Showing posts with label BIOGRAFI. Show all posts
Showing posts with label BIOGRAFI. Show all posts

Apr 26, 2013

MENGASAH LENSA SELAMA HIDUPNYA



Ada seorang putra pengrajin keranjang di negeri Belanda, yang setelah lulus dari sekolah menengahnya, memutuskan untuk pergi ke kota kecil terdekat, Delft, untuk melamar pekerjaan di kantor pemerintahan daerah sebagai pengawas. Pemuda ini bekerja dalam bidang yang sama selama lebih dari 6 tahun, tidak pernah berniat untuk meninggalkan kota kecil itu ataupun mencari pekerjaan lain.

Mungkin dikarenakan pekerjaannya terlihat begitu santai dan pemuda ini masih terlalu muda, sehingga dia memiliki banyak waktu luang. Akan tetapi pemuda ini malah memilih menghabiskan seluruh waktu luangnya untuk bekerja keras mengasah lensa sebagai suatu hobi. 

Karena kegemarannya ini, dia terus saja mengasah dan mengasah lensa selama 6 tahun. Dia begitu asyik dengan pekerjaan ini, dan melakukannya dengan tekun serta teliti. Lama kelamaan keahliannya dibidang ini telah melampaui para ahli lainnya. 

Pembesaran yang dihasilkan oleh lensa hasil ciptaannya melebihi buatan para ahli lainnya. Dikarenakan pekerjaan ini pula, dia menemukan jenis dunia baru, dunia mikroorganisme. Untuk selanjutnya, laporan hasil penelitian ini telah menggemparkan dunia. Meskipun dia hanya mengenyam pendidikan sekolah menengah saja, pemuda ini terpilih sebagai seorang akademisi oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Paris. Ratu Inggris bahkan pergi mengunjunginya di kota kecil itu.

Ini adalah sekelumit kisah Antonie van Leeuwenhoek (1632-1732), Bapak Mikrobiologi, yang menjadi ahli terkemuka pada bidang lensa pembesar mikroskop, juga pionir dalam bidang mikrobiologi. Ketelitiannya dalam mengasah setiap lensa dan pengabdian seluruh hidupnya untuk mengerjakan setiap detail yang membosankan bagi orang kebanyakan. Antonie telah menciptakan terobosan ilmu pengetahuan dari pekerjaan detilnya dan membangun sebuah pemandangan yang sangat luas.

Anak muda jaman sekarang seringkali resah berusaha untuk meraih berbagai macam gelar. Mereka tidak begitu lama menekuni dan mendalami hal yang mereka sedang lakukan, dan seringkali malah ingin mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Akan tetapi dapatkah selalu demikian? Setiap bunga memiliki dunianya sendiri dan setiap butir pasir memiliki alamnya sendiri. 

Lantas yang patut kita renungkan, dapatkah anda melakukan setiap pekerjaan kecil/remeh dikerjakan dengan kesungguhan hati?

Apr 20, 2013

HIDUP DALAM HATI ORANG LAIN



Madame Blavatsky (Helena Blavatsky, 1831-1891) adalah pendiri lembaga Theosophy di Rusia, dia selalu menjinjing dua buah kantung, tidak peduli sedang berjalan di pagi hari atau sedang berpergian dengan kendaraan, kedua kantung itu selalu dia bawa serta, dan isi di dalam kantung itu selalu dibuang keluar.
Masyarakat pernah bertanya kepada dia, "Apa isi kantung itu?"
Dia menjawab, "Kantung itu berisi biji-biji bunga."
"Lalu mengapa Anda selalu membuang biji-biji itu keluar?"
"Hal tersebut telah menjadi kebiasaan saya," sambil tertawa dia menjawab lagi, "Saya senang bertamasya pergi kemana-mana, sambil jalan saya sebarkan biji-biji ini ke semua tempat. Mungkin saya tidak akan datang ke tempat itu lagi, tapi tidak menjadi masalah, ketika musimnya tiba, bunga-bunga itu akan mekar secara alami, kepada ribuan bahkan puluhan ribu orang yang lewat di sini, mereka dapat melihat beraneka bunga mekar dalam berbagai warna yang indah."

"Walaupun mereka tidak akan mengetahui siapa saya, namun hal tersebut tidak menjadi masalah. Ada satu hal yang bisa saya pastikan adalah, saya sedang membawakan keindahan bagi dunia ini, hal tersebut bisa dipastikan. Ada sebagian anak-anak mungkin bisa memetik beberapa bunga untuk dibawa pulang ke rumah, ada sebagian orang yang sedang berpacaran akan memakai bunga-bunga itu untuk membuat kalung bunga. Dalam peristiwa yang tidak mereka ketahui ini, saya telah menjadi bagian dari cinta diantara mereka berdua, saya juga akan menjadi bagian dari kegembiraan anak-anak, kepada mereka yang hanya numpang lewat di jalan ini, yang hanya menikmati keindahan bunga, saya juga menjadi bagian dari mereka."
Benar sekali apa yang dia katakan. Memiliki yang sesungguhnya itu bukan untuk dikuasai diri sendiri, melainkan agar orang lain juga bisa ikut menikmatinya, orang yang benar-benar kaya, bukan untuk diri sendiri, melainkan bisa dikagumi dan dihormati oleh generasi penerus.

Saya pernah mendengarkan satu kisah sebagai berikut: Ada seorang kakek tua menanam bibit pohon di halaman rumahnya, seorang pejalan kaki yang lewat di sana bertanya, "Pohon ini akan berbuah dalam berapa tahun?"
Kakek tua itu menjawab, "Mungkin memerlukan 100 tahun!"
Pejalan kaki tersebut melanjutkan pertanyaan, "Mungkinkah Anda akan hidup seratus tahun lagi? Ketika pohon-pohon ini berbuah, mungkin Anda sudah tidak ada, saya ingin tahu mengapa Anda lakukan hal tersebut?"

Kakek tua itu memandang pejalan kaki tersebut, lalu dengan tertawa dia berkata, "Jika semua nenek moyangku juga berpikiran seperti Anda, sekarang ini saya tidak bisa menikmati buah hasil jerih payah mereka. Buah-buahan yang bisa tumbuh bergerombol di kebun buah ini, juga karena ayah dan para nenek moyang saya yang menanamkan pohon-pohon ini sebelum saya dilahirkan. Begitu pula saya menanam pohon-pohon ini juga berharap bisa memberi berkah kepada generasi penerus, saya mengerjakan hal tersebut dengan perasaan hati bersyukur melakukan apa yang bisa saya lakukan. Bisa hidup di dalam hati orang lain, keberadaan Anda akan berubah jadi besar, walaupun Anda sudah tidak berada dalam dunia ini, kehidupan Anda juga bisa berlangsung terus."

Orang yang menebarkan keharuman bunga kepada orang lain, dia sendiri juga akan mendapatkan sebersit keharuman bunga itu, orang yang membawakan sinar mentari kepada orang lain, dirinya juga tidak akan dikesampingkan. (The Epoch Times/lin)

