Showing posts with label PEMULIHAN JIWA. DEDY SUSANTO. Show all posts
Showing posts with label PEMULIHAN JIWA. DEDY SUSANTO. Show all posts

Apr 2, 2017

ORANG TUA TERBAIK SEDUNIA

Awalnya aku iri padamu kawan. Aku iri pada semua anak di dunia yang memiki orang tua yang menyangi anaknya dan selalu ada waktu untuk keluarganya. Bisa mengobrol dangan ayah itu pasti asyik. Atau bisa curhat pada ibu juga pasti lebih melegakan daripada curhat kepada teman.
Tetapi tidak dengan orangtuaku. Ya, orangtuaku. Mereka adalah manusia super sibuk. Ibuku setiap pagi harus pergi mengajar anak anak lain sepertiku, dan pulang di siang hari. Dan malamnya ia pakai untuk mengerjakan tugas tugasnya sebagai guru, memeriksa tugas dan ulangan mereka. Dan sisa waktu luangnya ia gunakan untuk meregangkan otot ototnya.
Tidakkah ia ingat denganku yang masih remaja dan membutuhkan perhatian lebih? Aku ini remaja labil kawan, sedikit di sentuh langsung terjatuh. Aku butuh ibu yang bisa mendengarkan semua cerita dan keluh kesahku. Dan yang lebih menyakitkan bagiku adalah ketika aku melihat ibuku sedang mengajar anak anak sepertiku, ia terlihat begitu perhatian kepada anak anak itu. Tetapi tidak denganku. Ya , tidak denganku.
Terlebih lagi ayahku, ia lebih sibuk dari ibuku. Ia terkadang pergi di pagi buta dan pulang malam hari. Atau terkadang pulang sore hari atau siang hari, atau … ah sudahlah tak akan kutuliskan jadwal keseharian ayahku karena aku pun tidak mengerti dengan jadwal ayahku yang tidak tentu itu. Mengingat pekerjaanya sebagai salah satu orang yang berwenang di perusahaannya dan tidak memiliki waktu yang mengikat, dan mengingat perannya yang cukup penting di masyarakat membuatnya harus selalu menyediakan waktu untuk masyarakatnya. Lalu sisa waktu luangnya di rumah ia gunakan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Maka di rumah ia hanya duduk di depan laptop hitamnya atau tidur untuk meregangkan otot ototnya. Ketika aku mencoba mengobrol dengannya, iya hanya menjawab “hmm” lalu beberapa saat diam, lalu berkata “tadi bilang apa?’ lalu sibuk mengetik dan manatap layar kaca laptopnya.

Kawan, sakali lagi kukatakan padamu, aku ini remaja labil. Aku butuh seorang lelaki yang bisa membuat aku tertawa dan melupakan tumpukkan tugas dan pr dari sekolahku untuk beberapa saat.

Ya, aku iri padamu kawan. Sampai suatu saat ketika sebentar lagi umurku akan merubah statusku. Dari remaja menjadi dewasa. Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesis. Kira kira berapa umurku saat itu? Yap. 16 tahun kawan.
Saat itu, saat aku berusia 16 tahun. aku bicara dengan ayah dan ibuku. Kali ini kami saling menatap wajah, aku mengobrol banyak hal pada mereka. Aku tanyakan semua pertanyaan yang selalu kupendam selama ini. Rasanya nyaman kawan. Nyaman sekali rasanya bisa mengobrol dengan ayah dan ibu, tetapi, walaupun aku senang, saat itu aku melihat wajah ayah dan ibuku dengan seksama. Kau tau kawan? Mata mereka kini tidak lagi cerah seperti dulu, matanya menyiratkan kelelahan, kulit mereka tidak lagi segar, kini mulai tumbuh keriput keriput kecil di sisi mata kanan dan kirinya.

Ya Tuhan, saat itu aku berpikir… apakah wajah kelelahan itu untukku? Ya kawan, semuanya untukku. Setiap hari mereka berjuang untukku, berjuang agar aku bisa sekolah dan menabung untuk uang kuliahku. Dan karena aku tidak menyadari semua itu, aku biarkan ayahku mengambil rapor sekolahku dengan nilaiku yang tidak memuaskan. Tapi apa katanya kawan? “tak apa apa nak, masih ada semester depan, belajarlah yang rajin ya” ya, itulah yang ia katakan. Ia selalu memotivasiku.
Maka pantaskah aku berharap untuk dibuat tertawa oleh mereka? Pantaskah aku jejali hari hari melelahkan mereka dengan cerita ceritaku yang membosankan? Seharusnya aku yang membuat mereka bahagia dan membuat mereka tertawa. Ya, aku seharusnya berpikir lebih dewasa. Ayah, ibu, maafkan aku.


Dan detik itu juga kawan, aku tidak berpikir bahwa aku iri padamu, tapi aku bangga karena aku punya orangtua terbaik di dunia.

