
didiskusikan adalah bagaimana berkultivasi xinxing (moral).
Sesungguhnya,
taraf kemurahan hati dari seseorang berhubungan sangat erat dengan xinxing atau
taraf pemahaman dari seseorang. Manusia yang memiliki kemurahan hati, dengan
sendirinya menjadi tinggi watak dan moralnya.
Jika
bisa melaksanakan "Dipukul tidak membalas, dicaci tidak membalas",
maka taraf alam pikiran yang sudah dicapai oleh orang tersebut sudah sangat
tinggi, manusia hanya dengan jalan berkultivasi baru dapat mencapai taraf
pikiran yang mulia.
Zaman
dahulu, ada seorang anak muda yang bertabiat berangasan, dia pergi ke kuil Da
De, Tiongkok, mencari biksu Yi Xiu untuk menanyakan pendapat cara berkultivasi.
Begitu
kakinya menginjak masuk ke dalam pintu, dia langsung bergegas berkata kepada
biksu Yi Xiu, "Guru, saya sudah bertekad bulat, mulai hari ini saya tidak
akan bertengkar atau berkelahi dengan siapapun juga, walau ada orang yang
meludahi diri saya, saya akan menghapusnya dengan diam-diam, mutlak tidak akan
bertengkar dengan orang itu."
Setelah
mendengar perkataan itu dengan tertawa biksu Yi Xiu menjawab, "Bagus
sekali, akan tetapi ketika orang itu meludahi dirimu, Anda juga boleh tidak
menghapusnya, biarkanlah ludah itu mengering secara alami di wajah Anda."
Mendengar
perkataan ini dalam hati anak muda tersebut sulit menerima, lalu dia berkata,
"Hal tersebut agaknya terlalu mempersulit orang! Membiarkan ludah
penghinaan itu mengering dengan sendirinya di wajah kita, saya tidak memiliki
kelapangan dada sedemikian besar!"
Setelah
mendengar perkataan itu biksu Yi Xiu mengeleng-gelengkan kepala dan berkata,
"Hal tersebut sedikitpun tidak sulit! Jika Anda sama sekali tidak
berselisih dengan orang lain, dan orang tersebut masih tetap meludahi Anda,
maka orang semacam ini pada dasarnya bagaikan seekor lalat. Anda lihatlah,
lalat, salah satu jenis serangga ini sejak dulu hingga sekarang tidak tahu
aturan, bertindak sewenang-wenang tanpa menghiraukan apapun, walaupun bagaimana
Anda mencacinya juga tidak akan ada gunanya! Maka dari itu diludahi oleh
manusia lalat semacam ini, sedikitpun tidak akan menjadikan suatu penghinaan,
maka perlukah Anda marah demi orang yang tak berguna semacam in?"
Setelah
mendengarkan perkataan ini anak muda tersebut melanjutkan bertanya kepada biksu
Yi Xiu, "Lalu bagaimana jika ada orang mengayunkan kepalan tangan memukul
saya?"
Biksu
itu menjawab, "Dengan sikap yang sama menghadapi hal tersebut!"
Tak
disangka biksu Yi Xiu baru menyelesaikan ucapannya, satu pukulan telah
dilayangkan oleh si pemuda tersebut. Dengan keras dipukulkan ke atas kepala
plontos biksu Yi Xiu.
Dengan
perasaan tidak setuju, anak muda ini memelototi biksu Yi Xiu, lalu bertanya,
"Bagaimana? saya memukul Anda demikian, apakah Anda tidak marah?"
Seperti
tidak terjadi apa-apa biksu Yi Xiu tertawa dan berkata, "Ha! Kepala saya
ini keras bagaikan batu, Anda menggunakan tenaga yang begitu besar untuk
memukul, saya khawatir tanganmu terluka! Sakitkah tanganmu?"
Anak
muda ini melihat bahwa biksu guru tersebut sama sekali tidak mengekspresikan
kemarahan, sikapnya sangat tenang dan anggun, sedikitpun tidak dibuat-buat.
