Pada
suatu ketika di desa mereka terjadi air sungai meluap, perahu-perahu kecil
diatas sungai karena tidak tahan terhadap gelombang besar banyak yang terbalik.
Pada suatu hari, Liu Wang melihat ada seorang wanita hamil terhanyut disungai,
wanita tersebut hanya tergantung pada sebuah dayung yang patah berteriak
meminta tolong.
Tetapi,
karena gelombang besar tidak ada seorangpun yang berani turun ke sungai
menolongnya, setelah Liu Wang melihat kejadian ini berkata, “Kalian sebagai
lelaki sejati, kenapa melihat orang terhanyut tidak menolongnya?”
Karena
semua pada takut, dia sendiri mendayung sebuah sampan kecil, mengejar wanita
yang terhanyut tersebut sampai beberapa kilo meter. Beberapa kali akibat
gelombang besar perahunya hampir terbalik, akhirnya dia dapat menolong wanita
tersebut. Keesokan harinya, wanita hamil ini melahirkan seorang putra.
Setelah
sebulan berlalu, Liu Wang tiba-tiba sakit parah, dia berpesan kepada istrinya
mempersiapkan pemakamannya. Orang-orang yang mendengar pesannya, sangat tidak
mengerti, walaupun sakit tetapi dia masih bisa berjalan sendiri, kenapa harus
mempersiapkan pemakaman?.
Liu
Wang sambil menghela nafas berkata, “Saya pasti tidak bisa hidup lama lagi,
ketika saya menyelamatkan wanita hamil tersebut, pada malam tersebut saya
bermimpi saya sedang berada di akhirat, seorang pegawai akhirat sambil
membaca buku dosa berkata kepada saya, “Selama hidupmu telah melakukan berbagai
dosa, seharusnya sudah meninggal pada tahun ini, kemudian lima kali reinkarnasi
menjadi babi, menderita kesakitan dijagal, tetapi hari ini engkau telah
menyelamatkan 2 nyawa, menciptakan pahala besar, menggantikan semua perbuatan
jahat yang selama ini engkau lakukan, engkau akan meninggal sesuai dengan waktu
yang ditentukan, hanya sekarang engkau tidak usah reinkarnasi menjadi babi
lagi. Sekarang, waktumu sudah akan tiba, karena takut orang didunia ini tidak
mengerti, kenapa setelah berbuat baik, engkau demikian cepat mati? Oleh sebab
itu, kami sengaja membawamu kesini, menceritakan hal yang sebenarnya terjadi.
Karma perbuatan jahatmu pada kehidupan sekarang akan dihapus semua, pada
kehidupan yang akan datang saya berharap engkau akan berbuat baik.”
“Setelah
saya bangun, saya tidak percaya mimpi tersebut, oleh sebab itu saya tidak
menceritakan kepada yang lain. Sekarang ajal saya sudah tiba, saya tidak bisa
hidup lagi, jadi saya harus menjelaskan kepada semuanya.”
Benar saja sesuai dengan ceritanya Liu Wang
meninggal pada hari yang ditentukan oleh akhirat. Dapat terlihat, hukum para
Dewa tertulis dengan jelas, tidak ada tawar menawar. Panjang pendeknya nyawa
seseorang, tergantung kepada Yang Maha Esa. Perbuatan jahat dan baik terkadang
belum mendapat karmanya, bukan tidak ada balasan karma hanya karma tersebut
belum matang.
No comments:
Post a Comment