Konon, dahulu
ada seorang penjagal. Pada suatu hari, dia menyadari bahwa dia harus berbuat
baik. Lalu dia memutuskan akan menderma dan memberi makan seorang bhiksu yang
ada didesanya.
Karena berniat akan memberi makan kepada bhiksu
ini, dan bhiksu adalah seorang vegetarian, lalu dia pergi ke pasar
membeli sayur-sayuran dan peralatan makan yang baru.
Ketika melihat bhiksu ini makan, penjagal sangat
terharu, di dalam hatinya dia berpikir, setelah bhiksu ini selesai makan, jika
dia dapat berceramah mengenai kitab Buddha alangkah baiknya, maka saya akan
berhenti menjadi penjagal binatang, dan akan mencari pekerjaan yang lain.
Tetapi setelah selesai makan, bhiksu ini tidak
mengatakan sepatah katapun, lalu meninggalkan rumah penjagal ini. Penjagal
sangat kecewa, akhirnya dia terus melaksanakan pekerjaannya sebagai penjagal
binatang. Ketika meninggal masuk ke neraka menebus semua dosa-dosanya hidup
dengan sangat sengsara.
Setelah beribu-ribu tahun berlalu, suatu
hari Bodhisattva langit dan bumi pergi ke neraka untuk menyelamatkan mahluk
hidup. Dia bertanya, “Diantara kalian jika ada salah seorang dapat mengingat
perbuatan baik yang pernah kalian lakukan semasa hidup kalian, silahkan
ceritakan, maka mulai saat ini kalian mempunyai harapan untuk diselamatkan.”
Banyak mahluk hidup di neraka yang amat
menderita, tetapi tidak ada satupun yang bisa menjawab, setelah waktu berlalu
sangat lama, tidak ada seorangpun mengingat pernah melakukan satu hal yang
baik.
Akhirnya penjagal ini berkata, “Saya mengingat
satu hal, tetapi saya tidak tahu apakah hal ini memang perbuatan baik atau
tidak, saya pernah memberi makan kepada seorang bhiksu, sebenarnya saya
berharap setelah dia selesai makan dia akan berceramah kepada saya, maka saya
memutuskan tidak akan menjadi penjagal lagi. Tetapi setelah dia selesai makan
dia langsung pergi, akhirnya saya terus menjadi penjagal binatang, setelah
meninggal menderita di neraka sampai hari ini.”
Dengan kemampuan supernormalnya, Bodhisattva
berkomunikasi pada bhiksu yang dimaksud oleh si Penjagal, apakah pernah diberi
makan oleh penjagal ini, tetapi tidak berceramah kepadanya. Bhiksu itu
lalu merasa sangat menyesal dan malu, “Memang hal tersebut ada, pada saat itu
saya belajar ajaran Theravada, hanya memperhatikan pembebasan diri
sendiri, sehingga tidak berceramah menyelamatkan mahluk hidup,” kata
bhiksu itu.
“Pada saat itu saya telah diberi makan, tetapi
tidak berceramah kepada, setelah sekarang dipikirkan hati saya sungguh gelisah,
untuk menyelesaikan masalah ini, saya berniat turun ke bumi untuk menyelamatkan
penjagal yang memberi saya makan,” jelasnya.
Bodhisattva langit dan bumi sangat gembira
mendengar kabar ini, lalu membiarkan mereka reinkarnasi kembali ke bumi dengan
ingatan masa lampau mereka telah dihapus bersih oleh penjaga neraka. Penjagal
tetap menjadi penjagal, dan bhiksu ini tetap menjadi bhiksu, tetapi mereka
sekarang menjadi sahabat baik.
Pada suatu hari, bhiksu ini datang berkunjung
kerumah penjagal, tetapi melihat toko penjagal ini tertutup, dia lalu mengetuk
pintu, dia melihat penjagal dalam keadaan lesu dan sedih, dia lalu bertanya ada
masalah apa, penjagal berkata dia kekurangan modal untuk membuka usahanya.
Lalu bhiksu ini berkata, “Jangan khawatir, saya
akan meminjam modal kepadamu, engkau dapat melanjutkan usahamu kembali, tetapi
syaratnya adalah ketika saya memerlukan pasokan daging kapanpun waktunya,
engkau harus memenuhi permintaan saya!. ”
Setelah penjagal babi ini mendengar syarat yang
diberikan dalam hatinya ia berpikir, “Usaha saya adalah menjual daging babi,
tentu saja kapanpun engkau menginginkan pasokan daging dapat saya berikan,
syarat ini sangat gampang.”
Lalu dia berjanji kepada bhiksu. Bhiksu lalu
meminjamkan uangnya kepada penjagal, penjagal kembali bisa membuka tokonya.
Selama 3 tahun tidak ada masalah. Bhiksu tidak pernah datang menagih hutangnya.
Pada tahun ke empat, Kaisar yang naik tahta
adalah seorang umat Buddha yang setia, dia membuat peraturan, setiap tanggal 19
bulan Juni, pada ulang tahun Bodhisattva, diseluruh negeri selama 3 hari
berpuasa tidak boleh memakan daging dan penyembelihan binatang, yang melanggar
peraturan akan dihukum mati.
Tepat tanggal 19 Juni, bhiksu itu tergesa-gesa
datang ke penjagal, memintanya memberikan kepadanya daging 10 gr, penjagal
menjadi marah berkata, “Engkau sengaja mempermainkan saya ya, kenapa tidak
datang lebih awal atau lebih lambat, harus hari ini, engkau tahu diseluruh
negeri selama tiga hari tidak boleh memakan dan menyembelih binatang. Engkau
sengaja datang mempersulit saya!.”
Bhiksu ini lalu berkata, “Kita berdua sudah
berjanji, saya meminjamkan engkau modal, syarat satu-satunya adalah, kapanpun
saya memerlukan pasokan daging engkau harus memenuhi permintaan saya, saya hari
ini ada urusan penting memerlukan daging ini, bagaimana mungkin engkau tidak
dapat memberikan kepada saya?.”
Penjagal tahu memang dia pernah berjanji, lalu
berkata, “Bisakah engkau mencarikan saya jalan keluarnya?” Bhiksu berkata:
”Hari ini diseluruh negeri berpantang penyembelihan binatang dan berpuasa
daging, penyembelihan binatang apapun akan dihukum mati, tetapi saya terdesak
memerlukan daging, saya mempunyai sebuah akal, sekarang saya hanya memerlukan
10 gram daging, potong saja daging ditubuhmu.”
Penjagal menjerit, “Apa ? dari tubuh saya
memotong sepotong daging. Apakah engkau kira saya tidak akan kesakitan?! Bhiksu
tiba-tiba berkata:” Hanya memotong 10 gr daging ditubuh saja engkau sudah
menjerit kesakitan, berapa banyak daging yang sudah engkau potong! Apakah
mereka tidak akan kesakitan?.”
Penjagal langsung tersadar
, “Benar ketika saya memotong hewan, mereka juga pasti kesakitan!” Mulai saat
itu dia berhenti menjadi penjagal, mengikuti bhiksu ini belajar ajaran Buddha,
akhirnya memperoleh buah status menjadi Bodhisattva.
No comments:
Post a Comment