Menghadapi kemurahan hati seorang kultivator, saat itu anak muda ini menjadi
canggung hingga tidak bisa mengeluarkan kata-kata.
Saat
itu anak muda ini baru mengerti, kelapangan dada dari biksu Yi Xiu beserta
taraf pikiran dari seorang kultivator, yang sama sekali tidak sanggup dikejar
oleh dirinya karena terlampau jauh tertinggal.
Kultivator
yang benar-benar berkultivasi akan melepaskan semua nama dan kepentingan
duniawi dan melihat permasalahan di tingkat yang tinggi.
Manusia
umumnya tidak dapat memahami pikiran dan tindakan seorang kultivator. Hal itu
disebabkan karena taraf pikirannya terpaut terlalu jauh, hanya dengan berjalan
di atas jalan kultivasi barulah seseorang bisa menyadari akan prinsip tingkat
tinggi, dan benar-benar meningkatkan taraf pikirannya sendiri.
May 2, 2013
REMBULAN TENGAH MEMANDANGMU
Seorang
ayah tua yang sering mencuri hendak menurunkan teknik istimewanya itu kepada
anak-anaknya, agar mereka tidak kekurangan sandang pangan di kemudian hari.
Pada
suatu hari, dia mengajak anak bungsunya
untuk melakukan aksi pencurian, dia berkata kepada anaknya, “Menjadi seorang
pencuri yang ulung, terlebih dulu harus belajar bagaimana cara berjaga-jaga.
Kamu berjaga-jaga di luar, jika ada gerak gerik sesuatu, kamu harus segera
memberitahu ayah, kita baru bisa melarikan diri dengan selamat.”
Ketika
sang ayah sedang berada di dalam kamar tidur pemilik, dengan asyiknya membongkar dan membalik segala
barang yang berada di dalam lemari untuk mencari barang-barang yang berharga,
tiba-tiba dia mendengar suara teriakan dari anaknya, “Ayah, ada yang telah
melihat kita!”
Dia
segera meninggalkan tempat kejadian, dengan memegang erat tangan anaknya
bersama-sama melarikan diri meninggalkan tempat kejadian.
Setelah
berlari untuk beberapa saat lamanya, dia bertanya kepada anaknya, “Nak, siapa
orang yang kamu jumpai tadi?”
Dengan
polos si anak dia menjawab, “Ayah, tadi rembulan membuka kedua matanya yang
terang, sedang memandang ke kita!”
Perkataan
dari anak yang polos dan naif, bukankah sedang menunjukkan sebuah prinsip
kepada kita, kejadian apa di dalam dunia ini yang tidak terlihat oleh orang
lain? Bukan hanya matahari dan rembulan yang melihat kepada kita, berbagai
benda dan makhluk di alam semesta ini, mereka semua juga sedang menjadi saksi
atas setiap kata dan perbuatan kita.
Orang
dulu berkata, “Hidup hendaknya kita jalankan secara apa adanya dan harus dengan
penuh martabat. Baik saat sedang berkumpul di depan umum ataupun saat sedang
sendiri, tidak perlu berpura-pura dan ditutup-tutupi. Seseorang jika bisa tidak
takut pada kegelapan, di dalam hati sepenuhnya percaya akan keberadaan Sang
Penguasa, ia tentu memiliki hukum norma dalam hati, maka secara otomatis
sikapnya menjadi matang dan besar.
Seseorang
yang berhati lurus, tidak penuh tipu muslihat, mudah sekali mendapatkan
kepercayaan dari semua orang. Seandainya di dalam hati setiap orang memiliki
sebuah rembulan yang terang, maka segala pikiran dan tingkah lakunya tidak akan
berani melampaui ba-tasan moral yang akan mencoreng wataknya yang jujur dan
tulus.