Jun 3, 2012

PROFIL SUKSES ANDRIE WONGSO


Lebih dari 20 tahun, Andrie Wongso berkiprah sebagai pengusaha, sekaligus menjadi seorang motivator handal. Kemauannya untuk berbagi semangat, pengalaman, dan wisdom dengan gaya bahasa yang sederhana namun powerfull kepada orang banyak, membuat publik dan media massa mengukuhkannya sebagai The Best Motivator atau Motivator No.1 Indonesia.
Tapi, siapa yang menduga jika anak kedua dari tiga bersaudara ini, terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang, tepatnya pada bulan Desember 1954. Pada usia 11 tahun (kelas 6 SD), Andrie terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempatnya belajar ditutup. Itulah yang membuatnya punya gelar SDTT alias Sekolah Dasar Tidak Tamat. Sejak saat itu, Andrie melalui masa kecil hingga remajanya dengan membantu orangtua membuat dan menjual kue berkeliling ke toko-toko dan pasar.
Ada sebuah tanda tanya besar yang menggelayut di dadanya, dengan apa nasib ini dapat diubah? Maka, lewat perenungan panjang, Andrie yang kala itu berusia 22 tahun memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. Andrie berangkat dengan satu tekad yakni siap menghadapi apapun di depan dengan berani dan penuh kejujuran. Di Jakarta, Andrie memulai kehidupan barunya dengan bekerja sebagai salesman produk sabun hingga menjadi pelayan toko.
Kesukaannya bermain kungfu dari kecil dan kemampuannya bergaul dengan semua kalangan membawanya mendirikan perguruan kungfu “Hap Kun Do”, yakni sebuah aliran bela diri yang mengutamakan kekuatan, kecepatan, dan fleksibilitas. Dari belajar kungfu inilah, Andrie dapat membentuk sikap mental positif yaitu disiplin, tanggung jawab, pantang menyerah, ulet, dan bersikap ksatria. Dari sini pula bakat mengajar dan memotivasi Andrie terasah
Saat film-film laga dari Taiwan merajai layar lebar perfilman Indonesia , Andrie yang merasa berwajah oke dan memiliki badan atletis, menyimpan hasrat menjadi seorang bintang film laga. Lewat latihan keras, lebih keras, dan lebih keras lagi, serta setelah melalui proses gagal dan bangkit, mimpi Andrie menjadi kenyataan. Surat lamarannya sebagai bintang film diterima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama tiga tahun . Tahun 1980, untuk pertama kalinya Andrie ke luar negeri, pertama kali naik pesawat, dan untuk pertama kali pula menghadapi kamera. Hidup Andrie saat itu serasa berada di awang-awang. Tetapi setelah melewati tiga tahun dan setelah merasakan suka duka bermain film di Taiwan, Andrie menyadari bahwa dunia film bukanlah dunianya lalu dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Sepulangnya ke Indonesia, dia pun memutuskan tidak akan memperpanjang kontraknya. Banyak orang menyatakan Andrie gagal karena tidak ada satu film pun yang diwakilinya sebagai bintang utama. Tetapi Andrie merasa dirinya sukses secara mental dalam memperjuangkan impian menjadi kenyataan.
Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar menuangkannya dalam bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri, juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh sang kekasih Haryanti Lenny (sekarang istri), dimulailah bisnis membuat kartu dengan merk HARVEST, yang di kemudian hari, mengukuhkan Andrie sebagai raja kartu ucapan.
Kemudian diversifikasi perusahaan pun dilakukan, merambah ke bidang holografi, perusahaan mainan, pengelola beberapa foodcourt dan untuk menaungi bidang pendidikan dan kepelatihan, Andrie mendirikan AW motivation training dan AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi. Sejak tahun tahun 1989, dia menjadi pembicara/motivator intern PT. Harvindo Perkasa (Harvest Fans Club di berbagai kota), dan dari sinilah, kemudian ia sering melakukan training motivasi, tidak hanya untuk Harvindo tapi juga untuk berbagai perusahaan dan instansi. Kini, ia dijuluki sebagai Motivator No. 1 di Indonesia. Lalu, gelarnya ditambah TBS, yang artinya Tapi Bisa Sukses. Itulah Andrie Wongso, SDTT, TBS

sumber : andriewongso.com, id.wikipedia.org, facebook.com/motivator.no.1.indonesia

May 10, 2012

JOSEF BATOANNA

cerita pengalaman seorang profesional Josef Batoana yang diambil dari blog pribadi ybs.  Judulnya "Muasal Inspirasi Motto “Be yourself”. Selamat membaca!



Beruntung saya menjadi pelanggan perpustakaan besar di daerah Kramat Senen, alias arena penjualan buku loak, tempat saya mencari buku semasa kuliah dulu.



Kegembiraan setelah lulus kuliah, menjadi lebih komplit dengan berita besar, bahwa saya akan segera memulai program management trainee di sebuah perusahaan multi nasional, Unilever Indonesia. Program ini teramat ketat, dengan sistim gugur bagi yang tidak bisa melewati setiap tahapan program selama setahun.



Tiga bulan pertama, dalam pertemuan formal sesama satu angkatan trainee, sudah mulai ada kawan yang gugur. Tiga bulan berikutnya tingkat stress bertambah melihat kawan lainnya yang harus mundur. Sanggupkah saya meneruskan program ini dengan berhasil?? Semula saya berani menjawab dengan tegas: “YA”, karena latar belakang pendidikan saya adalah “Manajemen Sumber Daya Manusia,” bidang studi yang sangat langka pada masa itu. Namun, lama kelamaan keyakinan tersebut terasa surut. Tingkat percaya diri mulai terjun bebas menuju dasar motivasi yang paling rendah, kalau tidak mau dibilang nyaris sirna.



Suatu sore, seusai kantor saya tidak langsung pulang ke rumah. Tujuan saya jelas: ke toko buku langganan saya, alias penjual buku loak. Saya sering melakukan ini sekedar untuk mencari bahan bacaan tambahan. Dengan cepat mata berpindah dari satu buku ke buku lain, sambil gejolak hati penuh stress tidak bisa disembunyikan pada ekspresi wajah. (Untung saja tidak ada yang memperhatikannya).



Tiba-tiba mata ini berhenti pada sebuah judul buku, yang membuat saya harap-harap cemas sembari tangan meraih buku itu yang berjudul: “How to stop worrying and start living” karangan Dale Carnegie.



Beberapa lembar awal dibolak-balik, dan seketika itu juga saya membayar dan membawa pulang buku itu. Buku itu saya lahap selama week end itu, dan satu langkah besar yang saya lakukan sejak senin berikutnya, terinspirasi dari buku ini: setiap saya mau berangkat kerja, saya berdiri di depan cermin dan memulai dialog dengan diri sendiri:



Josef, apakah 24 jammu hari ini akan disia-siakan dengan mencemaskan apa yang terjadi kemarin?

Josef, siapkah anda untuk meraih sukses hari ini, karena sukses berawal dari pikiranmu sendiri, dari dirimu sendiri ??

Josef, kalau engkau percaya akan gagal, maka engkau akan gagal, sebaliknya kalau engkau percaya bahwa engkau akan berhasil, engkau pasti akan berhasil!



Pernyataan terakhir di atas saya ulangi tiga kali, sambil tersenyum lebar (sekali lagi: senyum lebar), sebagai afirmasi demi mempertebal rasa percaya diri….. dan hasilnya, langkah kami terasa lebih ringan menuju hari pengumuman telah lulus dan diangkat sebagai karyawan tetap.



Buku yang sudah berusia 20 tahun dan sudah menguning ini saya simpan baik-baik sampai hari ini. Setiap lembar buku ini seakan menawarkan langkah ajaib menggali potensi diri… karena juga bercerita tentang “Menjadi Diri Sendiri”.



Josep Batoana

Direktur HR Unilever 2000-2011
Direktur HR Bank Permata 2011

Apr 3, 2012

BRUCE LEE, BINTANG LEGENDARIS KUNGFU


Sejak masa kecil Li Xiaolong berbadan lemah dan sering sakit, orang tuanya demi mengupayakan pertumbuhannya yang sehat, maka ketika Li kecil berusia 7 tahun ia diikutkan latihan Tai  Chi, tak dinyana semenjak saat itu Bruce Lee telah menapaki jalan ilmu bela diri, dan telah berhasil memperoleh sebuah nama besar.

Tahun 1955, Bruce Lee yang berusia 13 tahun mengangkat Ye Wen sebagai guru dan mempelajari ilmu silat Yong Chun. Meskipun Bruce Lee masih bocah, tetapi sangat sungguh hati dalam berlatih, ia di dalam rumahnya mendirikan sebuah orang-orangan dari balok-kayu, setiap hari berlatih tak kenal lelah menghadapi si balok kayu. Tatkala itu Bruce Lee yang muda belia dan telah menguasai ilmu sesungguhnya, suka menjajal orang lain, juga karenanya sering bikin onar, itulah sebabnya orang tuanya mengirimnya ke universitas Washington di Seattle – USA. Ia di universitas studi ilmu filsafat dan pshychologi, banyak menambah wawasan, kemudian tidak lagi terdengar keonaran berkelahi dengan orang lain.