URL. WWW.PEMULIHAN JIWA.COM

Mar 10, 2017

MINDSET DALAM PIKIRAN MENENTUKAN KEMANA ARAH KEHIDUPAN

Oleh: Deddy Susanto  
Ada sepasang anak kembar (Rolando & Ronaldo) yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dimana ibunya seorang penjudi & ayahnya seorang pemabuk & penjudi. Ibu mereka lebih dahulu meninggal pada saat kembar tsb masih bayi.

Ayah mereka menemani mereka sampai mereka sekolah, & meninggal juga. Karna tak punya keluarga yang bersedia menampung, mereka tinggal di panti asuhan yang berbeda.
Berita mengenai nasib malang kedua bocah kembar tersebut menghiasi koran berita lokal tempat lahir mereka di negara Mexico.

40 th kemudian setelah kejadian tersebut, seorang pemimpin redaksi ingin mengetahui di mana kedua bocah tersebut berada & mengutus team wartawan mereka untuk melakukan liputan khusus…

Mereka menemukan Rolando sedang berada di sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat dan nampaknya sudah berhari-hari tidak mandi.

Mereka pun mewawancarai si Rolando, mengapa dia sampai begini?

Katanya sambil berteriak…“Aku begini karena AYAHKU… Apa yg bisa anda harapkan dari anak seorang pemabuk…? Inilah aku, seorang pemabuk juga…!

Buah yang jatuh tidak Jauh dari pohonnya…”

Sementara wartawan yang lain menemukan Ronaldo, di kota Mexico City sebagai seorang Direktur sebuah Perusahaan Internasional yang memiliki keluarga bahagia & harta yang berkelebihan.

Mereka mewawancarai si Ronaldo, apa yg menjadi motivasinya sehingga dia bisa menjadi sehebat ini, jawabnya “Ayahku dulu seorang pemabuk & penjudi.

Aku akan membuktikan kalo aku bisa menjadi org hebat, walau lahir dari keluarga pemabuk & penjudi…”

Pesan Moral, MINDSET dalam pikiran itulah yg menentukan kemana arah kehidupan yg akan kita jalani.


Apakah anda lihat dari sisi NEGATIF ato ambil dari sisi POSITIFnya,
Pilihannya ada di tangan anda masing-masing.

