Ada
orang yang cepat merasa khawatir akan sesuatu dan sulit melupakannya. Misalnya,
“Tadi pintu sudah saya kunci belum, ya?” Atau, “Bagaimana kalau nanti saya
terkena kanker?”
Padahal,
kekhawatiran semacam ini bisa memengaruhi kinerja dan mood Anda
sepanjang hari. Anda jadi sulit berkonsentrasi sehingga pekerjaan pun
terbengkalai. Jika tak segera diperiksa kembali atau diselesaikan, kekhawatiran
bisa menjadi tak terkontrol. Pada saat itu, tubuh Anda bisa terpengaruh dan
menampakkan gejala-gejala fisik, seperti mulut kering, jantung berdebar, mual,
bahkan serangan panik.
Agar
kekhawatiran Anda tidak berbalik mengendalikan Anda, cobalah mengubah cara Anda
menghadapi situasi. Berikut adalah beberapa cara yang disarankan pakar untuk
mencegah, mengelola, dan menghentikan kekhawatiran.
1.
Spa. Bila Anda biasa melakukan full
day treatment di spa saat “me time“, kenapa tak mengunjungi spa
untuk melenyapkan stres Anda? Jika tak cukup punya waktu, lakukan saja spa ala
Anda sendiri. Berendamlah di bathtub, lalu pasang musik yang mampu
mendorong relaksasi pikiran Anda. Anda punya CD berisi tuturan meditasi dari
instruktur yoga? Suara yang menenangkan dari si instruktur juga bisa membuat
pikiran Anda terasa lebih nyaman.
2.
Makan mangga. Para
peneliti Jepang berpikir bahwa mangga tak cuma enak dibikin rujak. Aktivitas
mengupas, memotong, dan mengunyah mangga yang mengandung senyawa bernama linalool
ternyata mampu membuat Anda santai lebih cepat. Dalam sebuah studi yang
diterbitkan oleh The Journal of Agricultural and Food Chemistry
disebutkan bahwa hanya dengan menghirup aroma makanan yang kaya linalool
(termasuk daun kemangi dan lemon) akan membantu tubuh mengatasi stres. Aneh,
ya? Tapi tak ada salahnya dicoba, kan?
3.
Menulis jurnal. John Mayer dikenal
suka berkeluh-kesah mengenai kehidupan cintanya melalui lirik-lirik lagunya.
Anda pun bisa mencoba cara ini sesuai kemampuan Anda. Menurut Carol Kryder,
PhD, psikolog klinis dan pakar kesehatan mental untuk JustAnswer.com, menulis
jurnal atau blog bisa menjadi cara untuk melumpuhkan emosi negatif. Ia
menyarankan agar kita tidak hanya menuliskan keprihatinan kita, tetapi juga
skenario terburuk dari apa yang kita khawatirkan.
“Membuat jurnal
itu tujuannya untuk mengontrol pikiran. Jika Anda mengkhawatirkan sesuatu yang
mungkin akan terjadi, coba tuliskan apa situasi terburuk yang bisa terjadi. Kemudian
tuliskan apa yang bisa Anda lakukan jika hal ini terjadi, dan akhirnya, tulis
juga bagaimana Anda bisa melewati peristiwa itu.”
4.
Bicara pada atasan. Banyak dari kita
yang tak punya hubungan baik dengan atasan, dalam arti, selalu khawatir tugas
apa lagi yang akan diberikan oleh atasan. Berhentilah untuk menjalani siklus
kerja yang selalu dipenuhi rasa khawatir ini dengan bersikap proaktif, dan
bukannya reaktif. Tetaplah berpegang pada tanggung jawab Anda, dan pastikan
Anda tahu apa yang diharapkan dari Anda. Bila memungkinkan, bekerjalah lebih
ekstra untuk sebuah proyek Anda, demikian saran Lynn Taylor, penulis buku
berjudul Tame Your Terrible Office Tyrant.
“Tidak ada resep
lebih baik agar lebih percaya diri di kantor daripada mengerjakan proyek Anda sebaik-baiknya
dan mendapat ucapan selamat dari atasan,” katanya.
Cara lain untuk mengelola relasi yang baik dengan atasan adalah menjadikannya role model—tentu dari sisi positifnya.
Cara lain untuk mengelola relasi yang baik dengan atasan adalah menjadikannya role model—tentu dari sisi positifnya.
5.
Diam sejenak. Ketika Anda merasa
khawatir, biasanya hal itu disebabkan oleh sesuatu yang sudah terjadi
(misalnya, Anda mengucapkan sesuatu yang kurang tepat pada rekan kerja), atau
mungkin akan terjadi (misalnya, Anda ditugaskan ke divisi yang tidak Anda
kuasai). Hentikan siklus kekhawatiran ini dengan menggunakan trik yang dilakukan
Lisa Pedersen, psikoterapis asal California.
Jika nanti Anda
merasa khawatir, perhatikan sekeliling Anda, lalu fokuslah pada apa yang Anda
lihat. “Mulai menyebutkan obyek-obyek tersebut dan warna-warnanya,” kata
Pedersen. Contohnya, saya melihat sofa berwarna krem. Saya melihat tirai
berwarna biru. Saya melihat bunga berwarna ungu. Ikuti dengan pernyataan
berulang yang membuat Anda nyaman, seperti jokes favorit Anda, gaya khas ayah Anda
berbicara, atau ungkapan yang menguatkan Anda, seperti “What doesn’t kill
you makes you stronger“.
SUMBER : WWW.PEMULIHANJIWA.COM
No comments:
Post a Comment