Justru di bidang seni bela diri Bruce Lee jauh lebih maju, tempaan latihannya menghasilkan jurus dan tendangan ala Bruce: “Li – si tiga kaki”, “Jotosan berjarak 1 inchi” dll., juga mahir bermain toya (tongkat) pendek maupun panjang, nun-chaku dll senjata, menekuni pula Qi Gong (baca: Chi kung = ilmu tenaga dalam) dan Ying Gong (Ilmu kanuragan). Tahun 60 an, ia telah mencipta ilmu bela diri yang gerakannya mengalir lincah, disebut “Jie Quan Dao (Terkenal dengan Jeet Kune Do)”. Tahun 1964, ia mengikuti “Kompetisi Karate-do Long Beach” yang diadakan di California – USA, lalu ditaksir oleh William Dozier, produser film seri TV dan mengundangnya mengikuti audisi.Ayah Bruce Lee, Li Hai Quan adalah pemain opera Canton terkenal, oleh karena itu Bruce Lee semasa bocah sudah sering ikut main opera, audisi kali ini tentu lancar-lancar saja.

Tahun 1966, Bruce Lee teken kontrak peran dengan perusahaan siaran USA untuk 30 serial TV . Karena peran Bruce Lee di dalam tidak begitu penting, juga hanya tampil secara singkat, maka ia memutuskan kembali dan berkiprah di Hong Kong, mulai menggarap film silat, tak disangka sekali menggebrak langsung meledak, dan bikin heboh di dalam dan luar negeri. Bruce Lee total telah berperan di 5 film: (th 1971), (th 1972), (th 1972), (Th 1973) dan (Diselesaikan th 1978). Di dalam film-film tersebut, tendangan memutar Bruce Lee yang ganas, tendangan melayang dan ketangkasan Nun Chakunya semuanya telah membius penonton. Mengandalkan penguasaan seni bela diri yang bagus dan karisma di depan kamera, mendiang Bruce Lee tidak hanya pada awal tahun 70 an menimbulkan booming film “Kung Fu”, ia membuat orang seluruh dunia menilai film Tiongkok dengan lebih respek, boleh dibilang telah menggemparkan seluruh dunia.

Sebagai aktor, Bruce Lee telah mempelopori orang Tionghoa berhasil menembus Hollywood, bersamaan itu membuat film action menjadi salah satu film andalan dunia perfilman Hong Kong, ini adalah sumbangsih besarnya di dalam bidang kebudayaan film. Namun sebagai pakar ilmu bela diri, film Bruce Lee minim dengan interpretasinya tentang spiritualitas ilmu silat Tiongkok. Di dalam filmnya yang tersohor, para penonton bersorak sorai dengan tendangan dan pukulannya yang cepat-ganas serta semangat kebangsaan mereka bergelora oleh jalan ceritanya, tetapi pencarian taraf spiritualitas, penghargaan terhadap moralitas Kung Fu dan criteria terhadap penempaan jiwa seorang pesilat di dalam seni bela diri/Wu Shu - Tiongkok, di dalam film-filmnya sangat jarang dibahas.

Tanggal 20 Juli tahun 1973 Bruce Lee meninggal secara mendadak, penyebab kematiannya misterius. Sesudah Bruce Lee menjadi orang terkenal di dunia perfilman, ia bekerja keras siang-malam. Popularitasnya diperoleh terlalu cepat, secara psikologis tak mampu diselaraskan, ditambah lagi seringkali mengandalkan asupan doping, spiritnya lambat laun terperosok ke dalam kondisi tidak normal. Jelas, berbarengan dengan pencapaian puncak karir dalam dunia perfilman, Bruce Lee belum mampu menemukan cara untuk melepaskan keterikatannya terhadap nama dan kepentingan, dari dalam ilmu silat Tiongkok, hal ini bagi mendiang Bruce Lee yang selama hidupnya menuntut ilmu di dalam Wu Shu, boleh dibilang adalah penyesalan terbesar.

Jan 10, 2012

KELUARGA DERMAWAN: TUAN DAN NYONYA BILL GATE

2 Maret 2005 Pada acara penyerahan anugerah bangsawan kehormatan kepada Bill Gate oleh ratu Inggris di istana Buckingham, Melinda sang istri mendampingi.

Menyumbangkan seluruh kekayaan keluarga kepada yayasan, langkah berikutnya Gate merencanakan mengulurkan tangan bantuan kepada Tiongkok, membantu penyelesaian permasalahan rokok, Aids dan lain-lain. Barangkali suami istri Gate selamanya tak akan memahami bagaimana terbentuknya desa Aids dan seorang Hu Jia (red: Tokoh muda pembela HAM yang dikurung semenjak tahun lalu) kenapa dijebloskan ke dalam penjara, namun berharap Gate bisa melakukan dengan bertitik tolak pada, Melakukan pekerjaan strategi dan pembinaan dengan setulusnya membantu orang Tiongkok.

27 Juni lalu adalah hari terakhir Bill Gate menjabat sebagai karyawan penuh Microsoft, sesudah itu ia akan khusus menekuni bidang pekerjaan sosial. Raja saham Buffett pernah mengatakan: Bill dalam mengerjakan segala hal pasti dilakukannya dengan baik, suruh dia berjualan hamburger, ia bisa membuat semua orang di seluruh dunia makan hamburger. Gate menyatakan: Apakah yang dimiliki seseorang dalam kehidupan tidaklah penting, melainkan apakah yang telah ia tinggalkan. PM Inggris Churchill juga pernah mengatakan: Kita menggunakan yang diperoleh - untuk kelangsungan hidup, tetapi mengandalkan memberi - untuk hidup.

Gate mengatakan ia bisa berjalan di jalur kedermawanan, sebagian besar adalah berkat jasa sang istri, Melinda. Titik fokus mereka berikutnya adalah Tiongkok. Menelaah kembali jalan yang pernah ditempuh oleh sepasang suami istri itu, bagi orang-orang kaya di RRT yang jumlah miliardernya melebihi di Jerman, juga merupakan panutan yang baik. Mungkin saja orang-orang akan bertanya, kapan Tiongkok baru bisa mencetak seorang Bill Gate?

Anak Muda Berbakat

Gate dilahirkan pada 28 Oktober 1955. Kini banyak orang Seattle merasa bersyukur bahwa mereka tinggal di kampung halaman kerajaan komputer Microsoft Corp. Gate memiliki 2 kakak perempuan, sang ayah, William adalah pengacara, Mari sang ibu adalah seorang guru. Gate kecil gemar sekali membaca, sewaktu berusia 7 tahun bisa selama berjam-jam membaca tanpa terasa lelah buku orang dewasa seperti Encyclopedi Dunia.

Sewaktu berusia 13 tahun murid dari sekolah menengah privat Beach berperawakan pendek kecil dan berwajah penuh dengan flek ini memulai dengan prom komputer. Seluruh wawasan tentang komputer yang dikuasai si guru, hanya dalam tempo 1 minggu sudah ia lampaui. Teman sekelasnya mengenang: Kegilaan dia terhadap komputer boleh dibilang senasib dan bernafas bareng, kadang-kadang kukunya bahkan telah tumbuh panjang sekali tapi ia tak ada tempo memotongnya.

Sifat Gate yang teramat proaktif juga terkenal disekolahnya, semisal ketika gurunya menyuruh membuat karya tulis tentang anatomi manusia sebanyak 4 halaman, yang ia serahkan malah tesis berjumlah 30 halaman. Teman-temannya berkata: Tak peduli dalam mengerjakan apapun Bill harus mencapai puncaknya, jikalau tidak ia sama sekali tidak akan merasa puas. Semangatnya ini membuat taraf ketelitian pekerjaan Gate di kemudian hari tak dapat dicela. Ia tidak mau membuang-buang waktu di dalam pekerjaan maupun ketika sedang bersenang-senang, kemudian satu kalimat yang paling ia sukai disampaikan kepada orang lain ialah: Konsep + waktu, barulah harta yang sebenarnya.

Menuju Orang Terkaya Di Dunia

Pada awal 1970-an surat Gate yang berjudul: Surat terbuka kepada para penggemar telah menghebohkan dunia komputer. Ketika itu sedang marak budaya hacker, Gate mengajukan perlindungan terhadap hak intelektual Microsoft Corp., tidak seharusnya tanpa melalui persetujuan pencipta dengan sesukanya mengopy program komputer. Tatkala berusia 19 tahun Gate meramalkan: Zaman software telah tiba, sekarang saatnya untuk menangkap peluang bukan malahan menyelesaikan studi di Harvard, industri software mutlak tidak bakal jalan di tempat menantiku.Meskipun beberapa puluh tahun kemudian, Harvard menganugerahi gelar doktor kehormatan kepada Gate, tetapi kala itu mahasiswa tingkat 3 ini tetap meninggalkan Harvard, sejak saat itu ia bekerja tanpa kenal lelah untuk menciptakan sebuah karya baru bagi dunia.