Bulan
terang di dalam hati ini akan membuat jiwa raga kita bersih bagaikan bayangan
bulan di dalam air, tanpa ternoda oleh debu sama sekali. (The Epoch Times/lin)
May 1, 2013
ANAK BERBAKTI DAN IKAN LONGLI
Hampir
semua masyarakat keturunan Tionghoa yang pernah pergi ke Amerika Utara
mengetahui bahwa semua rumah makan yang dikelola oleh orang Tionghoa, selalu
menyediakan ikan yang sangat digemari oleh orang Tionghoa itu sendiri. Ikan itu
bernama ikan Long Li.
Ikan
jenis ini dagingnya sangat lezat dan sedap, ikan tersebut hanya satu sisi saja
yang berdaging dan sisi lain tidak berdaging, tubuhnya juga memiliki dua warna
yang berbeda, sisi yang tidak berdaging berwarna putih, dan sisi yang berdaging
berwarna cokat tua.
Mengapa
ikan ini berbeda dengan jenis ikan yang lain? Simak kisah yang mengharukan di
bawah ini!
Dahulu
kala tinggallah seorang anak muda bersama ibunya yang buta. Karena menderita
sakit, maka ibunya hanya bisa berbaring di atas ranjang sepanjang tahun.
Musim
dingin pada bulan Desember tahun itu, salju sedang beterbangan turun, ibunya
sudah beberapa hari berturut-turut tidak makan. Anak muda yang sangat
mencemaskan ibunya itu lalu bertanya, “Ibu, makanan apa yang ibu inginkan?”
Ibunya
memahami keadaannya yang sangat miskin, dia sendiri sepanjang tahun hanya bisa
berbaring di atas ranjang yang malah akan memperberat tanggungan keluarga. Kali
ini dia sudah membulatkan tekad tidak makan dan minum dan menunggu ajal tiba.
Sang
anak sangat cemas, ia berharap ibunya bisa makan sedikit, walaupun itu hanya
sedikit bubur tajin untuk menyelamatkan nyawa ibunya dari maut. Ibunya juga
mengetahui di saat musim dingin seperti ini, permukaan sungai pun sudah beku
menjadi es, bagaimanapun juga anaknya tidak akan bisa menyulap seekor ikan
untuk dimakan. Agar anaknya tetap di rumah dan tidak pergi ke mana-mana, dengan
nada yang tidak bersungguh-sungguh dia berkata bahwa dia ingin makan ikan.
Pemuda
ini adalah seorang yang sangat berbakti. Dia mengira ibunya benar-benar ingin
makan ikan, dia sangat girang sekali, dia pun beranggapan kali ini ibunya pasti
akan tertolong. Tetapi saat dia menengok keluar rumah, di luar hanyalah
terlihat hamparan salju yang putih, angin utara sedang bertiup menderu-deru. Si
pemuda kembali khawatir, ia tidak tahu harus kemana untuk mencari ikan, salju
telah membekukan semua sungai menjadi es.
Tetapi
karena sangat ingin menolong ibunya, dengan membulatkan tekad, pemuda itu
meminta ibunya untuk me-nunggu, dan dia pun berlari menerjang keluar menuju ke
sungai yang berada di dekat rumahnya. Pemandangan yang ada di depan matanya
saat itu hanyalah permukaan sungai yang tertutup oleh salju dan es yang sangat
tebal. Mustahil untuk mendapatkan ikan dalam kondisi seperti ini.
Hatinya
pun gelisah. Tapi dia sangat ingin sekali memenuhi keinginan ibunya. Dia lalu
berdoa kepada Tuhan dan dewa penjaga sungai agar membantu untuk menolong
ibunya. Kemudian, dia membuka baju dan menggunakan panas tubuhnya yang sangat
lemah itu untuk mencairkan permukaan sungai yang sangat dingin menusuk tulang
itu.
Dapat
dikatakan apa yang terjadi kemudian sungguh aneh. Mungkin berkat ketulusan hati
si pemuda itu sehingga doanya membuahkan hasil. Secara ajaib salju dan es yang
menutupi permukaan sungai itu sebagian mencair dengan cepat. Mendadak seekor
ikan segar melompat keluar ke atas permukaan es.
