Oct 15, 2011

JAN PADEREWSKI


Melakukan kebaikan dan tidak mengharapkan balasan, merupakan manifestasi dari semacam keluhuran moral. Seseorang yang baik hati, selalu bisa menghadapi segala kesulitan dan kegembiraan dalam perjalanan hidupnya sendiri dengan hati yang wajar.

Orang yang berwibawa tinggi dan dihormati khalayak umum, kebanyakan mereka mau berkorban untuk segala hal dan tidak mengharapkan balasan dari orang lain. Oleh karena itu sudah sewajarnya jika mereka yang telah menerima budi kebaikan tersebut, bisa menyontoh tindakan itu dan melakukan dengan cara mereka sendiri untuk menghadapi orang lain.

Maka dari itu orang yang melakukan kebaikan dan tidak mengharapkan balasan seringkali mendapatkan imbalan di luar dugaan mereka, hal ini merupakan hukum alami dari perputaran sebab dan akibat.

Menurut cerita pada akhir abad ke-19, di Amerika ada dua orang anak miskin lulus dari ujian dan masuk di sebuah universitas. Demi mendapatkan biaya hidup dan uang kuliah, mereka mulai bekerja sambil kuliah.

Ketika itu mereka berdua mendapatkan suatu cara untuk mendapatkan uang yakni mencari seorang pianis ternama, dan diajak untuk bekerja sama mengadakan konser tunggal. Jika konser berhasil dan mendapatkan untung maka mereka akan mendapatkan uang yang lebih banyak untuk membiayai hidup mereka.

Lantas mereka berusaha menemui Ignacy Jan Paderewski (18 November 1860 – 29 Juni 1941), yakni seorang pianis pria ternama pada saat itu. Manager Paderewski mengadakan kesepakatan usaha dengan dua anak muda tersebut, dan memutuskan akan memberikan honor kepada  Paderewski sebanyak dua ribu dollar Amerika Serikat untuk sekali pentas.

Angka tersebut adalah suatu angka yang sangat pantas bagi pementasan seorang pianis ternama seperti Paderewski, tetapi angka ini merupakan jumlah yang sangat besar bagi dua anak muda tersebut. Jika hasil konser yang mereka adakan ini tidak bisa mencapai dua ribu dollar, dapat dipastikan mereka akan mengalami kerugian.

Akhirnya dua orang anak muda tersebut menanda tangani kontrak perjanjian, dan berjuang mati-matian hingga konser berakhir dengan sempurna, namun setelah pembukuan dihitung didapatkan bahwa konser tersebut hanya menghasilkan seribu enam ratus dollar saja.

Uang sebanyak seribu enam ratus dollar tersebut mereka serahkan seluruhnya kepada Paderewski, masih disertai selembar cek yang bernominal empat ratus dollar, serta berjanji akan secepatnya melunasi empat ratus dollar tersebut.

Hati Paderewski tergerak melihat kedua anak muda miskin tersebut. Secara tak diduga, dia menyobek lembaran cek itu lalu menyodorkan seribu enam ratus dollar tersebut kepada kedua anak muda ini serta berkata, “Dari uang ini potongkan dulu uang kuliah dan biaya hidup kalian berdua. Ambillah 10% dari sisa uang yang ada untuk honor kalian, sisanya baru berikan untuk saya.” Ketika itu dua orang anak muda ini meneteskan air mata karena terharu.

Bertahun-tahun kemudian, ketika itu perang dunia pertama juga sudah selesai, Paderewski pulang ke negara asalnya dan menjabat sebagai perdana menteri Polandia.

Tetapi oleh karena benturan dari peperangan yang mengakibatkan terjadinya kesulitan ekonomi dalam negeri Polandia. Teriakan meminta bantuan yang terus-menerus dari puluhan ribu rakyat yang kelaparan, membuat Paderewski yang telah berusaha kian kemari tetap tidak bisa mengatasi krisis besar ini.

Akhirnya dengan sangat tidak berdaya terpaksa dia meminta bantuan kepada Herbert Hoover (Presiden Amerika ke-31) yang saat itu menjabat sebagai Head of American Food Administration dan American Relief, setelah Hoover menerima berita ini, dengan tanpa keraguan sedikitpun dia segera menyetujui memberi bantuan makanan dalam jumlah yang besar.

Tidak lama kemudian, puluhan ribu ton makanan telah dikirim ke Polandia, membuat rakyat Polandia terhindar dari bahaya kelaparan.

Guna menyampaikan sendiri rasa terima kasihnya ke-pada Herbert Hoover, PM Paderewski  mengadakan perjanjian untuk bertemu di Paris.

Tidak terduga ketika mereka berdua bertemu muka, Herbert Hoover langsung berkata, “Tidak perlu Anda berterima kasih kepada saya, justru sayalah yang harus berterima kasih kepada Anda! Tuan, ada satu hal yang mungkin sudah tidak teringat oleh Anda, tetapi bagi saya peristiwa itu tidak akan saya lupakan untuk selamanya! Ketika Anda masih berada di Amerika, Anda pernah menolong dua orang mahasiswa miskin, saya adalah salah satu dari dua mahasiswa miskin itu.”

Dari cerita ini dapat kita simpulkan, melakukan budi kebaikan dan tidak mengharapkan balasan sudah pasti adalah tindakan dari orang yang bermoral tinggi dan berkepribadian luhur. Segala ketulusan dan kebaikan hati yang pernah dilakukan setiap orang, ditambah dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan, pasti tidak akan lekang oleh waktu.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search