Jun 3, 2017

FILOSOFI MEWARISKAN

Abad ke - 21 adalah suatu zaman meledaknya informasi, ditambah lagi dengan semakin mudahnya transportasi, semakin lancarnya bahasa, manusia pun memanfaatkan berbagai jenis media untuk berkomunikasi dan tukar informasi.

Pertukaran informasi seperti ini telah semakin memperpendek jarak antar manusia, dan membuat manusia yang hidup di berbagai belahan dunia ini serasa seolah hidup di sebuah desa dunia saja, inilah yang tak terbayangkan oleh manusia sebelum hidup di abad ke - 21 ini. Akan tetapi karena hidup di tengah kehidupan yang penuh informasi ini jugalah yang telah membuat orang kehilangan tukar pengalaman antara sesama manusia.

Tujuan dari pertukaran adalah memudahkan bagi generasi penerus agar dapat dengan cepat dan tepat memasuki keadaan atau  mengambil hikmah dari pengalaman pendahulu kita sebagai cermin. Biasanya kita sering mendengar ungkapan dari para orang tua atau sepuh kita: "garam yang saya makan, jauh lebih banyak daripada beras yang kamu makan" atau pun ungkapan: "jembatan yang saya lewati, jauh lebih panjang daripada jalan yang kamu lalui", dan lain sebagainya.

Orang yang mendengar ungkapan ini mungkin akan merasa geli atau lucu di dalam hati, atau pun merasa ragu-ragu, namun setelah dipikirkan kembali, di balik semua perkataan para tetua ini tersembunyi pengalaman dan kebijaksanaan generasi sebelum kita, setiap perkataan, makna  di balik setiap perkataan, memiliki filosofi kehidupan manusia yang sangat kaya, karena semua itu adalah pengalaman tak ternilai yang ditukar oleh para tetua kita dengan mengorbankan cucuran keringat, uang, waktu, bahkan darah dan hidup yang tak ternilai harganya.

Orang di jaman sekarang ini jika dapat berpegang teguh pada sikap rendah hati, menerima pendapat dari para tetua dengan hati lapang, mungkin akan jarang menemui jalan yang berliku, sebaliknya akan semakin mendekati tujuan yang hendak dicapainya. Sementara orang yang bersikeras berpegang teguh pada pandangannya sendiri adalah ibarat membatasi diri sendiri, karena kekurangan diri sendiri umumnya tidak terlihat, sama halnya kita sendiri tidak bisa melihat dengan jelas paras kita sendiri, hanya dengan cara bercermin atau melihat refleksi di permukaan air, kita baru bisa melihat wajah kita dengan jelas.


Di tengah masyarakat masa depan yang penuh dengan persaingan, tukar pengalaman antar sesama manusia telah menggerakkan interaksi yang unik antar sesama manusia, berpedoman pada prinsip rendah hati dan lapang dada dalam menerima pandangan atau pemikiran yang berbeda, adalah hal yang paling krusial dalam meningkatkan kemampuan diri sendiri, mungkin karena kekuatan "mewariskan" inilah yang merupakan titik balik untuk menuju pada kesuksesan. Setelah kita "mewarisi dari pendahulu" barulah kita dapat "meneruskan pada penerus", ini adalah suatu pendidikan yang sangat mendalam!

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search