May 24, 2013

CARA MEREDAKAN RASA KHAWATIR



Ada orang yang cepat merasa khawatir akan sesuatu dan sulit melupakannya. Misalnya, “Tadi pintu sudah saya kunci belum, ya?” Atau, “Bagaimana kalau nanti saya terkena kanker?”
Padahal, kekhawatiran semacam ini bisa memengaruhi kinerja dan mood Anda sepanjang hari. Anda jadi sulit berkonsentrasi sehingga pekerjaan pun terbengkalai. Jika tak segera diperiksa kembali atau diselesaikan, kekhawatiran bisa menjadi tak terkontrol. Pada saat itu, tubuh Anda bisa terpengaruh dan menampakkan gejala-gejala fisik, seperti mulut kering, jantung berdebar, mual, bahkan serangan panik.
Agar kekhawatiran Anda tidak berbalik mengendalikan Anda, cobalah mengubah cara Anda menghadapi situasi. Berikut adalah beberapa cara yang disarankan pakar untuk mencegah, mengelola, dan menghentikan kekhawatiran.
1.    Spa. Bila Anda biasa melakukan full day treatment di spa saat “me time“, kenapa tak mengunjungi spa untuk melenyapkan stres Anda? Jika tak cukup punya waktu, lakukan saja spa ala Anda sendiri. Berendamlah di bathtub, lalu pasang musik yang mampu mendorong relaksasi pikiran Anda. Anda punya CD berisi tuturan meditasi dari instruktur yoga? Suara yang menenangkan dari si instruktur juga bisa membuat pikiran Anda terasa lebih nyaman.
2.    Makan mangga. Para peneliti Jepang berpikir bahwa mangga tak cuma enak dibikin rujak. Aktivitas mengupas, memotong, dan mengunyah mangga yang mengandung senyawa bernama linalool ternyata mampu membuat Anda santai lebih cepat. Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh The Journal of Agricultural and Food Chemistry disebutkan bahwa hanya dengan menghirup aroma makanan yang kaya linalool (termasuk daun kemangi dan lemon) akan membantu tubuh mengatasi stres. Aneh, ya? Tapi tak ada salahnya dicoba, kan?
3.    Menulis jurnal. John Mayer dikenal suka berkeluh-kesah mengenai kehidupan cintanya melalui lirik-lirik lagunya. Anda pun bisa mencoba cara ini sesuai kemampuan Anda. Menurut Carol Kryder, PhD, psikolog klinis dan pakar kesehatan mental untuk JustAnswer.com, menulis jurnal atau blog bisa menjadi cara untuk melumpuhkan emosi negatif. Ia menyarankan agar kita tidak hanya menuliskan keprihatinan kita, tetapi juga skenario terburuk dari apa yang kita khawatirkan.
“Membuat jurnal itu tujuannya untuk mengontrol pikiran. Jika Anda mengkhawatirkan sesuatu yang mungkin akan terjadi, coba tuliskan apa situasi terburuk yang bisa terjadi. Kemudian tuliskan apa yang bisa Anda lakukan jika hal ini terjadi, dan akhirnya, tulis juga bagaimana Anda bisa melewati peristiwa itu.”
4.    Bicara pada atasan. Banyak dari kita yang tak punya hubungan baik dengan atasan, dalam arti, selalu khawatir tugas apa lagi yang akan diberikan oleh atasan. Berhentilah untuk menjalani siklus kerja yang selalu dipenuhi rasa khawatir ini dengan bersikap proaktif, dan bukannya reaktif. Tetaplah berpegang pada tanggung jawab Anda, dan pastikan Anda tahu apa yang diharapkan dari Anda. Bila memungkinkan, bekerjalah lebih ekstra untuk sebuah proyek Anda, demikian saran Lynn Taylor, penulis buku berjudul Tame Your Terrible Office Tyrant.
“Tidak ada resep lebih baik agar lebih percaya diri di kantor daripada mengerjakan proyek Anda sebaik-baiknya dan mendapat ucapan selamat dari atasan,” katanya.
Cara lain untuk mengelola relasi yang baik dengan atasan adalah menjadikannya role model—tentu dari sisi positifnya.
5.    Diam sejenak. Ketika Anda merasa khawatir, biasanya hal itu disebabkan oleh sesuatu yang sudah terjadi (misalnya, Anda mengucapkan sesuatu yang kurang tepat pada rekan kerja), atau mungkin akan terjadi (misalnya, Anda ditugaskan ke divisi yang tidak Anda kuasai). Hentikan siklus kekhawatiran ini dengan menggunakan trik yang dilakukan Lisa Pedersen, psikoterapis asal California.
Jika nanti Anda merasa khawatir, perhatikan sekeliling Anda, lalu fokuslah pada apa yang Anda lihat. “Mulai menyebutkan obyek-obyek tersebut dan warna-warnanya,” kata Pedersen. Contohnya, saya melihat sofa berwarna krem. Saya melihat tirai berwarna biru. Saya melihat bunga berwarna ungu. Ikuti dengan pernyataan berulang yang membuat Anda nyaman, seperti jokes favorit Anda, gaya khas ayah Anda berbicara, atau ungkapan yang menguatkan Anda, seperti “What doesn’t kill you makes you stronger“.

Nov 23, 2012

SENYUM PURA-PURA BIKIN PEREMPUAN TERTEKAN

Beberapa perusahaan mewajibkan karyawannya untuk tersenyum, terutama bagi yang berada di posisi front liner alias berhubungan langsung dengan klien atau pelanggan. Tujuannya tak lain untuk memberi kesan ramah dan bersahabat, sehingga klien dan pelanggan merasa nyaman.

Namun penelitian menunjukkan, senyum yang tidak berasal dari hati justru akan memicu rasa letih secara emosional. Akibatnya karyawan tersebut mudah mengalami gangguan mood atau suasana hati, lalu memutuskan untuk berhenti bekerja.

“Atasan selalu berpikir jika karyawan disuruh tersenyum maka kinerjanya akan meningkat. Padahal kenyataanya tidak selalu demikian”.

Dalam jangka pendek, senyuman memang bisa memperbaiki suasana hati bagi yang merasa kurang bersemangat. Namun dalam jangka panjang, perasaan asli tidak akan bisa dibohongi dan emosi negatif yang dipedam terlalu lama bisa meledak sewaktu-waktu.

Tersenyum adalah cara manusia mengungkapkan kebahagiaan. Namun jika dipaksakan, efeknya justru memicu rasa tertekan bagi siapapun yang melakukannya. Dibandingkan pria, wanita cenderung lebih menderita ketika harus pura-pura tersenyum.

Membandingkan senyum asli yang ia sebut dengan ‘deep acting‘ dengan senyum palsu atau ‘surface acting‘ di antara para karyawan dalam waktu 2 pekan. Hasilnya menunjukkan, karyawan yang melakukan senyum palsu cenderung lebih rentan depresi di kemudian hari.

Efek tersebut juga tampak lebih menonjol pada karwayan wanita dibandingkan pria. wanita cenderung lebih perasa sehingga butuh ruang gerak yang lebih longgar untuk mengekspresikan beragam emosi yang dirasakannya sewaktu-waktu.
Sumber : Detik

Bookmark and Share
Custom Search