Mar 30, 2013

BILA JODOH, DIA AKAN KEMBALI



Pada saat ini hal yang paling membuat saya bergembira, adalah berjumpa dengan teman saya sewaktu bersekolah di Tiongkok, Yan Hong. Kemarin dulu ketika bermain QQ di internet, saya melihat informasi yang dikeluarkan Yan Hong. Membaca namanya tercantum, hati saya terasa bergetar.

Yan Hong adalah teman karibku selama SMP dan SMA. Dia sangat lemah lembut, tabiatnya jauh lebih baik dari saya, setiap hari tertawa dengan riang. Sejak dulu tidak pernah melihat dia marah atau naik pitam. Selama enam tahun berteman dengan Yan Hong, dia selalu memberikan perhatiannya terhadap saya, sama persis seperti seorang kakak terhadap adiknya.

Oleh karena itu tiba-tiba dapat berhubungan lagi dengannya, membuat hati saya serasa ingin melonjak. Seandainya pertemuan itu terjadi dengan bertatapan muka langsung, saya pasti akan menangis.

Waktu saya masih di SMA, pemerintah RRC masih belum menindas Falun Gong, di kabupaten tempat saya tinggal banyak orang berlatih Falun Gong, termasuk murid-murid sekolah.

Ayah saya selama ini sangat gemar dengan berbagai jenis Qigong, dia telah berlatih beberapa jenis Qigong, akhirnya dia yakin sepenuhnya dengan Falun Gong, maka ayah memberitahu kepada kami: Ini adalah metode Gong yang paling bagus.

Dari ajakan ayah, kami sekeluarga berlajar dan berlatih Falun Gong, lambat laun orang yang berlatih semakin banyak, maka di rumah kami dirikan tempat untuk berlatih Falun Gong. Di rumah Yan Hong juga adalah tempat latihan. Ketika itu banyak sekali keluarga lain juga seperti keluarga kami (rumahnya dijadikan tempat latihan).

Di sekitar saya ada banyak sekali orang yang tubuhnya menjadi sehat setelah berlatih Falun Gong, anak menantu yang awalnya tidak berbakti berubah menjadi berbakti, kehidupan dalam lingkungan yang demikian, makin marak dengan tawa riang.

Kemudian, langit seperti mendadak runtuh, satu negara bermartabat, diluar dugaan telah memvonis sebuah metode Gong yang dapat menyembuhkan penyakit dan, mengajarkan orang menjadi baik, sebagai "aliran sesat", sangat menggelikan sekali jika dipikir. Sesat atau tidak apakah perlu pemerintah yang menentukan, tanpa ditentukan oleh siapa pun, bila sesat adalah tetap sesat. Jika adalah baik, juga tidak perlu siapa yang menetapkan lalu bisa berubah menjadi baik.

"Ditetapkan" kata-kata ini saya kira siapa saja orang yang mendengar pasti tertawa dalam hatinya. Orang yang berlatih Falun Gong, sama sekali tidak ada daftar nama, ingin berlatih maka berlatihlah, tidak ingin berlatih maka pergilah, pada dasarnya tidak dapat disebut sebagai agama.

Situasi semakin lama semakin berat (serius), banyak sekali keluarga yang berlatih Gong tidak berlatih lagi, karena mereka takut timbul masalah. Ada seorang bibi muda oleh karena tidak bisa menahan caci maki dan pukulan suaminya, dia akhirnya tidak pernah datang lagi ke tempat latihan kami. Lambat laun, di tempat berlatih itu yang masih berlatih hanya tinggal kami sekeluarga dan beberapa orang sahabat karib ayah dan ibu.

Ada seorang kakek tua, tidak lama setelah dia berhenti berlatih kesehatannya memburuk lalu meninggal dunia. Bibi muda itu juga jadi tidak nyaman hidupnya, banyak terundung masalah diantara suami isteri, menantu yang berusaha keras untuk berubah menjadi baik, mulai memaki mertuanya lagi¡K Semua kejadian ini, adalah masalah berantakan setelah pemkot setempat menindas Falun Gong, juga merupakan kejadian-kejadian yang saya alami sendiri.