Tiga puluh tahun yang lampau, menghadapi mesin komputer yang berbadan teramat masif dan langka, ketika Gate meramalkan kelak di setiap rumah akan terdapat mainan tersebut, banyak orang menertawakan kegilaannya. Kini berhadapan dengan 1.000.000.000 mesin komputer di seluruh dunia, orang-orang mulai mempercayainya. Sebagai pimpinan Microsoft Corp. pada usia 20 tahun, menjadi seorang miliarder termuda dalam sejarah di usia 31 tahun, usia 39 tahun menjadi orang terkaya pertama di Amerika, sederetan angka membuat Gate menjadi tokoh legendaris yang paling tersohor pada zaman ini.

Ada orang mengatakan keberhasilan Microsoft Corp. terutama mengandalkan monopoli, tetapi Gate membela diri dengan mengatakan itu dikarenakan gerakan orang lain terlalu lamban. Ia memberikan panggung datar (mini) ini kepada seluruh dunia, akan tetapi orang-orang tak mengejar untuk menggunakannya, maka ia terpaksa memimpin timnya sendiri dengan terlebih dahulu menduduki tanah pusaka software tersebut.

Di dalam serangkaian pemeriksaan oleh kejaksaan Anti monopoli pemerintah Amerika, Gate dijuluki sebagai setan pelit, di benak khalayak ia telah menjadi preman bisnis yang mengandalkan kekuatannya menindas yang lemah.

Syukur, sekarang Gate telah direhabilitir, orang-orang mulai melukiskannya sebagai dermawan yang suka memberi. Sedangkan perubahan ini, berasal dari kegigihan sang istri, Melinda. Seperti yang dikatakan oleh : Sikapnya yang anggun dan rendah hati telah membuyarkan profil sang suami sebagai pakar IT yang arogan.

Domba Kecil Penurut Dari Gate

Melinda yang tahun ini berusia 43 tahun dilahirkan di sebuah keluarga kelas menengah di kota Dallas USA, dia yang semenjak kecil pintar dan rajin belajar, pernah masuk sebuah sekolah putri Katholik dengan motto sekolah tersebut: Rendah hati dan santun sebagai ketulusan hati. 1987 sesudah memperoleh gelar sarjana jurusan ilmu ekonomi dan komputer dari Duke universitas, dia kemudian juga meraih gelar doktor dalam bidang ilmu manajemen. Sesudah lulus dia masuk ke perusahaan Microsoft Corp., dan secara cepat memperoleh jabatan bergengsi, memimpin suatu departemen. Pada saat itulah, Melinda yang berwajah dan berpostur tubuh biasa-biasa saja, baru mendapatkan perhatian dari Gate.

Gate dan Melinda sama-sama maniak kerja, setelah jam kerja usai keduanya suka kerja lembur di kantor. Seringkali diwaktu larut malam, Gate dari jendela kantornya melihat lampu ruangan Melinda masih menyala. Akhirnya pada suatu hari, ia yang dijuluki lelaki: culun dan pemalu ini mengatakan kepadanya: Tolong Anda nyalakan lampu ini untuk saya selamanya!

Semenjak saat itu keduanya mulai resmi berkencan. Melinda sudah sejak awal mengidolakan Gate, dapat menyimak dan menyaksikan sendiri pidato dan gaya bekerjanya yang cepat dan tangkas serta karakter yang unik mandiri. Sedangkan di mata Gate, Melinda tidak hanya trampil bekerja, yang lebih penting ialah dia memiliki kualitas khusus sebagai seorang istri ideal, bagaikan Seekor domba kecil yang penurut.

Barangkali pernikahan telah membuat Melinda menjadi wanita terkaya di dunia, tetapi pernikahan tidak hanya memberinya kegembiraan, sebaliknya, ilmuwan nyeleneh ini memiliki kelainan jiwa yang sulit dapat diterima bagi kebanyakan orang. Misalnya pesta pernikahan baru saja selesai, Gate langsung mengajukan sebuah permintaan Tidak seimbang kepada Melinda: Dia selain mengharap sang istri setia mutlak kepadanya, selain itu juga harus memaklumi, dan membolehkannya di luar protektoratnya untuk memiliki kekasih sendiri. Gate menyatakan, ia hendak melanjutkan mempertahankan persahabatan dengan cinta pertamanya, An Winblad yang lebih tua 9 tahun darinya, setiap tahun ia harus menyiapkan waktu 1 minggu bersamanya.

Gate masih ada lagi kebiasaan buruk higienis pribadi yang sulit ditolerir orang, menghadapi kesemuanya itu Melinda selalu bersabar, dan menggunakan cinta kasih dalam mengatur sebuah rumah tangga yang penuh dengan kehangatan baginya. Dia tahu Gate gemar membaca buku, maka didirikan sebuah perpustakaan pribadi, dan sangat memperhatikan untuk mengimbangi hobi dan kegemaran sang suami. Kesabaran dan penderitaan wanita karier yang sukses ini telah digantikan dengan keharmonisan dan keutuhan keluarga.

Penasehat Militer Wanita Gate

1996 sesudah Melinda melahirkan anak pertamanya ia mulai menjadi ibu rumah tangga secara penuh, dan dengan aktif menerjunkan diri ke dalam pekerjaan sosial yayasan. Kesenjangan antara kaya dan miskin dikenalnya sewaktu dia melakukan perjalanan ke Afrika pada 1993. Melinda sering berkata: Afrika untuk selamanya telah mengubah saya. Anda hanya perlu pergi ke Bangladesh, India dan Afrika serta memasuki perkampungan kumuh, maka Anda baru akan timbul perasaan sesungguhnya terhadap pekerjaan sosial. Perasaan Anda semakin dalam, kebutuhan dan ketidak-adilan yang Anda lihat semakin banyak, maka Anda akan berpikir melakukan lebih banyak lagi demi pekerjaan tersebut.

Beberapa tahun sebelumnya, ibu Marie Gate yang mengidap kanker pernah menulis surat kepada Melinda, menasehati mereka agar berbagi harta milik sendiri dengan sesamanya, akan tetapi waktu itu Gate dikarenakan alasan: Pekerjaan terpenting adalah membuat sukses perusahaan, maka telah menolaknya.

Kemudian Gate menyatakan: Jikalau bukan Melinda, saya tidak bakal mendirikan yayasan ini. Orang yang mengenal keluarga Gate mengetahui, bahwasanya sang istri yang berusia lebih muda 9 tahun itulah yang membuat Gate di dalam hal sosial kemasyarakatan berubah menjadi lebih telaten dan penurut serta lebih memiliki rasa empati.

Saat ini Yayasan Bill & Melinda Gate terutama berkonsentrasi kepada sumbangan di bidang pendidikan dan kesehatan. Juni 2006 tatkala pakar saham Buffett menyumbangkan US$ 30.000.000.000 (Rp 270 trilliun) kepada yayasan Gate dan menghendaki mereka segera menghabiskannya, Melinda dan Gate sampai menangis karena terharu. Melinda mengenang: Kami saling berkata, Oh, Tuhan! Mengeluarkan dana orang lain (sebesar itu), Anda tahu seberapa besar tanggung jawab kami?

Namun Buffett percaya, di bawah bantuan Melinda, Gate bisa menjadi seorang pengambil keputusan yang lebih baik. Meski ia luar biasa pintar, tetapi mengenai pemantauan situasi keseluruhan dia (Melinda) lebih hebat Tepat, Melinda yang dinobatkan oleh sebagai perempuan nomor satu dari 50 Wanita kuat dalam dunia bisnis, kepengurusannya di dalam yayasan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih mendesak.

Konsep Harta Benda Dari Orang Terkaya Dunia

Bill Gate pernah mengatakan: Ketika Anda telah memiliki US$ 100 Juta (Rp 900 miliar), Anda akan mengerti bahwa uang hanyalah semacam notasi, sama sekali tidak ada artinya. Ia dan Buffett pada mengakui filsafat pendidikan yang: Bagaimana kayanya tidak boleh membuat anak kaya dan konsepsi Carnegie: Meninggal dalam keadaan kaya luar biasa adalah semacam tindakan memalukan.

