Suatu rintangan sebagaimana kita tahu adalah
satu syarat, apa pun rintangannya dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk
melampaui diri kita sendiri, asal kita memiliki kemauan untuk itu. Suatu hari,
seekor singa yang dijuluki si Raja Hutan itu datang ke hadapan Dewa Langit dan
berkata, “Hamba berterima kasih kepada Dewa yang telah memberi hamba postur
tubuh yang begitu gagah perkasa dan berwibawa, tenaga yang demikian besar tiada
banding, membuat ham-ba memiliki cukup kemampuan untuk menguasai seisi hutan
ini.”
Dewa Langit mendengar perkataan itu, tersenyum
dan berkata, “Tapi ini bukan tujuanmu menemui saya hari ini, bukan?
Kelihatannya engkau sedang dibingungkan oleh sesuatu hal.” Singa itu mengaum
perlahan, ia berkata, “Dewa Langit sungguh memahami hamba! Hamba hari ini
datang kemari sebenarnya ada masalah yang membutuhkan pertolongan Dewa. Sebab
sehebat apa pun kemampuan hamba, setiap pagi ketika ayam berkokok, hamba selalu
kaget terbangun oleh suara kokoknya. Oh Dewa! Mohon Dewa memberi hamba satu
kekuatan lagi, agar tidak sampai kaget terbangun oleh suara kokok si ayam itu!”
Dewa Langit tertawa dan berkata, “Pergilah
engkau mencari si Gajah, dia bisa memberi jawaban yang memuaskan atas
masalahmu!” Dengan girang Singa itu segera berlari mencari si Gajah, dilihatnya
si Gajah sedang menghentak-hentakkan kakinya dengan marah.
Singa berkata pada Gajah, “Mengapa engkau
marah-marah, Gajah?”
Gajah itu mengibaskan telinga besarnya dengan
membabi buta, sambil berteriak, “Ada seekor nyamuk kecil yang menyebalkan,
selalu ingin menyusup ke dalam telingaku, membuat aku hampir mati kegatalan.”
Singa itu meninggalkan gajah sambil berpikir
dalam hati, “Ternyata gajah yang berpostur tubuh sebesar itu pun masih takut
dengan nyamuk yang begitu kurus dan kecil, lalu masalah apa lagi yang masih
saya keluhkan?
Bagaimana pun kokok ayam itu hanya sekali
dalam sehari, sementara nyamuk-nyamuk itu senantiasa mengganggu si Gajah. Kalau
dipikir-pikir lagi, sebenarnya aku jauh lebih beruntung jika dibandingkan
dengan si Gajah itu.”
Sambil berjalan Singa itu menoleh ke belakang
melihat si Gajah masih terus menghentakkan kakinya, dalam hatinya ia berpikir,
“Dewa Langit menyuruhku untuk melihat-lihat keadaan si Gajah, sebenarnya
bermaksud untuk memberitahu, bahwa siapa pun bisa menjumpai masalah yang
meresahkan, dan ia tidak bisa membantu setiap orang. Kalau begitu, sebaiknya
aku mengandalkan diri sendiri saja! Pokoknya di kemudian hari, ketika ayam berkokok,
aku akan menganggap kokok ayam itu sebagai tanda yang memperingatkan aku bahwa
sudah seharusnya aku bangun dari tidur. Dengan demikian, suara kokok ayam itu
akan menjadi bermanfaat bagiku.”
Hikmah yang melegakan : seberapa lancar
perjalanan hidup kita sebagai manusia, begitu kita menemui masalah yang tidak
berkenan di hati, kita semua telah terbiasa mengeluh kepada Tuhan yang telah
memperlakukan kita dengan tidak adil, lalu berdoa memohon kepada Tuhan untuk
memberikan berkah kekuatan yang lebih besar, untuk membantu kita melewati
kesulitan tersebut. Sesungguhnya Tuhan Maha Adil, persis seperti saat Dewa
menghadapi singa dan gajah, setiap keadaan sulit pasti memiliki makna positif
di balik keberadaannya.
No comments:
Post a Comment