May 16, 2013

KEBERUNTUNGAN DAN KEMAKMURAN HIDUP



Semua keberuntungan dalam hidup berasal dari De (keluhuran budi). Dengan memiliki hati yang bajik, dan mengamalkan perbuatan baik maka yang akan diperoleh hanyalah balasan kebaikan.

Seorang raja yang memerintah dengan keluhuran budi, menghormati Tuhan dan mengasihi rakyatnya, negaranya akan makmur, sejahtera dan kuat. Sebaliknya jika memerintah dengan kelaliman, tirani, kalau bukan akan digulingkan manusia, Tuhan akan memusnahkannya, tidak akan membiarkannya selalu mencelakai rakyat jelata. Hal ini merupakan perwujudan balasan atas kebaikan ataupun kejahatan suatu dinasti dan rajanya.

Demikian pula sebuah keluarga, jika turun-temurun mereka sangat mementingkan keluhuran budi pekerti, maka anak-cucu mereka akan dilindungi dan diberkati, keluarga besar tersebut akan makmur dan generasinya akan berlanjut. Jika keluarga tersebut secara bertahap menyimpang dari tradisi, bertentangan dengan moralitas, melakukan kedurhakaan besar, maka keluarga besar tersebut akan mulai merosot, ini benar-benar merupakan anak yang merusak kebesaran keluarga.

Keluarga manakah yang tidak ingin beranak-pinak? Siapa yang ingin tidak mempunyai keturunan? Namun apakah keluarga tersebut sejahtera bukanlah ditentukan oleh nasib melainkan ditetapkan oleh keluhuran budi pekerti dirinya sendiri. Jika orang tersebut mengamalkan perbuatan baik, baik terhadap orang lain, bermurah hati, Tuhan tidak akan menamatkan keturunannya, dia hanya akan menerima berkah yang berkelimpahan bagi anak-cucunya, menerima berkah kebaikan. Nasib ditentukan oleh diri sendiri, merupakan imbalan atas karma yang telah diperbuat, apa yang ditanam akan dituai. Ingin mengubah takdir, hendaknya mulai dari mengubah diri sendiri, bertobat memperbaiki diri, memperbaiki hati barulah dapat memperbaiki nasib.

Rencana manusia yang terbaik pun tidak akan dapat mengungguli rencana Tuhan, nasib yang ditentukan Tuhan tidak akan dapat dihindari, namun sesungguhnya tidak ada sesuatu yang mutlak. Nasib manusia tidak stabil, manusia memiliki sifat baik dan buruk, terserah apa yang dipilih olehnya. Memilih kebajikan akan mendapatkan akibat baik, memilih yang jahat akhirnya akan mendapatkan balasannya. Hanya saja pada umumnya manusia semata-mata melihat untung rugi yang di depan mata, tidak menghiraukan akibatnya di kemudian hari.  Apa yang ditanam adalah apa yang akan dituai, jika menanam bibit kejahatan bagaimana bisa menuai buah kebajikan?

“Tuhan mengetahui dengan jelas sekilas pikiran yang muncul dalam hati manusia” dan “keluarga yang mengamalkan kebajikan, akan menabung suka cita; keluarga yang menumpuk kejahatan, akan menabung bencana.” Tuhan adalah tanpa pamrih, kebaikan dan kejahatan mempunyai akibat, kebajikan maupun kejahatan tidak dapat menipu Tuhan!

Sesungguhnya seseorang yang melakukan kejahatan, kelihatannya sedang mencelakai orang lain, namun pada hakekatnya adalah sedang mencelakai diri sendiri. Ketika orang tersebut melepas kendali melampiaskan hasrat egoisnya, dia sedang menghancurkan dirinya sendiri.

Manusia pada umumnya menunggu kedatangan akibat perilaku buruknya untuk kemudian menyesali ketidakadilan Tuhan pada dirinya, sesungguhnya apakah memang tidak diketahui bahwa segala akibat buruk tersebut adalah hasil dari apa yang ditanamnya sendiri?

Seseorang yang ingin  menghasilkan karya besar dalam masyarakat, hendaknya memperhatikan perilaku dan keluhuran budi pekerti diri sendiri. Hanya bila seseorang telah memiliki kemauan dan keluhuran budi pekerti, menyesuaikan diri dengan peluang yang diberikan oleh Tuhan barulah akan memperoleh perlindungan dan berkah-Nya. Orang yang memiliki kemauan dan keluhuran budi pekerti, merupakan orang yang didambakan masyarakat. Hanya orang yang berbudi luhur baru dapat menunaikan tugas besar dari Tuhan.

Sesungguhnya prasyarat kesuksesan sejati apapun yang dilakukan adalah memiliki kasih dan kemurahan hati serta berbudi luhur. Segala sesuatu dalam masyarakat manusia dioperasikan dan dikendalikan Tuhan. Tuhan tidak memandang keterampilan ataupun kemampuan Anda, tidak melihat sebesar apa ambisi Anda. Tuhan hanya melihat apakah Anda memiliki keluhuran budi pekerti. Jadi jika ingin menjadi orang yang berguna hendaknya memperhatikan keluhuran budi pekerti. Yang mampu meyakinkan masyarakat adalah keluhuran budi.

Semua berkah dalam kehidupan manusia berasal dari keluhuran budi. Dengan memiliki hati yang baik, melakukan amal kebajikan, hanya akan mendapatkan balasan atas kebaikannya. Sebaliknya, niat dan perilaku jahat penuh egois, akhirnya akan memperoleh balasan atas kejahatannya.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search