Gate yang memiliki otak encer dalam berbisnis di dalam pengelolaan yayasannya juga memiliki cara yang unik. Ia dengan kaca mata Investasi menilai proyek sosial: Grup penerima bantuan harus menghasilkan target prestasi tertentu baru bisa memperoleh bantuan selanjutnya. Suami istri Gate telah menetapkan untuk yayasan 15 pasal aturan militer, demi penjaminan dana sosial bisa dipakai sesuai kegunaannya, yayasan tersebut dengan jelas menyatakan menyambut pengontrolan dari pihak luar, bahkan menganjurkan kepada pelapor untuk langsung mengadu di kejaksaan.

Yayasan Gate selain kedermawanan juga melakukan investasi. Ada yang mengkritik bahwa fokus pekerjaannya sepertinya tidak di dalam pekerjaan sosial, melainkan cari keuntungan dari investasi. Namun orang yang mau menyumbangkan keseluruhan harta pribadi sebanyak US$ 58.000.000.000 (Rp 540 trilliun) kepada yayasan, akan selalu mendapat respek dari masyarakat.

Bagaikan Berjalan Di Atas Kawat Baja

Seattle Times beberapa waktu lalu mewartakan, selanjutnya yayasan Gate berencana mengulurkan tangan kepada Tiongkok, membantu penyelesaian tentang merokok dan penyakit Aids dan lain-lain problem kesehatan, bersamaan dengan itu akan menilai apakah Tiongkok diperbolehkan menggunakan teknik pertanian dari wilayah lain. Namun koran tersebut mengingatkan Gate bahwa pemerintah Beijing selalu dengan sengaja menutup-nutupi krisis penyakit Aids di Tiongkok. Mereka berpendapat apabila membeberkan hal-hal tersebut bisa menimbulkan revolusi oranye seperti di Ukraina dan gerakan demokrasi mendasar ex-negara Rusia.

Brand yang pengurus masalah lingkungan dari yayasan Asia dengan jelas menunjukkan: Harus ekstra hati-hati. Kita bagaikan berjalan di atas kawat baja mengayunkan langkah dengan susah payah, jikalau Anda melakukan kesalahan, walau secuil saja, maka akan diusuir dari Tiongkok.

Sesudah Gate bekerja penuh di yayasan juga tak bisa mengurusi pekerjaan yang terlalu mendasar. Ia Ingin melakukan strategi dan pekerjaan pembinaan. Konon, ia beranggapan ini adalah peluang untuk balik ke sekolah dan belajar dengan baik. Betul, bahwa jikalau hendak menyelesaikan pencegahan penyakit dan kelaparan serta kemiskinan dan lain-lain problem dari umat manusia, bukan suatu hal yang bisa dihitung oleh mesin komputer. Misalkan yayasan Gate dalam bidang pencegahan penyakit Aids, TBC, Malaria dan lain-lain telah menginvestasikan US$ 1.000.000.000 (Rp 9 trilliun), tetapi orang-orang di seluruh dunia yang mengalami penderitaan penyakit-penyakit ini tidak berkunjung kurang.

Setiap tahun bantuan sumbangan seluruh dunia kepada Afrika dan negara-negara miskin lainnya juga tidak sedikit, tetapi mengapa efektifitas wilayah-wilayah tersebut berada jauh di belakang dari pengharapan orang? Sebenarnya, apakah belas kasih yang sesungguhnya itu, bagaimana baru bisa dengan lebih baik menolong orang lain?

Barangkali suami istri Gate untuk selamanya tak akan memahami bagaimana terbentuknya desa Aids di propinsi He Nan Tiongkok, Hu Jia tokoh melawan Aids Tiongkok kenapa harus dijebloskan ke dalam penjara? Menghadapi bidang baru, pekerjaan sosial ini, barangkali Gate yang mengerjakan sesuatu selalu Kalau tidak maksimal, hati mutlak tidak puas bisa berangkat dari titik tolak yang bermuara pada: Melakukan strategi dan pekerjaan pembinaan. Dengan sungguh hati mendoakan mereka berdua sedini mungkin memperoleh jawabannya.

Dec 21, 2011

JALAN SINGKAT MENUJU KEBERHASILAN

Pada 1938, ada seorang pemuda berumur 16 tahun datang ke Paris mencari impiannya. Dia memiliki cita-cita menjadi seorang penari.

Ketika itu menari adalah sebuah profesi yang sangat populer, juga merupakan sebuah bidang kesenian dari para bangsawan. Bagi mereka yang ekonomi keluarganya rendah, sama sekali tidak akan mampu membiayai anaknya masuk ke sekolah seni tari.

Pemuda itu pantang putus asa, setiap hari ia mengajukan bantahan yang keras berdasar pada dalil yang dianggapnya benar, bahkan mogok makan untuk melawan. Ayahnya kehabisan akal, terpaksa menyepa-kati suatu perjanjian secara gentleman dengannya.

Sepakat untuk memperbolehkan dia sekolah seni tari pada malam hari, tetapi pagi hari dia harus berdikari, berusaha mendapatkan uang untuk membayar uang sekolah dan biaya hidup.

Pemuda ini tidak memiliki keahlian yang lain, kecuali sejak kecil dia telah belajar bagaimana menjahit dari ayah dan ibunya. Akhirnya dia memaksakan diri mencari pekerjaan di sebuah penjahit, tetapi gajinya sangat rendah sekali, lagi pula banyak menguras tenaga, setiap hari harus bekerja selama 10 jam lebih.

Tiga bulan kemudian, pemuda yang sangat letih dan lelah ini merasa putus asa, dia lalu menulis sepucuk surat kepada professor Budderli yang pada saat itu disebut sebagai pakar ballet, juga sebagai figure dalam hatinya, untuk menanyakan petunjuk dan saran.

Budderli sangat bersimpati pada nasib sial yang dialami oleh pemuda ini, tetapi mempelajari seni tari bukan hanya membutuhkan bakat, dan hobi, masih membutuhkan faktor ekonomi, lingkungan dan lain-lain yang mendukungnya.

Hanya berdasarkan antusiasme dan keyakinan saja adalah sangat jauh dari cukup. Dengan cepat sekali Budderli membalas surat dari pemuda ini. Dalam suratnya dia telah menganalisa secara menyeluruh syarat-syarat belajar seni tari, bersamaan dengan itu menyadarkan si pemuda bahwa boleh menjadikan tarian sebagai sebagian dari jiwanya, tetapi tidak boleh menjadikannya sebagai keseluruhan jiwa.

Surat balasan dari Budderli telah menyadarkan pemuda itu, dia memutuskan mencari suatu jalan yang cocok dengan dirinya untuk mempertahankan hidup, setelah situasinya memungkinkan, baru kembali mempelajari tarian. Tetapi persoalannya dimanakah jalan tersebut?

Suatu malam, pemuda ini pergi ke suatu bar minum bir dengan perasaan galau. Saat itu, ada seorang Countess yang berpenampilan sangat anggun datang menghampiri dirinya, meraba-raba baju yang dipakai di tubuhnya, dan mulutnya tak henti-hentinya memuji, dan menanyakan kepadanya di mana ia membelinya?

Ketika Countess itu mendengar bahwa baju itu adalah hasil disain dari pemuda itu sendiri, dia sangat takjub sekali, Nak, saya ada firasat, kelak Anda pasti bisa menjadi seorang jutawan!

Saat itu juga, pemuda itu mendadak tersadar, cara mempertahankan hidup yang paling sesuai dengan dirinya adalah menjahit. Karena profesi ini sangat dikenalnya dengan baik, juga adalah yang paling realistis, walaupun profesi ini pernah membawakan kebimbangan dan kesengsaraan bagi dirinya.

Segera, melalui bantuan Countess itu, ia lalu menghubungi dan mengadakan kerja sama dengan Bo Kan, sebuah butik khusus busana wanita yang sangat ternama di Paris.

Berdasarkan inspirasi yang didapat dari melakukan profesi menari dan bakat untuk merancang, sejak saat itu pemuda ini telah merintis jalan merancang busana fashion. Sepuluh tahun kemudian, status pemuda ini sudah berubah menjadi seorang ahli perancang busana fashion yang ternama di seluruh dunia. Dia adalah Pierre Cardin.

Pengertian dari keberhasilan selamanya tidak bisa dipastikan, oleh sebab itu telah menciptakan ribuan bahkan puluhan ribu jalan kehidupan manusia.

