Kita tidak bisa
memilih orang tua, keluarga dan tempat kelahiran, namun kita mesti menentukan
universitas mana yang kita inginkan, fakultas dan pekerjaan apa yang kita
inginkan, serta kawin dengan siapa dll. Beberapa pilihan pokok ini adalah
menetapkan secara garis besar arah atau tujuan hidup kita. Menentukan langkah
selanjutnya dari langkah pertama, lalu langkah selanjutnya menentukan lagi langkah
berikutnya.
Jika dalam sebuah
proses tertentu ada sedikit perubahan, maka jalan hidup kita pasti akan
mengalami perubahan secara drastis saat itu. Pernah mengeluh atas kekikiran
Tuhan, mengapa setiap kali hal yang penting hanya memberi saya satu kesempatan
untuk memilih? Juga pernah terbayang, meskipun hanya satu langkah, jika saya
memilih dengan pilihan yang tidak sama pada kehidupan sekarang, maka perubahan
apa yang akan terjadi dalam perjalanan hidup saya?
Kini, akhirnya saya
mengerti bahwa pilihan yang berkali-kali itu sesungguhnya telah ditentukan pada
kehidupan dahulu, bukannya berada dalam genggaman saya pada kehidupan sekarang.
Coba renungkan, mengapa di saat itu kita hanya memiliki setitik peluang pilihan
yang terbatas, lagi pula pada sebuah waktu yang terbatas demikian mesti
melakukan pilihan? Mengapa pada detik itu, mengenal dirinya dalam sebuah
pertemuan yang tak habis dipahami? Mengapa ada yang kelihatan selalu bernasib
baik berkali-kali, dan ada yang malah selalu gagal? Semua ini bukan kebetulan.
Yang dinamakan pilihan pada kehidupan sekarang tidak lain hanya sebuah proses
yang ditentukan oleh nasib saja.
Anda akan bertanya,
kalau begitu, “Apakah benar ada Tuhan yang mengatur semua ini?” Jawaban saya
adalah pasti.
Anda bertanya lagi:
”Apakah kita benar-benar tidak berdaya menghadapi nasib yang telah ditentukan?”
Jawaban saya adalah tidak.
Sesungguhnya, setiap
orang, setiap saat dan detik, sedang menentukan masa depan sendiri. Tidak
peduli apakah Anda bisa melihatnya atau tidak, segala perbuatan dan perilaku
setiap orang pasti dicatat oleh Tuhan dalam sebuah buku yang tebal-tebal. Yang
pernah diucapkan dan dilakukan, tidak peduli apakah Anda mengakuinya atau
tidak, catatan itu tidak bisa Anda hapus atau ubah. Misalnya, di hadapan kepentingan,
Anda dapat memilih melepaskan, juga bisa memilih mendapatkannya dengan
kekerasan. Saat menghadapi kontradiksi, Anda bisa mengalah dengan diam-diam,
juga bisa mengambilnya secara paksa, bahkan kalau perlu menghantam
habis-habisan. Dalam pergaulan, Anda bisa memilih untuk bersikap tulus dan
baik, bisa juga memilih kekerasan dan tindakan tidak terpuji; pilihan yang
demikian benar-benar banyak sekali, terjadi setiap saat dan detik dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Orang yang berbeda
bisa melakukan pilihan yang tidak sama, namun satu hal yang pasti, adalah
memilih yang baik, Anda akan mendapatkan balasan berkah dan keselamatan, nasib
yang baik akan datang tiba-tiba. Jika banyak berbuat baik, berkahnya akan
dibalas pada keturunanmu, sehingga pada kehidupan yang akan datang masih bisa
menikmatinya. Memilih yang jahat, Anda akan mendapatkan hukuman dalam bentuk
yang tidak sama, kemungkinan besar pada suatu hari dan suatu saat di kehidupan
sekarang; terlalu banyak berbuat jahat, akan mendatangkan bencana pada anak
cucu, jika tidak cukup untuk membayar pada kehidupan sekarang, setelah
meninggal mesti meneruskan pembayarannya. Meskipun tidak dimasukkan ke neraka,
kehidupan yang akan datang akan menderita dan sengsara, atau reinkarnasi
menjadi kuda, sapi, ditindas oleh siapa saja.
Karena itu,
kesejahteraan dalam hidup tidak bisa didapat dengan cara bergantung pada
harapan, juga bukan diperoleh dengan cara mengandalkan perhitungan cermat,
melainkan ditentukan oleh tindakan kita setiap hari. Coba dihayati sejenak dengan
seksama, Sang Maha Kuasa yang welas asih telah memberikan kesempatan yang tak
terhitung banyaknya kepada kita untuk memilih, pilihan-pilihan ini ada yang
besar dan kecil. Besarnya melihat pandangan Anda terhadap satu hal penting yang
terjadi di dunia, adalah simpati, baik hati, mendukung keadilan? Atau
mencelakakan orang yang sudah dalam keadaan gawat, membantu orang lalim berbuat
jahat? Pilihan ini bahkan tidak membutuhkan Anda untuk mengambil tindakan apa
pun, hanya sepatah kata, sebuah pandangan cukup untuk menetapkan posisi Anda.
Sedangkan kecilnya, bagaimana sikap pergaulan kita sehari-hari dengan orang di
sekitar, apakah tulus atau intrik? Apakah toleran dan pemaaf atau
memperhitungkan untung rugi.
No comments:
Post a Comment