Energi yang demikian kuat di zaman ini dan mendorong manusia
untuk melakukan ini dan itu adalah energi untuk disebut sukses. Sekolah di masa
kanak-kanak, kuliah di masa remaja, bekerja di usia dewasa, sampai berdoa di
waktu tua, nyaris semua ditujukan untuk mendapat pengakuan dari orang bahwa ia
sukses. Sebagian orang bahkan jadi ekstrim hanya agar disebut sukses.
Sukses Serupa Candu
Dan setelah menua, sangat sedikit - kalau tidak mau
dikatakan tidak ada - orang yang puas mendalam hidupnya hanya karena sebutan
sukses yang datang dari orang lain. Terutama karena sebutan sukses dari orang
sifatnya sementara, sebentar, tidak kekal. Salah-salah bisa menyeret orang ke
dalam arus deras ego dan keakuan yang berbahaya. Ia mudah membuat seseorang
ketagihan dan bahkan kecanduan. Mirip dengan kecanduan narkoba yang membuat
orang terjerat tidak bisa keluar, kemudian hidupnya hancur tidak berdaya. Ini
yang bertanggungjawab pada banyaknya orang yang sakit karena post power
syndrome. Sebagian orang bahkan wafat tidak jauh setelah yang bersangkutan
pensiun. Sebagian lagi ketagihan berlebihan kemudian menghancurkan kehidupan
orang banyak hanya karena mau duduk di kursi kekuasaan selama-lamanya.
Belajar dari
kenyataan ini, penggali ke dalam diri mengurangi energi untuk mendapat
pengakuan berlebihan dari luar, kemudian bekerja menemukan wajah kehidupan yang
lebih dalam sekaligus holistik.Belajar dari banyak sekali manusia yang datang
ke kelas meditasi, semuanya datang karena didorong oleh rasa sakit. Dan bila
orang kebanyakan lari dari rasa sakit, penggali jenis ini menggunakan rasa
sakit sebagai penunjuk arah perjalanan.
Setelah digali, di permukaan terlihat rasa sakit ditimbulkan
oleh harapan berlebihan kepada orang lain. Berharap agas suami penyabar,
berharap agar istri setia, berharap agar anak-anak rajin, berharap agar tubuh
selalu sehat, berharap agar pemerintah tanpa kesalahan. Dan semakin banyak
harapannya maka semakin menyakitkan kekecewaannya.
Samudra Senyuman
Itu wajah di permukaan, bila harapan digali semakin dalam
lagi terlihat ternyata harapan muncul ke permukaan didorong oleh rasa sakit.
Entah rasa sakit di masa kecil, trauma saat remaja, luka tatkala menginjak
dewasa. Sahabat di bidanghypno therapy bahkan mengejarnya sampai di
kehidupan-kehidupan sebelumnya. Nyaris semua manusia lari dari rasa sakit. Ada
yang lari ke narkoba, seks bebas, perceraian. Bahkan spiritualitas pun menjadi
tempat pelarian kendati relatif lebih aman. Demikian menolaknya manusia akan
rasa sakit, sampai-sampai ada yang menyebut rasa sakit sebagai serangan setan.
Itu sebabnya sebagian tokoh publik pergi ke dukun agar keinginannya tercapai.
Dan sebagaimana sudah dicatat rapi dalam buku harian banyak orang, setiap
manusia yang menolak rasa sakit akan mengalami penderitaan yang berkepanjangan.
Keadaannya mirip dengan api yang mau dipadamkan menggunakan bensin. Semakin
lama rasa sakitnya semakin membara.
Indahnya penggalian
ke dalam ala meditasi, rasa sakit tidak ditendang melainkan didekap. Rasa sakit
mirip bayi menangis, ia tidak memerlukan tendangan, melainkan memerlukan
dekapan-dekapan lembut kita. Untuk itulah, meditasi menghabiskan banyak energi
untuk menerima, mendekap, menyayangi rasa sakit. Dan salah satu kekuatan yang
banyak menolong untuk mendekap rasa sakit di dalam bernama kesadaran penuh
senyuman.
Kesadaran mendekap
seperti samudra yang menerima apa saja yang datang kepadanya. Senyuman tidak
saja pantulan batin bahwa seseorang sudah belajar menerima diri apa adanya,
juga menjadi ukuran bahwa yang bersangkutan sudah menjadi “tuan” bagi hidupnya
sendiri. Lebih dari itu, senyuman menghadirkan energi-energi penerimaan yang
menyembuhkan kemudian.
Keterhubungan yang Melahirkan Cinta
Tatkala seseorang sudah sepenuhnya tersembuhkan -
lebih-lebih di tingkat ultimate healing - sukses hadir dengan wajah yang
berbeda. Sukses tidak lagi buah dari mengumpulkan dan mendapatkan sesuatu untuk
diri sendiri, tapi hasil dari ketulusan memberikan sesuatu untuk orang lain.
Sukses tidak lagi berarti seberapa banyak pelayanan yang kita terima, melainkan
seberapa banyak tangan bantuan yang kita berikan untuk orang lain. Di twitter,
sejumlah sahabat senang dengan pesan seperti ini: “sukses adalah apa yang
terjadi di dalam sini tatkala Anda mengucapkan terimakasih”. Siapa saja yang
sudah sampai di sini mengerti, sebagaimana sifat alami air yang lentur, sebagaimana
sifat alami rumput yang lembut, sifat alami jiwa adalah keterhubungan yang
melahirkan Cinta. Bila orang biasa melakukan Cinta karena takut dosa dan
neraka, orang yang sudah pulang melaksanakan Cinta karena Cinta adalah sifat
alami jiwa. Cinta dilaksanakan tanpa upaya tanpa agenda.
No comments:
Post a Comment