Ada seorang ahli filsafat pernah mengatakan : Dalam kehidupan tidak akan berhasil melakukan dua hal. Waktu dan energi dari setiap orang sangat terbatas, ketika Anda tersesat dan kehilangan arah di persimpangan jalan dari kehidupan, ingatlah untuk selalu memilih jalan yang paling Anda kenal, dan yang paling realistis, acapkali pilihan Anda itu adalah suatu jalan yang paling dekat menuju keberhasilan.

Nov 27, 2011

JALAN MENUJU KEBERHASILAN

Pada 1938, ada seorang pemuda berumur 16 tahun datang ke Paris mencari impiannya. Dia memiliki cita-cita menjadi seorang penari. Ketika itu menari adalah sebuah profesi yang sangat populer, juga merupakan sebuah bidang kesenian dari para bangsawan. Bagi mereka yang ekonomi keluarganya rendah, sama sekali tidak akan mampu membiayai anaknya masuk ke sekolah seni tari.

Pemuda itu pantang putus asa, setiap hari ia mengajukan bantahan yang keras berdasar pada dalil yang dianggapnya benar, bahkan mogok makan untuk melawan. Ayahnya kehabisan akal, terpaksa menyepakati suatu perjanjian secara gentleman dengannya.

Sepakat untuk memperbolehkan dia sekolah seni tari pada malam hari, tetapi pagi hari dia harus berdikari, berusaha mendapatkan uang untuk membayar uang sekolah dan biaya hidup.

Pemuda ini tidak memiliki keahlian yang lain, kecuali sejak kecil dia telah belajar bagaimana menjahit dari ayah dan ibunya. Akhirnya dia memaksakan diri mencari pekerjaan di sebuah penjahit, tetapi gajinya sangat rendah sekali, lagi pula banyak menguras tenaga, setiap hari harus bekerja selama 10 jam lebih.

Tiga bulan kemudian, pemuda yang sangat letih dan lelah ini merasa putus asa, dia lalu menulis sepucuk surat kepada professor Budderli yang pada saat itu disebut sebagai pakar ballet, juga sebagai figure dalam hatinya, untuk menanyakan petunjuk dan saran.

Budderli sangat bersimpati pada nasib sial yang dialami oleh pemuda ini, tetapi mempelajari seni tari bukan hanya membutuhkan bakat, dan hobi, masih membutuhkan faktor ekonomi, lingkungan dan lain-lain yang mendukungnya.

Hanya berdasarkan antusiasme dan keyakinan saja adalah sangat jauh dari cukup. Dengan cepat sekali Budderli membalas surat dari pemuda ini. Dalam suratnya dia telah menganalisa secara menyeluruh syarat-syarat belajar seni tari, bersamaan dengan itu menyadarkan si pemuda bahwa boleh menjadikan tarian sebagai sebagian dari jiwanya, tetapi tidak boleh menjadikannya sebagai keseluruhan jiwa.

Surat balasan dari Budderli telah menyadarkan pemuda itu, dia memutuskan mencari suatu jalan yang cocok dengan dirinya untuk mempertahankan hidup, setelah situasinya memungkinkan, baru kembali mempelajari tarian. Tetapi persoalannya dimanakah jalan tersebut?

Suatu malam, pemuda ini pergi ke suatu bar minum bir dengan perasaan galau. Saat itu, ada seorang Countess yang berpenampilan sangat anggun datang menghampiri dirinya, meraba-raba baju yang dipakai di tubuhnya, dan mulutnya tak henti-hentinya memuji, dan menanyakan kepadanya di mana ia membelinya?

Ketika Countess itu mendengar bahwa baju itu adalah hasil disain dari pemuda itu sendiri, dia sangat takjub sekali, "Nak, saya ada firasat, kelak Anda pasti bisa menjadi seorang jutawan!"

Saat itu juga, pemuda itu mendadak tersadar, cara mempertahankan hidup yang paling sesuai dengan dirinya adalah menjahit. Karena profesi ini sangat dikenalnya dengan baik, juga adalah yang paling realistis, walaupun profesi ini pernah membawakan kebimbangan dan kesengsaraan bagi dirinya.

Segera, melalui bantuan Countess itu, ia lalu menghubungi dan mengadakan kerja sama dengan Bo Kan, sebuah butik khusus busana wanita yang sangat ternama di Paris.

Berdasarkan inspirasi yang didapat dari melakukan profesi menari dan bakat untuk merancang, sejak saat itu pemuda ini telah merintis jalan merancang busana fashion. Sepuluh tahun kemudian, status pemuda ini sudah berubah menjadi seorang ahli perancang busana fashion yang ternama di seluruh dunia. Dia adalah Pierre Cardin.

Pengertian dari keberhasilan selamanya tidak bisa dipastikan, oleh sebab itu telah menciptakan ribuan bahkan puluhan ribu jalan kehidupan manusia.

Ada seorang ahli filsafat pernah mengatakan : Dalam kehidupan tidak akan berhasil melakukan dua hal. Waktu dan energi dari setiap orang sangat terbatas, ketika Anda tersesat dan kehilangan arah di persimpangan jalan dari kehidupan, ingatlah untuk selalu memilih jalan yang paling Anda kenal, dan yang paling realistis, acapkali pilihan Anda itu adalah suatu jalan yang paling dekat menuju keberhasilan

Oct 15, 2011

JAN PADEREWSKI


Melakukan kebaikan dan tidak mengharapkan balasan, merupakan manifestasi dari semacam keluhuran moral. Seseorang yang baik hati, selalu bisa menghadapi segala kesulitan dan kegembiraan dalam perjalanan hidupnya sendiri dengan hati yang wajar.

Orang yang berwibawa tinggi dan dihormati khalayak umum, kebanyakan mereka mau berkorban untuk segala hal dan tidak mengharapkan balasan dari orang lain. Oleh karena itu sudah sewajarnya jika mereka yang telah menerima budi kebaikan tersebut, bisa menyontoh tindakan itu dan melakukan dengan cara mereka sendiri untuk menghadapi orang lain.

Maka dari itu orang yang melakukan kebaikan dan tidak mengharapkan balasan seringkali mendapatkan imbalan di luar dugaan mereka, hal ini merupakan hukum alami dari perputaran sebab dan akibat.

Menurut cerita pada akhir abad ke-19, di Amerika ada dua orang anak miskin lulus dari ujian dan masuk di sebuah universitas. Demi mendapatkan biaya hidup dan uang kuliah, mereka mulai bekerja sambil kuliah.

Ketika itu mereka berdua mendapatkan suatu cara untuk mendapatkan uang yakni mencari seorang pianis ternama, dan diajak untuk bekerja sama mengadakan konser tunggal. Jika konser berhasil dan mendapatkan untung maka mereka akan mendapatkan uang yang lebih banyak untuk membiayai hidup mereka.

Lantas mereka berusaha menemui Ignacy Jan Paderewski (18 November 1860 – 29 Juni 1941), yakni seorang pianis pria ternama pada saat itu. Manager Paderewski mengadakan kesepakatan usaha dengan dua anak muda tersebut, dan memutuskan akan memberikan honor kepada  Paderewski sebanyak dua ribu dollar Amerika Serikat untuk sekali pentas.

Angka tersebut adalah suatu angka yang sangat pantas bagi pementasan seorang pianis ternama seperti Paderewski, tetapi angka ini merupakan jumlah yang sangat besar bagi dua anak muda tersebut. Jika hasil konser yang mereka adakan ini tidak bisa mencapai dua ribu dollar, dapat dipastikan mereka akan mengalami kerugian.

Akhirnya dua orang anak muda tersebut menanda tangani kontrak perjanjian, dan berjuang mati-matian hingga konser berakhir dengan sempurna, namun setelah pembukuan dihitung didapatkan bahwa konser tersebut hanya menghasilkan seribu enam ratus dollar saja.

Uang sebanyak seribu enam ratus dollar tersebut mereka serahkan seluruhnya kepada Paderewski, masih disertai selembar cek yang bernominal empat ratus dollar, serta berjanji akan secepatnya melunasi empat ratus dollar tersebut.

Hati Paderewski tergerak melihat kedua anak muda miskin tersebut. Secara tak diduga, dia menyobek lembaran cek itu lalu menyodorkan seribu enam ratus dollar tersebut kepada kedua anak muda ini serta berkata, “Dari uang ini potongkan dulu uang kuliah dan biaya hidup kalian berdua. Ambillah 10% dari sisa uang yang ada untuk honor kalian, sisanya baru berikan untuk saya.” Ketika itu dua orang anak muda ini meneteskan air mata karena terharu.

