Walau terancam tiga
penyakit yang mematikan, Dahlan Iskan mengaku telah siap. Ini berdasarkan jejak
rekam keluarganya, terutama ibu, paman dan kakak kandungnya yang meninggal
dunia dalam usia yang relatif muda yaitu antara 30 – 34 tahun. “Keluarga saya
ketika meninggal dunia gejalanya sama, yaitu muntah darah” ujarnya. Bermula
setelah melakukan perjalanan bisnis yang begitu panjang. Mulai dari China
hingga Ambon, Dahlan Iskan mengalami muntah darah ketika tiba di rumahnya,
Surabaya. Setelah melakukan pengecekan kepada seorang dokter, ternyata liver
atau hatinya telah sirosis. Selain itu, hati yang telah rusak juga telah
dipenuhi kanker. “Dokter bilang umur saya tinggal enam bulan. Paling lama dua
tahun,” kata Pimpinan Jawa Pos Group ini. Dokter pun langsung menyarankan
melakukan tindakan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu
transplantasi. Tindakan ini jelas saja penuh risiko. Apalagi sebelumnya seorang
tokoh, Nurcholish Madjid gagal setelah melakukan transplantasi. Cak Nur
meningal dunia ketika dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Akhirnya
dengan penuh pertimbangan, Dahlan Iskan memilih sebuah rumah sakit di Tianjin,
China untuk melakukan transplantasi. Bersama tim kecil, yaitu Nafsiah Sabri,
istrinya, Robert Lai, sahabatnya dan saudara angkatnya di China menunggu donor
hati. Tim kecil ini tinggal di China sampai mendapat donor hati untuk di
cangkokan ke dalam tubuh Dahlan Iskan selama enam bulan. Kisah Dahlan Iskan ini
sangat menarik untuk diangkat di Kick Andy. Terutama bagaimana detik-detik
menjelang operasi menunggu donor hati yang tak kunjung datang. Juga bagaimana
perjuangan seorang sahabat Dahlan Iskan, Robert Lai yang begitu gigih menjaga,
merawat dan membersihkan kamar perawatan. Salah satu kegagalan pasien
transplantasi adalah pasca operasi. Hal ini juga diungkapkan Prof Sulaiman Phd,
seorang ahli liver dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
“Transplantasinya sebenarnya tidak berbahaya. Tapi justru virus sesudah
operasilah yang sangat mematikan.” ujar dokter yang pernah merawat almarhum
Nurcholish Madjid ini. Dengan berhasilnya transplantasi hati Dahlan Iskan,
ternyata tidak hanya melegakan keluarganya saja. Keluarga Nurcholish Madjid
juga merasa bersyukur. Waktu itu banyak orang berpendapat, Cak Nur meninggal
dunia karena dimurkai Allah makanya mukanya hitam. Ternyata yang terjadi
tidaklah demikian. Orang yang menderita sirosis hati pasti mukanya hitam.
Begitu juga Dahlan Iskan. Namun setelah transplantasi mukanya kembali bersinar.
“ Kalau muka menjadi hitam, itu karena kotoran ikut beredar melalui aliran
darah karena hati yang telah rusak,” kata Dahlan Iskan, yang mengaku berasal
dari keluarga miskin. Kini Dahlan Iskan mempunyai dua “Mercy”. Satu Mercy
adalah salah satu mobil Mercy seri 500 seharga Rp 3 miliar. Mercy yang lain
adalah lambang mercy di perutnya, bekas operasi transplantasi hati yang
harganya konon lebih dari harga mobil itu
No comments:
Post a Comment