Feb 3, 2013

SEBUAH RAMALAN 44 TAHUN YANG LALU

Waktu berlalu dengan sangat cepat, sekejap mata saya sudah dewasa dan berkeluarga. Ketika kali pertama duduk di rumah sambil menonton televisi teringat kata-kata dari paman tua yang menjadi kenyataan.

Saya sekarang sudah berusia 55 tahun, beberapa generasi dari keluarga saya meyakini agama Budha. Waktu saya masih kecil sering mendengarkan ibu bercerita kisah-kisah tentang agama Budha, tetapi ingatan terdalam yang hingga sekarang masih tak terlupakan adalah suatu peristiwa pada 44 tahun yang lalu, hal-hal yang dikatakan pada saat itu semuanya telah menjadi kenyataan, hanya tersisa satu yang masih belum terjadi.

Ketika saya masih berusia 11 tahun, rumah saya kedatangan seorang Sinshe tua yang menyebut dirinya sebagai "paman tua". Sepasang matanya tersirat cahaya yang bersemangat, pembawaannya sangat luar biasa.Kedua orang tua saya sangat menghormati orang tersebut.

Saat itu dia duduk di atas balai sebelah utara rumah saya, sedangkan ibu duduk di sebelah selatan balai asyik menjahit sol sepatu dengan menggunakan tali jerami. Sedangkan saya menelungkupkan tubuh sambil mengerjakan PR sekolah.

Ketika ia berbicara dengan ibu tentang banyak sekali hal-hal di masa yang akan datang, saya sedikit pun tidak memperhatikan. Tetapi ketika paman tua itu bercerita tentang manusia di masa depan akan duduk menonton film di dalam rumah (tanpa harus ke gedung bioskop), saya segera tertarik oleh topik ini. Sejak itu saya mulai mendengarkan dengan penuh perhatian perkataan dari paman tua itu.

Ia mengatakan bahwa manusia di masa depan akan menonton film di dalam rumah, persoalan suami dan isteri akan ditayangkan di dalam film. Manusia akan menjadi licik dan tidak bermoral, banyak bencana alam, manusia seperti setan berambut panjang dan merah. Saat itu Dharma yang sesungguhnya tidak berada dalam kuil, kebanyakan orang sudah tidak percaya dengan Budha. Bukan saja tidak percaya dengan Budha masih menfitnah Budha. Suatu hari nanti di jalanan tidak ada orang yang berjalan, ada busana tidak ada orang yang mengenakan, ada nasi tidak ada orang yang makan.

Setelah saya mendengarkan perkataannya tidak bisa mengerti walaupun sudah direnungkan seratus kali, dan memandang serius ke arah paman tua (dia berbicara dengan mata terpejam).

Saat itu saya baru duduk di bangku kelas 3 SD, guru menuntut saya menulis kesan setelah menonton film. Ibu tidak memperbolehkan saya menonton film demi menghemat uang 8 sen, ini membuat saya merasa tidak suka.

Ketika saya mendengar paman tua berkata setiap orang bisa duduk menonton film di dalam rumah, dalam hati saya berpikir, "Seluruh kabupaten hanya ada satu gedung bioskop, mungkinkah setiap rumah mempunyai satu layar bioskop? Tidak mungkin."

Kemudian dalam hati saya berpikir, "Bagaimana bentuk setan itu? Apa yang disebut dengan kehidupan suami-isteri? Semua manusia berambut hitam, setelah tua rambut seharusnya menjadi putih, dan jika sering terkena sinar matahari rambut akan menjadi agak kemerahan, mana ada yang berambut merah menyala? Orang ini bukankah membual?" Karena ketika itu saya masih kecil sehingga tidak berani bertanya, membawa segala kekhawatiran di dalam hati saya berusaha untuk tidak memikirkannya.

Waktu berlalu dengan sangat cepat, sekejap mata saya sudah menjadi dewasa dan berkeluarga. Pada 1981 rumah saya membeli sebuah televisi, ketika kali pertama duduk di rumah sambil menonton televisi teringat akan kata-kata dari paman tua yang telah menjadi kenyataan.

Tetapi saya masih belum melihat ada orang yang berambut merah? Mana ada televisi yang menayangkan kekacauan seksual? Hingga sekarang ini tak perlu saya katakan lagi, semua orang juga sudah melihatnya dengan jelas. Di jalanan maupun di dalam acara TV orang yang berambut merah terlihat di mana-mana, kekacauan seksual yang kotor tidak hanya di dalam TV, semua itu sedang meracuni dan sedang merusak jiwa manusia. Menganggap kejelekan sebagai keindahan, sungguh-sungguh sudah menjadi terbalik semuanya.

Manusia zaman sekarang sudah teracuni oleh teori atheisme, kebanyakan dari mereka sudah tidak mempercayai keberadaan sang Dewa dan Budha. Tetapi pada 40 tahun yang lalu paman tua sudah mengatakan dengan tepat kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa sekarang, dan semuanya sudah menjadi kenyataan.

Ketika kali pertama saya melihat buku "Zhuan Falun" segera mengerti bahwa Falun Dafa adalah Fa Budha. Dafa di China mengalami penindasan yang tidak masuk akal, sehingga membuat banyak orang tertipu oleh kebohongan yang mengelabui dunia dan tidak percaya bahwa itu adalah Fa Budha. Malahan ada orang yang ikut serta menganiaya Dafa dan pengikut Dafa. Persis seperti perkataan dari paman tua, orang zaman sekarang bukan hanya tidak percaya, malahan menfitnah Fa Budha.

Memfitnah Fa Budha adalah dosa yang sangat besar, dengan begitu Tuhan akan menghukum manusia, dari apa yang saya pahami menghukum manusia, apakah bukan seperti apa yang dikatakan oleh paman tua itu, bahwa, "Jalanan tidak ada orang yang berjalan, ada nasi tidak ada orang yang makan, ada busana tidak ada orang yang memakai?"

Falun Dafa adalah kultivasi Fa Budha, dengan tulus hati saya berharap kepada segenap makhluk hidup untuk tidak menganiaya dan menfitnah Fa Budha Falun serta pengikut Dafa, ingatlah selalu: Falun Dafa Hao! (dibaca : falun tafa hao)   

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search