Sudah
lama saya tidak berjumpa dengan teman saya Kevin. Pada suatu pertemuan tidak terduga, saya mengetahui bahwa setelah
dia menikah, istrinya telah melahirkan seorang bayi perempuan prematur dengan
berat hanya 500 gram.
Selain
menghabiskan biaya yang sangat besar, suami-istri berdua juga letih sekali
karena harus banyak mondar-mandir, hati merasa cemas.
Saya
mendengarkan Kevin bertutur dengan sangat tenang, terharu bahwa walaupun dia
tahu kesempatan hidup bayi itu sangat kecil, mereka tetap saja mencari dana
kian kemari untuk menanggulangi segala kesulitan. Tidak melepaskan jiwa kecil
ini.
Meskipun
anak perempuannya itu pada akhirnya harus meninggalkan mereka, tetapi mereka
telah berusaha sekuat tenaga. Kevin menghadapi kenyataan itu dengan tenang dan
damai, diam-diam mengucapkan selamat tinggal kepada anaknya itu dan
mendoakannya agar bisa memulai kehidupan barunya dengan bahagia.
Begitu
juga halnya dengan yang pernah saya baca
satu artikel di The Epoch Times yang sangat mengharukan. Kisahnya sebagai
berikut:
Seorang
ibu berusia 50-an telah mengeram hidup cucunya yang seukuran saku dan memiliki
berat hanya 630 gram.
Zhou
Yulan yang berusia kira-kira 50-an tahun berasal dari propinsi Henan kabupaten Ping Yu,
mempunyai menantu hamil tujuh bulan yang terus-menerus mengalami pendarahan
hebat, sehingga anaknya dilahirkan melalui operasi Caesar.
Cucu
kecilnya ketika lahir berat badannya hanya 630 gram, pernafasan dan detak
jantungnya sangat lemah, dokter menyarankan mereka untuk memindahkan bayi itu
ke rumah sakit besar untuk diselamatkan.
Menantunya
masih harus mendapat pertolongan dan perawatan di rumah sakit itu. Zhou Yulan
membiarkan anak lelakinya menjaga menantunya. Dia sendiri membawa cucunya pergi berobat ke rumah sakit
yang berada di kota.
Dokter
memastikan anak itu kekurangan oksigen dan menyarankan agar segera masuk ke
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Akan tetapi oleh karena Zhou Yulan
tidak bisa membayar uang jaminan rumah sakit sebesar puluhan ribu yuan, dia
terpaksa menggendong cucunya itu meninggalkan rumah sakit.
Ketika
itu nafas dan detak jantung cucunya sesak dan sangat lemah, dia lalu
menggunakan nafasnya sendiri menghangatkan bayi kecil itu.
Mula-mula
dia mengambil nafas, kemudian perlahan-lahan ditiupkan ke mulut dan pinggir
hidung cucunya. Mungkin juga si kecil itu dapat merasakan kasih dan harapan
yang dibawakan oleh neneknya itu, akhirnya dia mulai perlahan-lahan bernafas
sendiri.
Zhou
Yulan meletakkan cucunya itu di atas perutnya. “Sama seperti ayam yang sedang
mengerami telurnya”, memberikan panas tubuhnya kepada cucunya.
Setelah
selama satu minggu lebih menggunakan cara demikian, Zhou Yulan baru berani
membungkus cucunya itu dengan selimut katun dan selimut kapas, kemudian memeluk
dan mendekapnya dengan erat di dadanya.
Demikianlah
Zhou Yulan menggunakan panas tubuhnya memperlakukan cucunya yang hanya
“setelapak tangan” besarnya itu bertahan hidup dan selamat melewati 9 hari masa
kritisnya.
Pada
umumnya, bayi prematur dengan berat badan di bawah 750 gram sangat rentan
sekali kemungkinan untuk bisa hidup. Zhou Yulan meskipun tidak bisa membayar
uang jaminan rumah sakit, ia tidak menjadi sedih dan patah semangat.
Di
jaman sekarang banyak sekali keluarga yang karena tidak dapat melunasi
hutang-hutangnya, menjadi putus asa, tidak sanggup menghadapi penderitaan
hidup, lalu mengambil jalan pintas, bunuh diri bahkan mengajak serta anak
istri.
Beberapa
bulan lalu, di desa Guan Yin kabupaten Tao Yuan telah terjadi tragedi keluarga
yang mati dengan membakar diri, di dalam mobil tempat kejadian, telah ditemukan
sisa arang dan obat tidur.
Manusia
saat dalam kesengsaraan memang akan merasa sangat tidak enak, tetapi mampu atau
tidaknya seseorang untuk melewati kesengsaraan itu, acapkali hanya terpaut pada
perbedaan sekilas pikirannya.
Yang
dikhawatirkan adalah bila orang itu menyerah begitu saja, jika ia berkeinginan
melewati pasti bisa terlewati.
Hanya
saja di dalam prosesnya itu, mungkin Anda harus lebih banyak menderita, tetapi
sesungguhnya menderita itu juga bukanlah sesuatu hal yang jelek.
Ketika
mengalami keada-an sulit, hati harus tetap tenang, jangan mempunyai perasaan
telah diperlakukan tidak adil, menyalahkan pihak lain. Jangan menghadapi
kesulitan dengan sikap yang tanpa berupaya apa pun, dengan demikian maka akan
muncul suatu kesempatan untuk merubah masalah menjadi lebih baik, datangnya
kesempatan untuk merubah semacam ini acapkali karena adanya keberanian untuk
menanggung akibat.
No comments:
Post a Comment