Pertama kali melihat laut, saya merasa senang.
Saya pernah melihat laut yang berombak dahsyat, juga pernah melihat laut yang
tenang tak bergelombang. Setiap kali
melihat laut, perasaan hati tidak selalu sama, tetapi rasa kegembiraan itu
tidak akan pudar untuk selamanya.
Saya bisa duduk diam di tepi pantai dalam
waktu lama, saat itu dalam benak sama sekali tidak ada niat yang tidak tulus,
hanya merasakan keluasan yang diserahkan laut kepada kita. Di hadapan laut saya
merasa betapa kecil. Di hadapan laut, segala kerisauan di dunia fana menjadi
sama sekali tak berarti. Di hadapan laut, dada kita bisa berubah menjadi lebih
lapang, hanya merasakan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan apapun bisa
dimaafkan.
Selasa lalu, sekali lagi saya pergi ke pantai
selatan bersama teman-teman. Waktu itu mentari bersinar hangat menggembirakan
hati, langit yang biru dipenuhi oleh beberapa gumpal awan putih, sedangkan laut
jernih dalam ketenangan sesekali mengeluarkan suara bisikan.
Hari itu perasaan saya santai dan gembira.
Saya mencari suatu tempat yang sunyi, diam-diam duduk di sana, dan mulai berdiskusi
dengan laut. Lautan juga memberikan jawaban tulus dengan menggunakan bahasanya
yang lembut.
Entah sudah berapa lama saya duduk di sana,
awan berangsur-angsur menjadi banyak, mentari cerah itu juga bersembunyi di
balik awan, laut tetap tenang seperti sediakala, segala kehiruk-pikukan di
dunia luar juga menjadi agak reda dalam suasana keheningan semacam ini, saya
memutuskan untuk bermeditasi di sini.
Karena itu saya menghadap ke lautan yang luas,
dalam gemuruh ombak yang lembut, saya memejamkan kedua mata, dan mulai
bermeditasi. Dalam sekejap, seolah masuk ke dalam ruang waktu yang murni damai,
sama sekali tak ada nafsu keinginan. Mungkin keadaan ini berlanjut dalam waktu
lama atau mungkin singkat, mendadak saya merasakan di sekitar saya menjadi lebih
terang, seluruh badan saya terbungkus dan dialiri hawa hangat, terasa nyaman
sekali. Saat saya membuka kedua mata, terlihat sinar mentari menerobos keluar dari lapisan awan, sekali
lagi memberi kehangatannya kepada pelancong.
Dalam hati penuh keharuan dan rasa syukur.
Laut berangsur-angsur melapangkan dada saya menjadi lebih luas, tetapi setelah
berkultivasi saya baru benar-benar memahami, adalah hal yang sangat
mengembirakan jika kita bisa memiliki kelapangan dada yang luas bagai laut!
Tanpa benci dan dendam, hati benar-benar
terasa lapang.
No comments:
Post a Comment