Mar 4, 2012

PENAKLUKAN YANG LEMBUT

Hari itu, ia mengajar bahasa kali pertama di sebuah kelas, didapatinya ada seorang murid laki – laki tidak membawa buku. Anak itu mengatakan bahwa ia lupa membawa buku. Semua teman sekelasnya menertawakannya sambil berkata, “Bu Guru, dia itu memang pelupa! Bu Guru, dia selalu saja begitu!”

Hari kedua, ia kembali mengajar di kelas tersebut, lagi-lagi didapatinya meja anak itu tetap kosong seperti biasa. Ia tidak marah, dengan tenang ia mengumumkan pelajaran dimulai.

Begitu hendak memulai pelajaran, baru disadarinya bahwa kacamatanya tertinggal. Dengan perasaan malu ia berkata, “Anak-anak, Ibu minta maaf, ibu lupa membawa kacamata. Mata ibu agak rabun, jadi tidak bisa melihat jika tidak memakai kacamata.”

Ibu Guru pun berjalan ke arah anak laki-laki yang sering lupa membawa bukunya itu, dan berkata, “Bersediakah kamu untuk pergi ke kantor dan mengambilkan kaca-mata Ibu?”

Si anak laki-laki itu pun merasa tersanjung dan bangga, dengan cepat ia segera menyelesaikan ‘tugas mulia’ itu.

Ibu guru menerima kacamatanya dengan penuh keikhlasan mengucapkan terima kasih pada anak laki – laki itu, dan kemudian berkata, “Jika seseorang sering teledor, lupa akan ini dan itu, pasti akan sangat menghambat suatu pekerjaan. Mulai hari ini saya ingin kita semua saling berjanji, mari kita bersama – sama memusnahkan keteledoran, bagaimana menurut kalian?”

Setelah itu, satu demi satu angkatan berhasil dihantarkan oleh ibu guru itu hingga lulus. Di saat ulang tahunnya yang ke-80, orang-orang yang menghormatinya membuatkan sebuah patung bagi dirinya yang terbuat dari batu pualam putih.

Pada upacara peresmian patung tersebut, anak laki – laki yang sering diejek teman-temannya sebagai anak yang pelupa itu menceritakan kisah di atas dengan penuh haru.

Ia berkata, pada saat itu, ia tidak menyadari si Ibu Guru sedang menggunakan cara yang unik meminta tolong padanya, yang sesungguhnya adalah untuk menolong dirinya sendiri. Sejak ia membantu Ibu Guru mengambilkan kacamata sang guru, ia sudah meninggalkan keteledoran yang menjadi kebiasaan buruknya itu. Kini, ia adalah seorang entrepreneur yang sukses.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search