Selama
periode tertentu hidup saya, saya tidak senang dengan diri sendiri. Sejak itu
saya telah belajar bahwa para peneliti dalam ilmu sosial dan perilaku telah
menemukan bahwa orang-orang sukses di seluruh dunia berbagi sikap positif
tertentu.
Meski
status ekonomi memberikan kenyamanan materi, namun hanya berdampak kecil pada
kesuksesan pribadi. Yang penting adalah sikap orang terhadap kehidupan. Daftar
14 sikap berikut mungkin bisa memperjelas apa sesungguhnya yang dinamakan
kesuksesan pribadi:
- Pengendalian diri : mengetahui bagaimana menanggapi, bukannya bagaimana harus bereaksi
- Yakin pada diri sendiri : yakin dan percaya dengan kemampuan Anda
- Menyeimbangkan peristiwa dan kejadian : mengetahui perbedaan antara apa yang penting dan mendesak pada saat ini
- Humoris : ceria dan sering tertawa
- Tidak ada rasa takut dan emosi yang kuat : keberanian untuk menghadapi kekecewaan dan keterbatasan
- Kejujuran : menunjukkan integritas dan etika yang mulia
- Ketekunan : pantang menyerah dan dapat mengatasi tantangan
- Syukur : mengenali bahwa semua yang ada adalah untuk disyukuri
- Tanggung jawab pribadi : bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan Anda
- Hidup dengan tujuan : tahu mengapa Anda berada di bumi ini dan kejarlah itu
- Baik : peduli dengan orang lain, mengasihi mereka, membuat perbedaan dalam kehidupan mereka
- Keunggulan : berikan yang terbaik pada segala sesuatu yang Anda lakukan dan bersedia untuk selalu merasa lebih baik
- Pengampunan : benar-benar menyisihkan luka masa lalu untuk selamanya
- Merangkul sebuah sistem kepercayaan yang mulia
Peneliti
Barat Terkenal Lawrence Kohlberg, Abraham Maslow, Sidney Simon dan Howard
Kirschenbaum, telah menerbitkan banyak buku tentang pentingnya sikap mental
positif tentang bagaimana mereka memainkan peran penting dalam kesehatan kita
secara keseluruhan.
Saya
telah menyaring tulisan-tulisan dan saran mereka ke dalam kalimat sederhana
“sikap saya lebih penting daripada fakta-fakta.” Jika sesuatu yang buruk
menimpa saya, saya tidak putus asa. Pikiran pertama saya adalah: “Jadi apa? Apa
yang akan terjadi jika saya memandangnya hambar atau bahkan mengabaikannya?”
Selama
bertahun-tahun saya telah menemukan bahwa apa pun yang terjadi pada saya, atau
bagaimana mendesaknya sesuatu yang saya pikir ada sesuatu, matahari masih
terbit di timur dan terbenam di barat, bulan terus mengikuti siklus, laut
pasang surut dan mengalir, hujan masih jatuh dari langit ... Apa yang tampaknya
sangat mendesak di dalam dunia kecil saya pasti sebagian besar akan
terselesaikan dengan sendirinya dalam waktu singkat, hal itu tidak mudah dilakukan
pada awalnya, juga tidak mudah mempelajari beberapa sikap dalam daftar ini,
tapi setiap kali saya melatih salah satu dari sikap ini, waktu berikutnya
menjadi lebih mudah. Manfaat yang paling terasa adalah mengatasi rasa
takut dan melakukan kebaikan bagi orang lain, tidak mengharapkan imbalan apa
pun.
Bagi
banyak orang, emosi yang paling sulit diatasi adalah ketakutan. Ketakutan
adalah reaksi, emosi negatif yang kuat yang dapat membuat kita secara fisik
sakit dan mengaburkan penilaian kita. Seperti sikap lainnya, ketakutan
adalah respon yang dipelajari dan karena itu dapat juga tidak dipelajari! Kita
bisa membebaskan diri dari rasa takut hanya dengan mempraktekkan
berulang-ulang.
Dulu,
saya takut akan gelap, bahkan setelah menikah dan memiliki anak saya
masih merasa takut. Suatu hari saya sadar dari mana ketakutan ini datang - ibu
saya akan menghukum saya dan adik saya dengan cara mengunci kami di ruang bawah
tanah, tanpa jendela di mana tikus merajalela. Ketika saya menyadari bahwa saya
tidak harus menderita seperti ini lagi, dengan sedikit latihan rasa takut
berada di kegelapan lenyap.
Presiden AS ke-32 Franklin D. Roosevelt mengatakan:
“Satu-satunya yang kita takutkan adalah rasa takut itu sendiri.” Bagi saya
sangat masuk di akal.
Pada
saat-saat tertentu dalam hidup saya, emosi pertama yang saya rasakan bukanlah
rasa takut tapi rasa ragu yang kuat. Saya mengamati respon ini, membuangnya,
membuat keputusan positif terbaik dan bertahan dengan keputusan itu. Respon
proaktif ini juga membantu saya bila diterapkan saat ingin mempelajari
keterampilan baru. Saya menyadari saya bisa melakukan apapun jika saya membagi
tugas menjadi beberapa langkah kecil. Saya melatih diri untuk memecahkan tugas
besar ke dalam komponen yang lebih kecil sehingga kemudian segala sesuatunya
menjadi lebih mudah dikerjakan.
Hal itu
berlaku sama dalam mempersiapkan pesta makan malam untuk empat puluh orang,
menulis artikel panjang atau mencari tahu siapa yang harus dimintai tolong
menjadi panitia, untuk memastikan siapa pun yang datang bisa akrab satu sama
lain sehingga acara berjalan lancar. Jika keputusan saya tidak berhasil seperti
yang direncanakan, saya bisa belajar darinya dan tidak menganggapnya hal buruk.
Tidak ada yang disebut kegagalan, yang ada hanyalah sebuah kesempatan untuk
belajar dan mampu berbuat lebih baik di waktu berikutnya.
Setiap
hari kita berada dalam proses membentuk masa depan kita sendiri. Mengapa tidak
membuang gagasan lama dan mencoba menerapkan sikap-sikap dari orang sukses?
Kegunaannya mungkin akan mengejutkan Anda!
No comments:
Post a Comment