Ada seorang ahli filsafat dari India berkata,
“Orang yang tidak mengenal kepuasan itu sangat menyedihkan.” Apakah kepuasan
itu, dan apakah ketidakpuasan itu? Puas berarti jika yang Anda miliki itu lebih
banyak dari yang Anda inginkan, tidak puas itu adalah bila yang Anda inginkan
itu lebih banyak dari yang Anda miliki.
Sebenarnya puas atau tidak puas itu hanya
sebatas pemikiran manusia. Ada sebagian orang walaupun sudah memiliki kekayaan
berlimpah masih merasa tidak puas, tetapi ada juga sebagian orang yang merasa
puas dan gembira walau uang yang mereka dapat tidak mencukupi. Dengan kata
lain, kepuasan itu tidak bisa diukur dengan banyak atau sedikitnya kekayaan
seseorang, melainkan terletak pada besar atau kecil nafsu keinginan seseorang.
Tidak puas itu merupakan hasrat untuk mendapatkan lebih banyak, sedangkan puas
adalah melepaskan nafsu keinginan semacam ini.
Tidak peduli tua atau muda, ketidak puasan
dari sebagian besar orang disebabkan karena nafsu keinginan mereka yang ingin
mendapatkan “lebih banyak”. Anak muda selalu mendambakan agar dapat memiliki
uang yang lebih banyak, pekerjaan yang lebih enak, istri yang lebih cantik,
rumah dan mobil yang bagus. Orang yang sudah tua lebih tamak lagi, mereka
menginginkan usaha, nama dan kedudukan, masih ingin menjadi muda lagi. Begitu
banyak keinginan dari setiap orang, bagaimana mereka bisa merasa puas?
Sebenarnya sudah banyak yang Anda miliki,
tetapi hati Anda tidak berada pada benda atau materi yang sudah Anda miliki,
dan Anda selalu mencari benda atau materi yang belum Anda miliki. Akibatnya,
semakin Anda memikirkan kekurangan (benda atau materi) Anda akan semakin merasa
kecewa, dan Anda akan semakin memikirkan kekurangan Anda, karena itu Anda akan
merasa tidak puas dan selalu merasa tidak cukup. Hal ini tidak ada ujung
pangkalnya.
Asal-usul dari kemalangan umat manusia
disebabkan karena manusia tidak mampu melihat nasib baik dirinya sendiri. Asal
usul dari ketidak-puasan itu karena manusia tidak mengetahui bahwa diri sendiri
seharusnya sudah puas dan bersyukur. Jika Anda tidak merasa bahwa diri Anda
beruntung, lalu bagaimana Anda bisa merasakan kebahagiaan itu? Benarkah sangat
sulit? Apakah sedemikian sulit? Jika Anda tidak mengetahui makna kepuasan itu,
maka bagaimana mungkin Anda bisa puas dengan kehidupan Anda sekarang ini?
Mengapa Anda bisa menganggap bahwa Anda harus
merasa puas dengan keinginan diri sendiri? Jika keinginan itu membuat kita
menderita, yang harus kita lakukan adalah membatasi keinginan kita dan bukannya
berusaha untuk memuaskan keinginan itu, bukankah begitu?
Ahli filsafat Yunani Epicurus (341-270 SM)
pernah berkata,“Jika Anda ingin membuat seseorang bergembira, jangan menambah
harta kekayaan orang tersebut, melainkan harus mengurangi nafsu keinginan orang
tersebut.” Memang tidak salah, jika ingin mendapatkan kegembiraan dan kepuasan,
tidak perlu mengejar dan menuntut sesuatu melainkan harus melepaskan tuntutan
itu.
No comments:
Post a Comment