Pemuda
itu menjadi girang dan ia sangat bersyukur kepada Tuhan, serta berterima kasih
kepada ikan itu. Seumur hidupnya dia tidak pernah membunuh, saat itu dia
memegang ikan itu dan berkata, “Saya sebenarnya tidak ingin melukaimu, saya
hanya ingin menolong ibu, terpaksa saya harus mengambil dagingmu sedikit.”
Si
pemuda hanya mengambil daging ikan itu dari satu sisi saja dan tidak melukai
organ dalam ikan itu, lalu ikan itu dia lepaskan kembali ke dalam sungai.
Di
kemudian hari ikan tadi dinamakan ikan berbakti. Dan sekarang oleh masyarakat
keturunan Tionghoa yang hidup diluar negeri, ikan ini disebut ikan Long Li.
Malam
itu, si pemuda segera memasak dan menyuapi ibunya yang sekarat dengan sup ikan
yang lezat itu. Sangat ajaib, setelah minum sup ikan itu tubuh ibunya kian hari
kian membaik dan penglihatannya pun berangsur-angsur pulih.
Suatu
niat dan kelakuan yang begitu agung, sungguh telah menggetarkan dan mengharukan
langit dan bumi, akhirnya ia akan mendapatkan balasan dengan apa yang disebut
keajaiban oleh manusia. Meskipun banyak orang tidak mempercayainya, tetapi
keajaiban ini benar-benar pernah dialami oleh orang-orang tertentu.
Ada orang yang telah divonis oleh
dokter bahwa sakitnya sudah tidak dapat disembuhkan, tetapi akhirnya ia
mendapatkan kesembuhan yang tak terduga; ada yang sedang dalam kesulitan
keuangan untuk membayar uang masuk sekolah anaknya, tiba-tiba mendapatkan
rejeki senilai persis yang diperlukan untuk keperluan sekolah anaknya, dan
lain-lain kejadian lagi. Semua hal-hal mengharukan ini sebenarnya menandakan
apa? Tak lain dan tak bukan adalah untuk mengingatkan manusia bahwa Sang
Pencipta senantiasa tahu akan perilaku, hati dan pikiran setiap insan-Nya!
Ada orang merasa telah menjadi orang
baik, tetapi mengapa malang
nasibnya?
Sesungguhnya,
orang yang benar-benar baik, ia tidak akan mengeluh terhadap nasibnya. Ia akan
sepenuhnya menyadari bahwa Yang Kuasa adalah Maha Belas Kasih, tentu telah
mengatur nasibnya sedemikian rupa adalah untuk kebaikannya juga. Sang Pencipta
tentu punya maksud-maksud lain yang tidak kita pahami.
Orang
yang menganggap dirinya sendiri orang baik, apakah benar-benar baik? Dia
mungkin ramah kepada semua orang, tetapi apakah hatinya tidak dipenuhi dengan
kedengkian, dan apakah pikirannya benar-benar bersih dari hal-hal yang kotor
dan jahat? Lagi pula dengan mengeluh, bukankah itu berarti dia sedang
menyalahkan Sang Pencipta?
Apr 9, 2013
MEMULAI KEHIDUPAN BARU
Seorang teman menceritakan sebuah lelucon: Ada
seorang anak perempuan yang sejak kecil mendapat pendidikan di sekolah elit.
Suatu hari dia datang ke sebuah kelas di sebuah sekolah negeri. Dia berkata
dengan kagum, “Di sekolah kalian ini enak sekali! Ada kipas anginnya, tidak
seperti ruangan kelas kami hanya ber-AC, membuat saya jadi kedinginan!”