Bertahun-tahun kemudian, ketika itu perang dunia pertama juga sudah selesai, Paderewski pulang ke negara asalnya dan menjabat sebagai perdana menteri Polandia.

Tetapi oleh karena benturan dari peperangan yang mengakibatkan terjadinya kesulitan ekonomi dalam negeri Polandia. Teriakan meminta bantuan yang terus-menerus dari puluhan ribu rakyat yang kelaparan, membuat Paderewski yang telah berusaha kian kemari tetap tidak bisa mengatasi krisis besar ini.

Akhirnya dengan sangat tidak berdaya terpaksa dia meminta bantuan kepada Herbert Hoover (Presiden Amerika ke-31) yang saat itu menjabat sebagai Head of American Food Administration dan American Relief, setelah Hoover menerima berita ini, dengan tanpa keraguan sedikitpun dia segera menyetujui memberi bantuan makanan dalam jumlah yang besar.

Tidak lama kemudian, puluhan ribu ton makanan telah dikirim ke Polandia, membuat rakyat Polandia terhindar dari bahaya kelaparan.

Guna menyampaikan sendiri rasa terima kasihnya ke-pada Herbert Hoover, PM Paderewski  mengadakan perjanjian untuk bertemu di Paris.

Tidak terduga ketika mereka berdua bertemu muka, Herbert Hoover langsung berkata, “Tidak perlu Anda berterima kasih kepada saya, justru sayalah yang harus berterima kasih kepada Anda! Tuan, ada satu hal yang mungkin sudah tidak teringat oleh Anda, tetapi bagi saya peristiwa itu tidak akan saya lupakan untuk selamanya! Ketika Anda masih berada di Amerika, Anda pernah menolong dua orang mahasiswa miskin, saya adalah salah satu dari dua mahasiswa miskin itu.”

Dari cerita ini dapat kita simpulkan, melakukan budi kebaikan dan tidak mengharapkan balasan sudah pasti adalah tindakan dari orang yang bermoral tinggi dan berkepribadian luhur. Segala ketulusan dan kebaikan hati yang pernah dilakukan setiap orang, ditambah dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan, pasti tidak akan lekang oleh waktu.

Aug 31, 2011

JALAN MENUJU KEBERHASILAN

Pada 1938, ada seorang pemuda berumur 16 tahun datang ke Paris mencari impiannya. Dia memiliki cita-cita menjadi seorang penari. Ketika itu menari adalah sebuah profesi yang sangat populer, juga merupakan sebuah bidang kesenian dari para bangsawan. Bagi mereka yang ekonomi keluarganya rendah, sama sekali tidak akan mampu membiayai anaknya masuk ke sekolah seni tari.

Pemuda itu pantang putus asa, setiap hari ia mengajukan bantahan yang keras berdasar pada dalil yang dianggapnya benar, bahkan mogok makan untuk melawan. Ayahnya kehabisan akal, terpaksa menyepakati suatu perjanjian secara gentleman dengannya.

Sepakat untuk memperbolehkan dia sekolah seni tari pada malam hari, tetapi pagi hari dia harus berdikari, berusaha mendapatkan uang untuk membayar uang sekolah dan biaya hidup.

Pemuda ini tidak memiliki keahlian yang lain, kecuali sejak kecil dia telah belajar bagaimana menjahit dari ayah dan ibunya. Akhirnya dia memaksakan diri mencari pekerjaan di sebuah penjahit, tetapi gajinya sangat rendah sekali, lagi pula banyak menguras tenaga, setiap hari harus bekerja selama 10 jam lebih.

Tiga bulan kemudian, pemuda yang sangat letih dan lelah ini merasa putus asa, dia lalu menulis sepucuk surat kepada professor Budderli yang pada saat itu disebut sebagai pakar ballet, juga sebagai figure dalam hatinya, untuk menanyakan petunjuk dan saran.

Budderli sangat bersimpati pada nasib sial yang dialami oleh pemuda ini, tetapi mempelajari seni tari bukan hanya membutuhkan bakat, dan hobi, masih membutuhkan faktor ekonomi, lingkungan dan lain-lain yang mendukungnya.

Hanya berdasarkan antusiasme dan keyakinan saja adalah sangat jauh dari cukup. Dengan cepat sekali Budderli membalas surat dari pemuda ini. Dalam suratnya dia telah menganalisa secara menyeluruh syarat-syarat belajar seni tari, bersamaan dengan itu menyadarkan si pemuda bahwa boleh menjadikan tarian sebagai sebagian dari jiwanya, tetapi tidak boleh menjadikannya sebagai keseluruhan jiwa.

Surat balasan dari Budderli telah menyadarkan pemuda itu, dia memutuskan mencari suatu jalan yang cocok dengan dirinya untuk mempertahankan hidup, setelah situasinya memungkinkan, baru kembali mempelajari tarian. Tetapi persoalannya dimanakah jalan tersebut?

Suatu malam, pemuda ini pergi ke suatu bar minum bir dengan perasaan galau. Saat itu, ada seorang Countess yang berpenampilan sangat anggun datang menghampiri dirinya, meraba-raba baju yang dipakai di tubuhnya, dan mulutnya tak henti-hentinya memuji, dan menanyakan kepadanya di mana ia membelinya?

Ketika Countess itu mendengar bahwa baju itu adalah hasil disain dari pemuda itu sendiri, dia sangat takjub sekali, "Nak, saya ada firasat, kelak Anda pasti bisa menjadi seorang jutawan!"

Saat itu juga, pemuda itu mendadak tersadar, cara mempertahankan hidup yang paling sesuai dengan dirinya adalah menjahit. Karena profesi ini sangat dikenalnya dengan baik, juga adalah yang paling realistis, walaupun profesi ini pernah membawakan kebimbangan dan kesengsaraan bagi dirinya.

Segera, melalui bantuan Countess itu, ia lalu menghubungi dan mengadakan kerja sama dengan Bo Kan, sebuah butik khusus busana wanita yang sangat ternama di Paris.

Berdasarkan inspirasi yang didapat dari melakukan profesi menari dan bakat untuk merancang, sejak saat itu pemuda ini telah merintis jalan merancang busana fashion. Sepuluh tahun kemudian, status pemuda ini sudah berubah menjadi seorang ahli perancang busana fashion yang ternama di seluruh dunia. Dia adalah Pierre Cardin.

Pengertian dari keberhasilan selamanya tidak bisa dipastikan, oleh sebab itu telah menciptakan ribuan bahkan puluhan ribu jalan kehidupan manusia.

Ada seorang ahli filsafat pernah mengatakan : Dalam kehidupan tidak akan berhasil melakukan dua hal. Waktu dan energi dari setiap orang sangat terbatas, ketika Anda tersesat dan kehilangan arah di persimpangan jalan dari kehidupan, ingatlah untuk selalu memilih jalan yang paling Anda kenal, dan yang paling realistis, acapkali pilihan Anda itu adalah suatu jalan yang paling dekat menuju keberhasilan.

Jul 7, 2011

KONGHUCU, SANG GURU TELADAN

Sering orang bertanya apakah konfusianisme itu? Istilah ini dipakai untuk menyebut falsafah Kong Zi atau Konghucu, yang artinya guru atau Master Kung. Orang Barat melatinkannya menjadi Konfusius, dialah pendiri mazhab Ju (konfusianisme). Konfusius hidup pada masa Dinasti Zhou saat kondisi kerajaan sudah berantakan. Dalam situasi kacau, rakyat menderita mendambakan ketenteraman dan kedamaian. Ajaran Konfusius memenuhi harapan itu dan perlahan-lahan meningkat menjadi falsafah dasar hidup orang China. Bahkan pengaruhnya melebar dan meresap ke dalam kebudayaan masyarakat di Asia seperti Jepang, Korea, Vietnam, termasuk Indonesia.

Sekilas Kehidupannya

Konghucu dilahirkan 551 SM, pada masa pemerintahan Raja Ling dari Dinasti Zhou di Desa Chang Ping negara bagian Lu (sekarang Chu-fu, Provinsi Shandong). Kelahirannya ditandai dengan penampakan qilin, binatang sejenis kuda yang bertanduk. Leluhurnya merupakan anggota wangsa bangsawan penguasa negara Sung yang termasuk dalam wangsa raja-raja Shang, yakni dinasti yang berkuasa sebelum berkuasanya Dinasti Zhou. Akibat kekacauan politik menyebabkan orang tuanya kehilangan kebangsawanannya dan pindah ke negara Lu, hingga ia dilahirkan. Nama keluarganya adalah K'ung dan nama kecilnya adalah Khung Chiu atau Zhong Ni. Ketika berumur tiga tahun, ayahnya meninggal dunia, ia dibesarkan ibunya dalam keadaan melarat.