Setelah pembagian jurusan di SMA, saya berpisah dengan Yan Hong, tetapi dia sering mencari saya untuk sekedar bercengkerama. Saya teringat di suatu sore hari pada akhir 1999, Yan Hong datang mencari saya, bercerita dengan saya tentang situasi pada saat itu, kami berdua berlinangan air mata. Diantara teman sekelas, sepertinya hanya kami berdua dan seorang guru bahasa yang tetap mempertahankan berlatih Falun Gong.

Guru itu ditangkap di kemudian hari, sekolah juga memberi tekanan terhadap para guru dan murid-muridnya. Saya mempunyai seorang adik misan yang semula berlatih Falun Gong, tetapi oleh karena mendapatkan ancaman dikeluarkan dari sekolah, dia akhirnya sudah tidak berlatih lagi.

Sekarang dia berada di Amerika, melihat dia terjerumus ke dalam percintaan dan karier tetapi malah menghindari Falun Gong, membuat saya sangat menyayangkan sikapnya. Mungkin ketika di SMA dia me-nerima pukulan yang sangat hebat. Akan tetapi bertahun-tahun telah lewat, kami yang seangkatan kini telah dewasa, apalagi dia telah jauh dari RRC, mengapa masih tidak bisa menelaah sejenak untuk membedakan mana yang lurus, mana yang sesat dan mana yang benar mana yang salah? 

Setelah pindah ke sekolah yang baru, rumah saya jadi jauh dari sekolah, sedangkan rumah Yan Hong dekat dengan sekolah, waktu itu dia selalu mengajakku bersama-sama naik mobil singgah di rumahnya untuk makan siang.

Perilaku ibunya sangat santun sekali (sepertinya saya jarang sekali melihat seorang kultivator Falun Gong yang bertabiat buruk, walaupun ada yang kurang baik dia juga berusaha untuk mengubah). Sayang ketika masuk di universitas kami lalu berpisah, saya pernah beberapa kali menelpon ke rumahnya, tetapi selalu tidak bisa sambung. Tidak tahu dia sudah pindah rumah atau bagaimana, untuk selanjutnya kita tidak pernah berhubungan lagi.

Kini setelah berhubungan lagi dengan Yan Hong, hal pertama yang kami tanyakan adalah keadaan Dafa (Falun Gong) saat sekarang. Yan Hong sudah menikah, suaminya tidak mengerti kebenaran, sangat menentang dia berhubungan dengan Dafa.

Yan Hong berkata, "Selama beberapa tahun ini saya setiap hari masih membaca buku Dafa, tetapi informasi tentang Dafa terisolir (pemerintah Partai Komunis China telah memblokir semua situs yang berhubungan dengan Falun Gong), sedikitpun tidak mengetahui keadaannya lagi."

Saya e-mailkan software untuk menembus pemblokiran internet, saya ceritakan selama beberapa tahun ini para praktisi Dafa di luar negeri sangat luar biasa, kecuali mendirikan berbagai macam situs, masih ada stasiun TV yang indipenden, juga ada grup seni tari Shen Yun yang telah keliling dunia.....

Yan Hong mendengarkan dengan sangat serius sekali, agar bisa melihat situs Dafa, tanpa sedikit keraguan pun dia menghapus software anti virus yang dipasang di komputernya.

Kita harus benar-benar dapat menghargai jodoh pertemuan yang muskil. Bila jodoh tiba, maka jodoh akan kembali, seperti panggung kehidupan manusia yang sedang dimainkan sepentas demi sepentas. Sudah sekian lama tidak ada kabar berita dari Yan Hong, kemungkinan waktu tahun demi tahun yang telah berlalu itu, semuanya ditata demi perjumpaan lagi pada saat sekarang ini. Karena pernah kehilangan, maka kami baru bisa mengerti bagaimana untuk lebih menghargai.

Diantara manusia, mungkin adalah demikian, semua perjumpaan, dan perkenalan semua itu adalah jodoh, saat jodoh berakhir, orangnya akan pergi, bila jodohnya tiba orangnya akan kembali.

Kehidupan manusia dan sejarah hanyalah sebagian dari pertunjukan besar ini, akhir ceritanya bagaimana, mungkin sejak awal sudah ditetapkan, demikian pula perjumpaan saya dengan Yan Hong pada hari ini mungkin juga sudah ditetapkan sejak bertahun-tahun yang lalu.

Hargailah setiap jodoh pertemuan yang ada, pilihlah dan isilah dengan hal-hal yang berarti, begitu suatu kesempatan terlewatkan, maka sulit untuk dapat menggapainya kembali!

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search