Ucapan polos anak kecil memang bisa membuat
orang tersenyum, tetapi selain itu mengandung cukup banyak keluh kesah. Dalam
kepolosan ucapan seorang anak sama sekali tidak ada yang ditutupi, apa yang
dikatakan mereka itu adalah kenyataan, tetapi juga telah menunjukkan masalah
dalam pendidikan.
Sejak dilahirkan, orangtua akan berusaha
segenap tenaga untuk memberikan yang terbaik kepada anak mereka, ingin kelak
menjadi orang berguna. Agar tidak kalah dengan anak lain di tempat start
berlari, kebanyakan orang tua berusaha sekuat tenaga mencari uang, membangun
sebuah surga dunia bagi anak mereka. Karena itu, anak-anak polos yang berada
dalam naungan dan perlindungan orang tua, akan menjadikan banyak hal sebagai
suatu kewajaran.
Terhadap materi yang berlimpah dan mudah
didapat, ia tidak akan tahu bagaimana menyayanginya. Bila langit runtuh, ada
orang tua yang menahan, bila membuat masalah, masih ada orang tua yang
diandalkan. Dalam kegemerlapan dunia yang dibangun dengan cermat, hanya ada
warna-warni kegemilangan, tidak ada gelombang badai yang mengejutkan juga tidak
ada tantangan cobaan dan kesulitan. Ketika mereka terjun ke dalam masyarakat,
maka tragedi menyedihkan akan mulai menimpa sekali dan sekali lagi. Karena
kelalaian dan sikap acuh, orang tua juga akan mengalami penyesalan yang sama
berulang kali.
Cara mendidik anak yang menyimpang, membuat
anak tersebut setelah tumbuh dewasa seperti sebuah pohon yang tumbuh miring,
setiap saat bisa tumbang dan ditimpa
malapetaka atau mati muda. Ketika kita hanya memberikan anak dengan uang
dan materi dalam jangka waktu panjang, dan tidak rela menghabiskan waktu untuk
menemani anak, mendengarkan suara hati anak, perhatian terhadap perasaan anak,
hingga pada suatu hari ketika kita sudah berusia lanjut, anak-anak kita juga
sama seperti kita dulu dengan uang saja memasok kita, tidak ada waktu menemani
dan mendengarkan suara hati kita, perhatian terhadap perasaan kita. Jika saat
itu baru mengeluhkan mengapa kehidupan ini tidak bisa diulang sekali lagi,
bukankah sudah terlambat!
Menarik pelajaran dari kesalahan terdahulu,
biarkanlah kita mengambil keputusan tegas sekali lagi atas diri sendiri dan
anak-anak kita. Sebenarnya kita harus menyayangi jodoh pertemuan kita bersama
anak-anak yang sulit kita dapatkan, karena memiliki anak, baru ada pendidikan
antara ayah dan anak. Pendidikan sekali lagi telah memberikan kepada kita
kesempatan berharga untuk berkembang, karena itu boleh dikatakan bahwa anak
adalah guru bagi kita. Seiring pertumbuhan anak, kita juga terus-menerus
belajar dari pengalaman hidup yang baru dan kecerdasan jiwa.
Anak yang polos dan naïf tidak akan mendendam,
anak yang polos meletakkan posisi hati pada titik nol, mengosongkan diri
sendiri dan belajar dengan serius. Setelah dipikir dengan saksama, kita akan
menemukan, sei-ring dengan berlalunya waktu tidak terasa kita sudah
berangsur-angsur memikul banyak sekali prasangka, telah memupuk terlalu banyak
kesenangan dan ketidak senangan serta rasa nyaman. Semua keterikatan hati yang
tidak bisa dilepaskan telah membelenggu pikiran dan tindakan kita.
Mulai hari ini biarkanlah kita semua setiap
hari menyambut kehidupan yang baru ini dengan perasaan hati yang baru pula —
laksana seorang bayi yang menerima berkah kehidupan dari alam ini, kita akan
merasa terkejut bahwa dalam berbagai musim penuh dengan pemandangan indah yang
membuat orang melompat kegirangan.
