Mar 9, 2017

SUKSES

Energi yang demikian kuat di zaman ini dan mendorong manusia untuk melakukan ini dan itu adalah energi untuk disebut sukses. Sekolah di masa kanak-kanak, kuliah di masa remaja, bekerja di usia dewasa, sampai berdoa di waktu tua, nyaris semua ditujukan untuk mendapat pengakuan dari orang bahwa ia sukses. Sebagian orang bahkan jadi ekstrim hanya agar disebut sukses.

Sukses Serupa Candu
Dan setelah menua, sangat sedikit - kalau tidak mau dikatakan tidak ada - orang yang puas mendalam hidupnya hanya karena sebutan sukses yang datang dari orang lain. Terutama karena sebutan sukses dari orang sifatnya sementara, sebentar, tidak kekal. Salah-salah bisa menyeret orang ke dalam arus deras ego dan keakuan yang berbahaya. Ia mudah membuat seseorang ketagihan dan bahkan kecanduan. Mirip dengan kecanduan narkoba yang membuat orang terjerat tidak bisa keluar, kemudian hidupnya hancur tidak berdaya. Ini yang bertanggungjawab pada banyaknya orang yang sakit karena post power syndrome. Sebagian orang bahkan wafat tidak jauh setelah yang bersangkutan pensiun. Sebagian lagi ketagihan berlebihan kemudian menghancurkan kehidupan orang banyak hanya karena mau duduk di kursi kekuasaan selama-lamanya.

 Belajar dari kenyataan ini, penggali ke dalam diri mengurangi energi untuk mendapat pengakuan berlebihan dari luar, kemudian bekerja menemukan wajah kehidupan yang lebih dalam sekaligus holistik.Belajar dari banyak sekali manusia yang datang ke kelas meditasi, semuanya datang karena didorong oleh rasa sakit. Dan bila orang kebanyakan lari dari rasa sakit, penggali jenis ini menggunakan rasa sakit sebagai penunjuk arah perjalanan.

Setelah digali, di permukaan terlihat rasa sakit ditimbulkan oleh harapan berlebihan kepada orang lain. Berharap agas suami penyabar, berharap agar istri setia, berharap agar anak-anak rajin, berharap agar tubuh selalu sehat, berharap agar pemerintah tanpa kesalahan. Dan semakin banyak harapannya maka semakin menyakitkan kekecewaannya.

Samudra Senyuman
Itu wajah di permukaan, bila harapan digali semakin dalam lagi terlihat ternyata harapan muncul ke permukaan didorong oleh rasa sakit. Entah rasa sakit di masa kecil, trauma saat remaja, luka tatkala menginjak dewasa. Sahabat di bidanghypno therapy bahkan mengejarnya sampai di kehidupan-kehidupan sebelumnya. Nyaris semua manusia lari dari rasa sakit. Ada yang lari ke narkoba, seks bebas, perceraian. Bahkan spiritualitas pun menjadi tempat pelarian kendati relatif lebih aman. Demikian menolaknya manusia akan rasa sakit, sampai-sampai ada yang menyebut rasa sakit sebagai serangan setan. Itu sebabnya sebagian tokoh publik pergi ke dukun agar keinginannya tercapai. Dan sebagaimana sudah dicatat rapi dalam buku harian banyak orang, setiap manusia yang menolak rasa sakit akan mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Keadaannya mirip dengan api yang mau dipadamkan menggunakan bensin. Semakin lama rasa sakitnya semakin membara.

 Indahnya penggalian ke dalam ala meditasi, rasa sakit tidak ditendang melainkan didekap. Rasa sakit mirip bayi menangis, ia tidak memerlukan tendangan, melainkan memerlukan dekapan-dekapan lembut kita. Untuk itulah, meditasi menghabiskan banyak energi untuk menerima, mendekap, menyayangi rasa sakit. Dan salah satu kekuatan yang banyak menolong untuk mendekap rasa sakit di dalam bernama kesadaran penuh senyuman.

 Kesadaran mendekap seperti samudra yang menerima apa saja yang datang kepadanya. Senyuman tidak saja pantulan batin bahwa seseorang sudah belajar menerima diri apa adanya, juga menjadi ukuran bahwa yang bersangkutan sudah menjadi “tuan” bagi hidupnya sendiri. Lebih dari itu, senyuman menghadirkan energi-energi penerimaan yang menyembuhkan kemudian.

Keterhubungan yang Melahirkan Cinta
Tatkala seseorang sudah sepenuhnya tersembuhkan - lebih-lebih di tingkat ultimate healing - sukses hadir dengan wajah yang berbeda. Sukses tidak lagi buah dari mengumpulkan dan mendapatkan sesuatu untuk diri sendiri, tapi hasil dari ketulusan memberikan sesuatu untuk orang lain. Sukses tidak lagi berarti seberapa banyak pelayanan yang kita terima, melainkan seberapa banyak tangan bantuan yang kita berikan untuk orang lain. Di twitter, sejumlah sahabat senang dengan pesan seperti ini: “sukses adalah apa yang terjadi di dalam sini tatkala Anda mengucapkan terimakasih”. Siapa saja yang sudah sampai di sini mengerti, sebagaimana sifat alami air yang lentur, sebagaimana sifat alami rumput yang lembut, sifat alami jiwa adalah keterhubungan yang melahirkan Cinta. Bila orang biasa melakukan Cinta karena takut dosa dan neraka, orang yang sudah pulang melaksanakan Cinta karena Cinta adalah sifat alami jiwa. Cinta dilaksanakan tanpa upaya tanpa agenda.

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search