Dalam dunia fana ini sering ada orang yang
mengeluhkan waktu bagaikan air yang mengalir. Lebih dari dua ribu tahun lalu,
Konghucu berdiri di tepi sungai mengamati aliran sungai yang mengalir tiada hentinya. Dalam benaknya
terpikir akan waktu dan segala hal yang telah berlalu, dia mengeluarkan
ungkapan rasa hati yang kemudian hari tersebar selama ribuan tahun: “Shi Zhe Ru
Si Fu, Bu She Zhou Ye.”
Sebenarnya dia menaruh atau menitipkan waktu
pada air yang sedang mengalir, untuk menyatakan bahwa berlalunya waktu begitu
mirip sekali dengan air yang sedang mengalir. Umumnya bagi mereka yang memahami
perkataan Konghucu ini akan menyayangi waktu, tidak akan menyia-nyiakan waktu.
Sikap seperti inilah balasan yang paling baik bagi kehidupan.
Dalam dunia fana yang serba megah dan
mempesona, ketika kita merasakan kepedihan yang tidak dapat dijelaskan terhadap
hal-hal yang telah berlalu, lebih baik Anda menaruh semacam perasaan hambar
serta kepasrahan hati untuk menyayangi dan melewatkan setiap detik dan menit
waktu dalam kehidupan ini. Meski dalam perjalanan hidup ini Anda bisa menemui
hal-hal yang runyam, juga harus diterima dengan senang hati badai kemelut ini.
Jika tidak, juga hanya bisa meninggalkan perasaan sedih seperti dalam ungkapan
itu saja.
Semua permasalahan di dunia ini dalam sekejap
mata mengalami seribu satu perubahan, mengapa tidak membiarkan waktu yang
berlalu bagai aliran air ini mencatat segala bayangan tubuh kita lebih leluasa
dan bebas?
Senang mendengarkan air yang mengalir tenang
dalam waktu, senang dengan pergerakan dan berdiamnya air yang berirama, senang
dengan keuletan air yang mengalir tiada henti, keuletan semacam ini bukankah
merupakan penjelasan secara menyeluruh terhadap bersabar dan keras serta lembut
yang saling melengkapi?
Batu karang sebenarnya adalah benda yang
sangat keras, sedangkan air bisa menembus batu karang itu. Hal ini tidak bisa
terjadi jika bukan melewati bertahun-tahun lamanya, maka tidak bisa tidak
mengakui keuletan air.
Menyenangi air, juga karena air merupakan
sumber kehidupan. Ditelaah dengan teliti, di antara langit dan bumi ini,
kecuali gurun pasir dan tembok tebing yang curam, adakah tempat lain yang tidak
terlihat bayangan dari air? Pokoknya tempat yang ada air, disanalah kehidupan
akan bertunas dan mengakar, dan selanjutnya tumbuh dengan subur.
Senang dengan air sungai yang mengalir
mengeluarkan suara gemericik bagaikan mempunyai pemikiran yang sangat teliti.
Senang dengan air sungai yang bergulung-gulung mengalir dengan deras, asap
mengepul di permukaan danau yang luas atau lautan luas yang tiada tepian,
bagaikan kelapangan dada yang tidak bisa terukur.
Tang Xuan Zong (kaisar Dinasti Tang)
berpendapat bahwa air mempunyai tiga karakter :
Pertama, air itu berada dimana-mana, membasahi
semua makhluk hidup, semua kehidupan bisa tumbuh besar berkat dibasahi air;
Kedua, sikap moral karakter air adalah lemah
lembut, tidak berebut dengan orang lain, melainkan menuruti pengarahan, harus
mengalir ya mengalir, harus berhenti ya berhenti, tidak ada sesuatu apapun yang
tidak bisa;
Ketiga, moral dan karakter manusia, senang
berada pada level atas, membenci ketika dia berada di level rendah. Akan tetapi
tidak demikian dengan air, air itu tidak berebut jika berada pada kerendahan,
tidak merasa malu jika dia berada dalam kekotoran.
Moral dan karakter air, sangat mirip dengan
jalan suci (Dao), maka itu banyak orang mengumpamakan air dengan jalan suci
(Dao). Hal ini sepenuhnya menjelaskan semangat pengasih yang dimiliki air,
sifat jujur dan dapat dipercaya tidak pernah membohongi, pencapaian taraf hati
yang tenang dan jernih.
Karena itu, ketika kita menghela napas
merasakan kesedihan akan waktu yang mengalir bagaikan aliran air, lebih baik
kita menyadari maksud sebenarnya aliran waktu itu, kemungkinan besar jalan
menuju ke sumber asal kehidupan di alam semesta ini sudah terkandung di
dalamnya.
No comments:
Post a Comment