Sejak masa kecil anak itu telah memperlihatkan kebijaksanaan yang luar biasa dalam pergaulan sehari-hari. Pada usia 17 tahun ibunya meninggal. Menginjak usia 19 tahun, ia menikahi gadis dari negara bagian Song bernama Yuan Guan. Setahun kemudian ia mempunyai anak yang diberi nama Khung Li. Kehidupannya berubah setelah ia berhasil menjadi pegawai pemerintahan di negara Lu yang dijalaninya sejak usia 35 hingga 60 tahun.

Namun akibat adanya konspirasi politik mengharuskannya meletakkan jabatan dan hidup dalam pembuangan. Hampir selama 13 tahun ia hidup mengembara ke setiap wilayah, dengan satu harapan dan cita-cita untuk dapat melakukan perombakan di bidang politik dan kemasyarakatan, sampai-sampai ia mendapat julukan "raja tanpa takhta".Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi seorang guru keliling, berjalan kaki mengajar kebaikan kepada semua orang yang sudi menerima buah pikirannya. Karena profesi inilah, ia sampai sekarang dihormati sebagai "guru teladan sepuluh ribu generasi."

Kegagalan mewujudkan impiannya, mengantarkannya kembali ke tanah kelahiran untuk mengajar dan mengabadikan karya-karya tradisi klasik. Ia menuliskan satu-satunya kitab yang disusunnya sendiri, yakni Kitab Rangkaian Ch'un Ch'iu (Spring and Autums Annals). Kitab tersebut mencatat berbagai kejadian dalam sejarah Tiongkok pada era Ch'un Ch'iu hingga ia wafat pada 479 SM, bulan ke-4 tahun ke-16 dalam masa pemerintahan bangsawan Ai, atau sekitar permulaan abad ke-5 SM.

Bunga Rampai Ajaran Konghucu

Selama dua ribu lima ratus tahun, ajaran Konghucu menjadi tata susila (ethics), dasar pendidikan, dasar tradisi sosial rakyat Chungkuo (Negara Tengah), yaitu nama yang diberikan orang China kepada kerajaan mereka. Gagasan-gagasannya dapat diketahui dalam Lun Yu (Bunga Rampai Ajaran Konfusius), yakni kumpulan ucapan-ucapannya yang dihimpun oleh sejumlah cantriknya.

Menurut Konghucu, alam semesta berjalan atas peraturan tertentu. Agar kehidupan manusia selaras dengan alam semesta, maka memerlukan tata tertib. Tata tertib itu berdasar pada "pembenaran nama." Segala sesuatu di dunia ini punya nama. Di dalam nama terkandung fungsinya. Begitu pula di dalam masyarakat, setiap orang punya nama. Di dalamnya terkandung tanggung jawab dan kewajiban masing-masing. Jika setiap orang membenarkan dan tidak memalsukan namanya, pergaulan sosial akan berjalan baik.

Seperti yang dikatakan Konghucu dalam Bunga Rampai, "hendaknya seorang penguasa bersikap sebagai penguasa, seorang ayah menjadi seorang ayah, seorang anak lelaki menjadi seorang anak lelaki, seorang menteri menjadi seorang menteri." Selain pembenaran nama, konfusius menyatakan bahwa dalam pergaulan tindakan seseorang selalu berhubungan dengan orang lain. Hubungan ini dapat dikelompokkan menjadi lima pertalian pokok, yaitu antara ayah dan anak, saudara dan saudara, suami dan istri, sahabat dan sahabat, serta yang berkuasa dan yang dikuasai.

Berhubungan dengan hal tersebut, setiap pihak berkelakuan sesuai dengan kedudukannya. Ayah mencintai anak, anak menghormati. Kakak berbaik hati, adik menjunjung. Suami tulus, istri patuh. Sahabat lebih tua peka, sahabat muda hormat. Yang berkuasa murah hati, yang dikuasai setia. Tiga dari lima pertalian itu merupakan hubungan keluarga, memang keluarga dapat dianggap sebagai dasar masyarakat. Dalam lembaga sosial inilah, manusia dididik, diajar kebajikan, dan dibentuk tabiatnya. Kalau manusia dibesarkan secara tepat maka dunia akan damai. Konghucu berkata, "Jika ada kebenaran di hati, ada keindahan di watak. Jika ada keindahan di watak, ada harmoni di rumah. Jika ada harmoni di rumah, ada tata tertib di negara. Jika ada tata tertib di negara, ada damai di dunia." Perlu ditambahkan bahwa dalam keluarga kewajiban anak terhadap orang tua sangat dititikberatkan. Anak harus taat atau berbakti kepada orang tua.

Lima Kebajikan

Ada lima kebajikan yang diutarakan Konghucu yang kesemuanya bertujuan sosial. Yang pertama dan paling luhur ialah jen, artinya perikemanusiaan, murah hati, kecintaan. Jen merupakan perwujudan akal budi luhur dari seseorang. Dalam hubungan antarmanusia, jen diwujudkan dalam cung, atau sikap menghormati terhadap seseorang (tertentu) ataupun orang lain (pada umumnya), dan shu, atau sikap mementingkan orang lain (altruisme).

Seperti ucapan Konfusius, "Janganlah engkau lakukan kepada orang lain apa yang tidak ingin engkau lakukan terhadap dirimu sendiri." Kata jen tidak hanya untuk menyebut satu jenis kebajikan tertentu, melainkan juga untuk menyebut segenap kebajikan secara keseluruhan, sehingga istilah 'manusia jen' menjadi searti dengan manusia serba bajik. Dalam hubungan demikian, jen dapat diterjemahkan sebagai 'kebajikan sempurna.'

Kebajikan yang kedua disebut yi, keadilan atau kebenaran. Yi berarti keadaan "yang seharusnya" terjadi. Ini merupakan amar tanpa syarat (categorical imperative). Setiap orang memperlakukan sesama manusia sesuai dengan kesusilaan dan bukan karena pertimbangan lain, "jangan perlakukan orang lain dengan cara yang kita sendiri tidak ingin diperlakukan seperti itu walaupun cara itu digunakan terhadap kita". Inilah tindakan yi.

Yang ketiga ialah li, yakni tindakan yang pantas, sopan santun, sesuai dengan keadaan. Konfusius menyelaraskan kelakuan lahir dengan keluhuran batin. Biar haus sekali, tidak pantas minum langsung dari teko, itu wu li (tidak ada li). Wu li juga kelakuan yang mengakibatkan rasa kurang enak bagi orang lain. Diceritakan bahwa kalau di kalangan orang dusun, Konghucu itu sederhana dan ikhlas, kalau di keraton kata-katanya teliti dan diucapkan dengan penuh perhatian. Tindakan lahir harus dilakukan dalam harmoni dan keseimbangan. Seorang luhur, mengetahui istilah-istilah yang patut dipakai dan tingkah lakunya sesuai dengan maknanya.

Kebajikan keempat disebut zhi, "kebijaksanaan". Pengetahuan diperoleh dengan mempelajari fakta-fakta luar, tetapi kebijaksanaan berkembang dari pengalaman batin. Dalam hidup, aspek yang kedua lebih bermutu. Kebajikan kelima ialah hsin, yang mengandung pengertian 'percaya terhadap orang lain'. Seperti yang dikatakan Konghucu, "Dalam pergaulan terlebih dahulu saya mendengarkan apa yang dilakukan orang dan mempercayai kelakuannya, sesudah itu baru saya dengar lagi perkataannya dan mengamati kelakuannya."

Konghucu yakin bahwa keluhuran hati serta kebajikan dapat diperoleh karena ia percaya manusia dapat dididik. Ia mengajarkan bahwa Tao, yakni 'jalan' sebagai prinsip utama dari kenyataan, merupakan "jalan manusia." Artinya bahwa manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Bagi Konghucu keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan. Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (jen), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda.

(Rachmat, dari berbagai sumber)*

Bookmark and Share
Custom Search