Suatu hari seorang pedagang yang cukup kaya dan baik hati menemukan
seekor ular di halaman rumahnya. Ia tak memukul atau mengusir ular itu pergi,
sebaliknya ia mengajak ular itu masuk ke dalam rumahnya. Semakin hari hubungan
mereka semakin akrab. Apalagi ular itu sangat pandai bicara dan selalu memuji
sang pedagang. Sehingga sang pedagang menyukai ular itu dan kerap bercerita
kepada para tetangga mengenai kehebatan sang ular.
Tetapi sejak kehadiran ular di rumah itu, pembeli produk pertanian di
toko milik pedagang tersebut jauh berkurang. Pedagang itu semakin khawatir dan
bingung ketika tak satupun pembeli datang ke tokonya. “Ada apa gerangan?” gumam pedagang itu
bertanya-tanya.
Pada suatu pagi ia memanggil seseorang yang melewati rumahnya. Ia
mempersilahkan orang itu masuk rumah. Tetapi tawaran itu langsung ditolak. Tak
tahan didera rasa penasaran, pedagang itu langsung bertanya, “Teman apa
sebenarnya yang terjadi? Mengapa hampir semua orang di desa ini menjauhi saya?
Dapatkah kau beritahukan kesalahan apa yang telah saya perbuat?”
“Tidak, kamu tidak berbuat kesalahan,” jawab orang itu.
“Tidak, kamu tidak berbuat kesalahan,” jawab orang itu.
Lalu ia melanjutkan, “Kami senang berteman denganmu, saling
mengunjungi dan membantu. Tetapi kalau kami ingat di rumahmu ada ular berbisa,
maka kami menjadi ngeri dan takut kemari. Saya sendiri khawatir di tengah
perbincangan ini, tiba-tiba dia (ular) datang dan memangsa saya,” jelas tetangga
pedagang itu.
Pesan :
Manusia ditakdirkan menjadi mahluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Dari kisah diatas kita diminta berhati-hati dalam memilih teman, karena memilih
teman sama seperti kita memilih masa depan. Charles Jones, Presiden Direktur
Life Management Services, Inc., berpendapat, “Anda yang sekarang akan sama
seperti Anda lima
tahun mendatang kecuali untuk 2 hal, yaitu orang-orang yang Anda temui dan
buku-buku yang Anda baca.”
Bila kita menginginkan masa depan cerah, sikap menarik, berwawasan ilmu
pengetahuan yang luas, maka kita harus berteman dengan orang-orang yang
memiliki kualitas tersebut lebih baik dari yang kita miliki. Sebaliknya, kita
akan sulit berkembang jika bergaul dengan orang-orang yang berkarakter buruk.
Dengan kata lain, orang-orang yang menjadi teman kita sangat mempengaruhi
kualitas diri kita.
Misalnya saja kita berteman dengan orang-orang yang kualitasnya di
bawah kita, kemungkinan besar kita akan merasa paling pintar, paling hebat, dan
paling sukses. Kita akan tertipu dalam melihat diri kita sendiri. Akibatnya,
kita akan salah dalam melangkah. Tetapi bila kita berteman dengan orang-orang
yang kualitasnya jauh lebih baik, maka kita akan termotivasi untuk belajar dan
mengejar ketertinggalan.
Maka pandailah memilih teman. Mereka setidaknya harus memiliki beberapa
ciri khas seperti di bawah ini, yaitu;
Orang-orang yang menjalin hubungan dengan kita dengan tulus, bukan
dimotivasi oleh kepentingan tertentu. Sebab pesaudaraan yang dijalin karena
ingin memperoleh keuntungan duniawi semata, maka setelah keuntungan itu didapat
persahabatanpun sirna.
- Orang-orang yang bersedia saling mengevaluasi diri dan memberikan
nasehat.
- Orang-orang yang bersikap baik dan tak segan saling berbagi
hadiah.
- Orang-orang yang selalu berpikir positif.
- Orang-orang yang pandai menjaga rahasia.
No comments:
Post a Comment