Bila melihat perasaan manusia dengan sebuah
hati anak kecil, kita akan menemukan dalam watak hakiki manusia, sebenarnya
kebaikan dan kemurnian selalu menyertai kita. Bagaikan selembar kertas putih
yang diwarnai dengan kebenaran dan kesetiaan, kita akan menemukan warna yang
sangat indah yang dulu tak pernah tampak oleh kita. Biarkanlah sejak awal kita
hanya membawa sebuah ketulusan hati, setiap hari memulai kehidupan baru!
Belajar dan belajar lagi!
Mar 23, 2013
TAKDIR KEHIDUPAN
Pepatah yang mengatakan, “Hidup manusia tidak
menentu.” Menasihati orang menggunakan kesempatan yang ada, karena siapapun tak
dapat memastikan keadaan selang satu menit berikutnya.
Bencana alam dan malapetaka mengingatkan umat
manusia agar mengikuti kehendak langit dan bumi dan hidup berdampingan dengan
alam. Namun acapkali sebagian orang keras kepala tidak mau mempercayai hal ini,
mereka bersikeras ingin mengalami sendiri baru mau percaya, dan ketika
malapetaka terjadi acapkali sudah terlambat untuk disesali. Saya percaya
“berbuat baik ada balasannya, berbuat jahat juga akan ada ganjaran.” Saya lebih
yakin lagi dengan prinsip yang mengatakan “Perputaran sebab dan akibat renggang
tetapi tidak bocor.” Saya sering berpikir, mengapa ada orang yang hidupnya
makmur dan serba berkecukupan, namun di sisi lain ada orang yang hidupnya
sengsara dan serba kekurangan? Siapakah orang yang tidak menginginkan kehidupan
bersahaja? Sebenarnya, kehidupan manusia ditentukan dari berkah (balasan
kebaikan) dan karma, inilah yang disebut nasib.
Pernah ada seorang pengidap kanker stadium
akhir, dia sebenarnya sudah tidak dapat mengonsumsi makanan. Suatu hari
tiba-tiba nafsu makannya mendadak timbul. Selama satu minggu berturut-turut ia
keluar rumah untuk mencari makanan yang dia senangi. Tak lama kemudian dia
meninggal dunia. Inilah yang disebut nasib dia untuk menikmati makanan sudah
berakhir. Seorang siswa SMA membeli lotre dan mendapatkan hadiah. Karena takut
diketahui keluarganya maka uang itu disimpannya di bawah ranjang. Tidak
disangka, pada suatu hari dia mengalami kecelakaan hingga meninggal,
keluarganya kemudian menemukan uang tersebut. Inilah yang dinamakan nasib dia
mempergunakan uang sudah berakhir.
Panjang pendeknya usia seseorang sudah
ditentukan. Kualitas dalam kehidupan seseorang juga telah ditentukan. Ada
sepasang suami istri yang hanya memiliki seorang anak perempuan dan mendambakan
anak laki-laki. Setelah berupaya keras akhirnya mereka memiliki seorang putra.
Namun tidak disangka dalam suatu kecelakaan yang mereka alami, putra mereka
yang baru beberapa bulan itu tewas dalam kecelakaan. Betapa apa yang diinginkan
manusia tidak selaras dengan apa yang diinginkan Tuhan.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Buah yang
dipetik secara paksa tidak manis, pernikahan yang dilakukan secara paksa tidak
akan harmonis.” Adik teman saya sudah bertahun-tahun pacaran dengan teman
prianya, tetapi mereka berdua sering bertengkar. Orang tua kedua belah pihak
menganggap mereka tidak cocok dan tidak menyetujui pernikahan mereka, namun
pihak perempuan bersikukuh ingin menikah. Baru-baru ini mereka bercerai, bahkan
mereka saling menyakiti dengan kata-kata kasar, benar-benar seperti “ Jika
awalnya sudah tahu begini, mengapa dulu masih mau diteruskan?”
Subscribe to:
Posts (Atom)