Dec 2, 2012

ORANG LURUS TIDAK MENCARI PENGHARGAAN


Mo Zi, juga bernama Ju, adalah penggagas falsafah pada musim semi dan gugur serta masa-masa peperangan antar negeri di Tiongkok. Dia menganjurkan keharmonisan dan persamaan antar rakyat serta menentang invasi dan peperangan.

Mo Zi ingin menyelamatkan dunia dari bahaya dan menegakkan kelurusan (kebenaran). Ia percaya bahwa hanya kelurusan yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia menempuh perjalanan keliling negeri sebagai seorang biksu pertapa. Dengan upaya keras ia tidak hanya mencoba menganjurkan doktrin dan pemikiran-pemikirannya, namun juga menghentikan terjadinya hal-hal yang tidak lurus.

Seorang tukang kayu terkenal bernama Gong Shuban telah membuat sebuah tangga untuk memanjat tembok kota bagi tentara Chu. Raja Chu berencana menggunakan senjata untuk menyerang negeri Song. Pada saat itu, Mo Zi tinggal di negeri Lu. Ketika mendengar kabar tersebut, ia segera menetapkan perjalanan ke ibukota negeri Chu.

Dia berjalan sepuluh hari sepuluh malam untuk mencapainya. Ia kemudian mendatangi rekan Raja Chu yaitu Gong Shuban. Mo Zi berkata kepada Gong Shuban, “Seseorang dari Utara telah menghina saya. Saya ingin anda membunuhnya untuk saya. Perkenankan saya membayar anda 10 gram emas sebagai penghargaan.”

Gong Shuban tidak senang dan berkata, “Saya berbuat dengan lurus dan tidak pernah membunuh orang sesuka hati.”

Mo Zi berdiri, menunduk padanya, dan berkata, “Saya dengar, anda telah membuat sebuah tangga pendakian untuk menyerang negeri Song. Kesalahan apa yang telah dilakukan oleh negeri Song? Negeri Chu telah memiliki wilayah yang luas tetapi populasinya sedikit.

Anda akan mengorbankan populasi yang sedikit itu demi memperoleh perluasan wilayah, yang kemungkinan tidak dapat anda manfaatkan. Menurut saya hal tersebut tidaklah bijaksana. Negeri Song tidak pernah melakukan kesalahan apa pun sehingga pantas diserang. Menyerbu negeri Song tidaklah berbelas kasih.

Anda mengerti prinsip ini, tetapi anda tidak mencoba menghentikan hal yang tidak lurus. Ini bukan sikap seorang patriot. Anda berkata, bahwa anda tidak pernah membunuh orang sesuka hati, tetapi anda akan membunuh setiap orang di negeri Song. Anda benar-benar orang yang tidak bijaksana”

Gong Shuban dapat menerima apa yang dikatakan Mo Zi. Tetapi ia telah berjanji untuk membantu raja Chu menyerang negeri Song. Atas permintaan Mo Zi, ia setuju untuk memperkenalkan Mo Zi kepada raja Chu.

Ketika ia bertemu dengan Raja Chu, Mo Zi berbicara tentang prinsip-prinsip kelurusan (kebajikan) utama. Sang raja setuju dengan prinsip-prinsip tersebut. Tetapi ia masih berkata, “Karena Gong Shuban telah membuat tangga pendakian itu untuk saya, saya harus menyerang negeri Song.”

Mo Zi menanggalkan ikat pinggangnya dan menaruhnya dalam bentuk lingkaran seperti tembok kota. Ia menggunakan beberapa potongan balok kayu kecil, memperagakan peralatan untuk melindungi kota itu. Ia meminta Gong Shuban untuk melakukan permainan perang-perangan dengannya. Gong Shuban mencoba beberapa strategi dan taktik untuk menyusun berbagai serangan. Tetapi Mo Zi dapat memukul mundur setiap serangan. Gong Shuban pada akhirnya harus mengaku kalah.

Tetapi Gong lalu berkata, “Saya punya taktik baru untuk mengalahkan anda, tetapi saya tidak akan memberitahu anda.”

Mo Zi berkata, “Saya sudah mengetahui taktik baru anda, tetapi saya juga tidak ingin memberitahu anda.”

Raja bertanya kepada mereka tentang apa yang sedang mereka bicarakan. Mo Zi berkata, “Gong Shuban ingin membunuh saya. Jika saya mati, dia berpikir tidak ada orang yang dapat membantu negeri Song mempertahankan negeri. Akan tetapi, saya telah mengirim tiga ratus murid saya ke negeri Song. Mereka telah dipersenjatai untuk mempertahankan kota itu. Mereka telah benar-benar siap menghadapi serangan anda. Maka sekalipun anda membunuh saya, anda tidak akan dapat membunuh semua yang telah mengetahui taktik pertahanan saya. Sehingga negeri Chu tetap tidak akan dapat mengalahkan negeri Song.

Mo Zi akhirnya berhasil mencegah Raja Chu untuk menyerang negeri Song. Ia kemudian mempersiapkan perjalanan kembali ke negeri Lu. Dalam perjalanan pulang, ketika ia melewati negeri Song terjadi hujan lebat. Ia hendak mencari tempat berlindung dari hujan di kota itu. Tetapi para penjaga bahkan tidak membiarkannya masuk. Tidak seorang pun tahu bahwa ia baru saja menyelamatkan negeri Song dari bencana besar. Rakyat negeri Song telah berhutang sangat besar kepada Mo Zi, namun Mo Zi tidak pernah mengharapkan penghargaan apa pun dari negeri Song.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search