Apr 17, 2013

TIPS SUKSES MENGELOLA HIDUP



Selama periode tertentu hidup saya, saya tidak senang dengan diri sendiri. Sejak itu saya telah belajar bahwa para peneliti dalam ilmu sosial dan perilaku telah menemukan bahwa orang-orang sukses di seluruh dunia berbagi sikap positif tertentu.
Meski status ekonomi memberikan kenyamanan materi, namun hanya berdampak kecil pada kesuksesan pribadi. Yang penting adalah sikap orang terhadap kehidupan. Daftar 14 sikap berikut mungkin bisa memperjelas apa sesungguhnya yang dinamakan kesuksesan pribadi:


  • Pengendalian diri : mengetahui bagaimana menanggapi, bukannya bagaimana harus bereaksi
  • Yakin pada diri sendiri : yakin dan percaya dengan kemampuan Anda
  • Menyeimbangkan peristiwa dan kejadian : mengetahui perbedaan antara apa yang penting dan mendesak pada saat ini
  • Humoris : ceria dan sering tertawa
  • Tidak ada rasa takut dan emosi yang kuat : keberanian untuk menghadapi kekecewaan dan keterbatasan
  • Kejujuran : menunjukkan integritas dan etika yang mulia
  • Ketekunan : pantang menyerah dan dapat mengatasi tantangan
  • Syukur : mengenali bahwa semua yang ada adalah untuk disyukuri
  • Tanggung jawab pribadi : bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan Anda
  • Hidup dengan tujuan : tahu mengapa Anda berada di bumi ini dan kejarlah itu
  • Baik : peduli dengan orang lain, mengasihi mereka, membuat perbedaan dalam kehidupan mereka
  • Keunggulan : berikan yang terbaik pada segala sesuatu yang Anda lakukan dan bersedia untuk selalu merasa lebih baik
  • Pengampunan : benar-benar menyisihkan luka masa lalu untuk selamanya
  • Merangkul sebuah sistem kepercayaan yang mulia

Peneliti Barat Terkenal Lawrence Kohlberg, Abraham Maslow, Sidney Simon dan Howard Kirschenbaum, telah menerbitkan banyak buku tentang pentingnya sikap mental positif tentang bagaimana mereka memainkan peran penting dalam kesehatan kita secara keseluruhan.
Saya telah menyaring tulisan-tulisan dan saran mereka ke dalam kalimat sederhana “sikap saya lebih penting daripada fakta-fakta.” Jika sesuatu yang buruk menimpa saya, saya tidak putus asa. Pikiran pertama saya adalah: “Jadi apa? Apa yang akan terjadi jika saya memandangnya hambar atau bahkan mengabaikannya?”

Selama bertahun-tahun saya telah menemukan bahwa apa pun yang terjadi pada saya, atau bagaimana mendesaknya sesuatu yang saya pikir ada sesuatu, matahari masih terbit di timur dan terbenam di barat, bulan terus mengikuti siklus, laut pasang surut dan mengalir, hujan masih jatuh dari langit ... Apa yang tampaknya sangat mendesak di dalam dunia kecil saya pasti sebagian besar akan terselesaikan dengan sendirinya dalam waktu singkat, hal itu tidak mudah dilakukan pada awalnya, juga tidak mudah mempelajari beberapa sikap dalam daftar ini, tapi setiap kali saya melatih salah satu dari sikap ini, waktu berikutnya menjadi lebih mudah. Manfaat yang paling terasa adalah  mengatasi rasa takut dan melakukan kebaikan bagi orang lain, tidak mengharapkan imbalan apa pun.

Bagi banyak orang, emosi yang paling sulit diatasi adalah ketakutan. Ketakutan adalah reaksi, emosi negatif yang kuat yang dapat membuat kita secara fisik sakit dan mengaburkan penilaian kita. Seperti  sikap lainnya, ketakutan adalah respon yang dipelajari dan karena itu dapat juga tidak dipelajari! Kita bisa membebaskan diri dari rasa takut hanya dengan mempraktekkan berulang-ulang. 

Dulu, saya  takut akan gelap, bahkan setelah menikah dan memiliki anak saya masih merasa takut. Suatu hari saya sadar dari mana ketakutan ini datang - ibu saya akan menghukum saya dan adik saya dengan cara mengunci kami di ruang bawah tanah, tanpa jendela di mana tikus merajalela. Ketika saya menyadari bahwa saya tidak harus menderita seperti ini lagi, dengan sedikit latihan rasa takut berada di kegelapan lenyap. 

Presiden AS ke-32 Franklin D. Roosevelt mengatakan: “Satu-satunya yang kita takutkan adalah rasa takut itu sendiri.” Bagi saya sangat masuk di akal.
Pada saat-saat tertentu dalam hidup saya, emosi pertama yang saya rasakan bukanlah rasa takut tapi rasa ragu yang kuat. Saya mengamati respon ini, membuangnya, membuat keputusan positif terbaik dan bertahan dengan keputusan itu. Respon proaktif ini juga membantu saya bila diterapkan saat ingin mempelajari keterampilan baru. Saya menyadari saya bisa melakukan apapun jika saya membagi tugas menjadi beberapa langkah kecil. Saya melatih diri untuk memecahkan tugas besar ke dalam komponen yang lebih kecil sehingga kemudian segala sesuatunya menjadi lebih mudah dikerjakan. 

Hal itu berlaku sama dalam mempersiapkan pesta makan malam untuk empat puluh orang, menulis artikel panjang atau mencari tahu siapa yang harus dimintai tolong menjadi panitia, untuk memastikan siapa pun yang datang bisa akrab satu sama lain sehingga acara berjalan lancar. Jika keputusan saya tidak berhasil seperti yang direncanakan, saya bisa belajar darinya dan tidak menganggapnya hal buruk. Tidak ada yang disebut kegagalan, yang ada hanyalah sebuah kesempatan untuk belajar dan mampu berbuat lebih baik di waktu berikutnya.
Setiap hari kita berada dalam proses membentuk masa depan kita sendiri. Mengapa tidak membuang gagasan lama dan mencoba menerapkan sikap-sikap dari orang sukses? Kegunaannya mungkin akan mengejutkan Anda!  

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search