
Jobs
menuturkan bahwa lelaki kumuh itu tampaknya tak pernah mandi selama
berhari-hari. Selain mulutnya berbau alkohol, pakaiannya juga sangat kotor dan
lusuh. Lelaki itu ternyata hanya meminta sesuatu kepada sang jutawan. “Tuan, beri saya
uang 25 sen?” pintanya.
“Dua puluh lima
sen? Kamu hanya minta 25 sen?” tanya sang jutawan berulang-ulang.
“Ya, 25 sen saja. Tidak banyak bukan?” sahut gelandangan itu tak
merasa bersalah.
Sang
jutawan langsung mengambil uang 25 sen. “Kehidupan hanya akan memberikan sebesar apa yang
kamu minta,” seru jutawan itu sambil memberikan uang sebesar 25 sen
kemudian pergi. Lelaki gelandangan itu hanya terpaku, bingung tak dapat
mengartikan makna perkataan sang jutawan.
Pesan :
Pesan :
Sekilas
tentang John Sculley, semula ia menjabat sebagai presiden direktur Pepsi Cola.
Ia sudah memberikan kontribusi cukup besar dalam memajukan dan memperbesar
omset perusahaan selama bekerja 5 tahun di perusahaan tersebut. Di usianya yang
ke-44 tahun, ia merasa sudah mencapai tingkat kemapanan yang tinggi dan layak dipertahankan
untuk seterusnya.
Tetapi
sejak bertemu dengan Stephen Jobs, dirinya mulai merasa dalam posisi tidak
stabil. “Kamu ingin menggunakan sisa hidupmu berjualan minuman untuk anak-anak
atau ingin mengubah seluruh dunia ini?” tanya Stephen Jobs saat
itu. Apalagi setelah mendengar kisah di atas, John Sculley bertekad untuk
meningkatkan kualitas hidupnya, yaitu bergabung dengan Apple pada tahun 1983.
John
Sculley cukup berbakat, kiprahnya di Apple mampu membawa perusahaan tersebut
mengungguli perusahaan komputer terbesar di dunia sebelumnya yaitu IBM. Berkat
sentuhan tangan dingin John Sculley pula, nama Apple semakin populer di
kalangan masyarakat dunia. Keberhasilan John Sculley merupakan salah satu bukti
bahwa potensi manusia sangat besar untuk mencapai tingkat keberhasilan
setinggi-tingginya.
Kita
dapat melihat bahwa kesuksesan bukan tergantung pada apakah kita mampu atau
tidak, melainkan kemauan kita untuk terus mengembangkan potensi diri. Selama
kita tidak membatasi diri, maka kita akan mencapai tingkat keberhasilan yang
diharapkan. Stephen Jobsmengatakan, “Jadilah ukuran kualitas. Sebagian orang tidak
menggunakan kecermelangan yang diharapkan di lingkungan dimana dia berada.”
No comments:
Post a Comment