Waktu berlalu dengan
sangat cepat, sekejap mata saya sudah dewasa dan berkeluarga. Ketika kali
pertama duduk di rumah sambil menonton televisi teringat kata-kata dari paman
tua yang menjadi kenyataan.
Saya sekarang sudah berusia 55 tahun, beberapa
generasi dari keluarga saya meyakini agama Budha. Waktu saya masih kecil sering
mendengarkan ibu bercerita kisah-kisah tentang agama Budha, tetapi ingatan
terdalam yang hingga sekarang masih tak terlupakan adalah suatu peristiwa pada
44 tahun yang lalu, hal-hal yang dikatakan pada saat itu semuanya telah menjadi
kenyataan, hanya tersisa satu yang masih belum terjadi.
Ketika saya masih berusia 11 tahun, rumah saya
kedatangan seorang Sinshe tua yang menyebut dirinya sebagai "paman
tua". Sepasang matanya tersirat cahaya yang bersemangat, pembawaannya
sangat luar biasa.Kedua orang tua saya sangat menghormati orang tersebut.
Saat itu dia duduk di atas balai sebelah utara
rumah saya, sedangkan ibu duduk di sebelah selatan balai asyik menjahit sol
sepatu dengan menggunakan tali jerami. Sedangkan saya menelungkupkan tubuh
sambil mengerjakan PR sekolah.
Ketika ia berbicara dengan ibu tentang banyak
sekali hal-hal di masa yang akan datang, saya sedikit pun tidak memperhatikan.
Tetapi ketika paman tua itu bercerita tentang manusia di masa depan akan duduk
menonton film di dalam rumah (tanpa harus ke gedung bioskop), saya segera tertarik
oleh topik ini. Sejak itu saya mulai mendengarkan dengan penuh perhatian
perkataan dari paman tua itu.
Ia mengatakan bahwa manusia di masa depan akan
menonton film di dalam rumah, persoalan suami dan isteri akan ditayangkan di
dalam film. Manusia akan menjadi licik dan tidak bermoral, banyak bencana alam,
manusia seperti setan berambut panjang dan merah. Saat itu Dharma yang
sesungguhnya tidak berada dalam kuil, kebanyakan orang sudah tidak percaya
dengan Budha. Bukan saja tidak percaya dengan Budha masih menfitnah Budha.
Suatu hari nanti di jalanan tidak ada orang yang berjalan, ada busana tidak ada
orang yang mengenakan, ada nasi tidak ada orang yang makan.
Setelah saya mendengarkan perkataannya tidak
bisa mengerti walaupun sudah direnungkan seratus kali, dan memandang serius ke
arah paman tua (dia berbicara dengan mata terpejam).
Saat itu saya baru duduk di bangku kelas 3 SD,
guru menuntut saya menulis kesan setelah menonton film. Ibu tidak
memperbolehkan saya menonton film demi menghemat uang 8 sen, ini membuat saya
merasa tidak suka.
Ketika saya mendengar paman tua berkata setiap
orang bisa duduk menonton film di dalam rumah, dalam hati saya berpikir,
"Seluruh kabupaten hanya ada satu gedung bioskop, mungkinkah setiap rumah
mempunyai satu layar bioskop? Tidak mungkin."
Kemudian dalam hati saya berpikir,
"Bagaimana bentuk setan itu? Apa yang disebut dengan kehidupan
suami-isteri? Semua manusia berambut hitam, setelah tua rambut seharusnya
menjadi putih, dan jika sering terkena sinar matahari rambut akan menjadi agak
kemerahan, mana ada yang berambut merah menyala? Orang ini bukankah
membual?" Karena ketika itu saya masih kecil sehingga tidak berani
bertanya, membawa segala kekhawatiran di dalam hati saya berusaha untuk tidak
memikirkannya.
Waktu berlalu dengan sangat cepat, sekejap
mata saya sudah menjadi dewasa dan berkeluarga. Pada 1981 rumah saya membeli
sebuah televisi, ketika kali pertama duduk di rumah sambil menonton televisi
teringat akan kata-kata dari paman tua yang telah menjadi kenyataan.
Tetapi saya masih belum melihat ada orang yang
berambut merah? Mana ada televisi yang menayangkan kekacauan seksual? Hingga
sekarang ini tak perlu saya katakan lagi, semua orang juga sudah melihatnya
dengan jelas. Di jalanan maupun di dalam acara TV orang yang berambut merah
terlihat di mana-mana, kekacauan seksual yang kotor tidak hanya di dalam TV,
semua itu sedang meracuni dan sedang merusak jiwa manusia. Menganggap kejelekan
sebagai keindahan, sungguh-sungguh sudah menjadi terbalik semuanya.
Manusia zaman sekarang sudah teracuni oleh
teori atheisme, kebanyakan dari mereka sudah tidak mempercayai keberadaan sang
Dewa dan Budha. Tetapi pada 40 tahun yang lalu paman tua sudah mengatakan
dengan tepat kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa sekarang, dan semuanya
sudah menjadi kenyataan.
Ketika kali pertama saya melihat buku
"Zhuan Falun" segera mengerti bahwa Falun Dafa adalah Fa Budha. Dafa
di China mengalami penindasan yang tidak masuk akal, sehingga membuat banyak
orang tertipu oleh kebohongan yang mengelabui dunia dan tidak percaya bahwa itu
adalah Fa Budha. Malahan ada orang yang ikut serta menganiaya Dafa dan pengikut
Dafa. Persis seperti perkataan dari paman tua, orang zaman sekarang bukan hanya
tidak percaya, malahan menfitnah Fa Budha.
Memfitnah Fa Budha adalah dosa yang sangat
besar, dengan begitu Tuhan akan menghukum manusia, dari apa yang saya pahami
menghukum manusia, apakah bukan seperti apa yang dikatakan oleh paman tua itu,
bahwa, "Jalanan tidak ada orang yang berjalan, ada nasi tidak ada orang
yang makan, ada busana tidak ada orang yang memakai?"
Falun Dafa adalah kultivasi Fa Budha, dengan
tulus hati saya berharap kepada segenap makhluk hidup untuk tidak menganiaya
dan menfitnah Fa Budha Falun serta pengikut Dafa, ingatlah selalu: Falun Dafa
Hao! (dibaca : falun tafa hao)
No comments:
Post a Comment