Sejak
manusia lahir hingga meninggal, jika dihitung secara teliti, tidak lebih
sekedar ribuan hari saja. Paling banyak hanya sepuluh ribu hari lebih. Di
tengah perjalanan yang demikian singkat ini bagaimana mengatasi masalah hidup
manusia ini dengan baik, bagaimana melalui hari-hari dengan bermakna, bagaimana
hidup dengan bahagia, semua ini adalah tergantung pada bagaimana sikap manusia
dalam mengatur semuanya.
Berbagai
jenis buku bertema motivasi dan pengembangan diri yang terpajang di toko-toko
buku. Semua buku-buku tersebut tidak bosan-bosannya memberitahu manusia, agar
menghargai setiap hari di dalam hidup ini, sebab jika hari ini telah berlalu
maka tidak akan mungkin kembali lagi. Mungkin ini jugalah keadilan dari Tuhan
memperlakukan setiap orang, sebab Tuhan memberikan waktu yang sama bagi setiap
orang yaitu 24 jam. Asalkan mau menata setiap saat setiap detik dengan sebaik
mungkin, pasti akan dapat menciptakan dunia bagi dirinya sendiri.
Namun
jika dikilas balik, ketika menemui halangan dan rintangan sepanjang hidup ini,
mungkin di dalam benak kita ini telah terpikir cara-cara untuk mengatasi
masalah-masalah ini, yang sejak awal telah ditularkan dengan tidak kita sadari
oleh guru-guru kita di masa belajar dulu, hanya saja kita sering menggunakan
cara-cara yang agak sulit dimengerti oleh pihak luar dalam menyelesaikan suatu
masalah.
Seolah
masih segar dalam ingatan ketika ujian
di sekolah dulu. Begitu soal ujian dibagikan, bentuk soal ujian selalu saja
tidak lepas dari bentuk soal esai, soal tanya jawab, benar salah, pilihan
berganda dan lain sebagainya. Dan bentuk inilah yang menyerupai metode
penyelesaian masalah dalam hidup manusia ini.
Saat
kita menyelesaikan pertanyaan tersebut yang dibutuhkan adalah jawaban yang ada
di buku pelajaran, kadang kala juga dibutuhkan pengembangan kecerdasan
seseorang, dan inovasi atau bahkan juga pengalaman.
Untuk
soal-soal esai, tujuannya tidak lain adalah agar memiliki perencanaan mendetail
yang menyeluruh terhadap suatu masalah, dan yang lebih penting adalah ada garis
besar orientasi sebagai pedoman untuk dijadikan prinsip. Soal tanya jawab harus
tepat sasaran, tidak berlebihan, memastikan inti permasalahan dan
menyelesaikannya satu demi satu, dan bukannya membabi buta menembak tidak
menentu, dengan kata lain mengharuskan seseorang menguasai perkembangan dari
penyelesaian suatu masalah. Sementara soal benar salah dan pilihan berganda
adalah memilih satu jawaban yang paling sesuai berdasarkan pilihan yang telah
diberikan dan keputusan yang diambil seseorang.
Merangkum
uraian di atas, seberapa sulit pun masalah yang dihadapi seseorang, tetap harus
dihadapi dengan kepala dingin dan kemampuan untuk merencanakan dan
menerapkannya, itulah rahasia yang sesungguhnya cara menyelesaikan suatu
masalah.
Manusia
masa kini sering mengalami situasi yang tegang, kekhawatiran dalam rumah
tangga, perekonomian, profesi, pendidikan, dan berbagai bentuk tekanan lainnya,
beraneka ragam masalah bermunculan tiada henti ibarat hujan yang menerpa di
musim semi.
Namun
jika bisa mengubah pola berpikir yang lain, dengan kebijakan bahwa semua ini
adalah ujian yang diberikan oleh Tuhan pada manusia, yang bertujuan untuk
mengasah kemampuan seseorang, maka yakinlah di sebagian besar waktu, perasaan
Anda akan lebih bahagia.
Sebagian
besar orang ketika menghadapi tekanan, pikiran pertamanya adalah meminta
bantuan kepada dokter spesialis untuk mengobatinya, dengan harapan mendapatkan
pengobatan yang efektif. Akan tetapi setiap kali membuka lembaran surat kabar
atau saat menyalakan televisi, banyaknya berita-berita negatif telah
menyebabkan manusia tanpa disadari diserang oleh ion-ion negatif.
Dengan
kata lain, ketika tekanan terlalu besar, jika tidak ada pertolongan yang tepat
yang mengulurkan tangannya, kemungkinan tindakan melukai diri sendiri akan
sangat mudah terjadi.
Ketika
menghadapi kesulitan dalam hidup, bagaimana menyelesaikannya, bagaimana
menerapkan metode yang disebut "soal esai, soal tanya jawab, soal benar
salah, soal pilihan" dan lain-lain, adalah sangat layak untuk dipikirkan.
Hanya
Ibu Yang Bisa Mempercayai Saya
Kali
pertama mengikuti rapat orang tua murid, guru TK berkata kepadanya, "Anak
ibu hiperaktif, bahkan tidak bisa duduk tenang lebih dari tiga menit, lebih
baik Anda mengajak dan periksakan anak Anda ke dokter."
Dalam
perjalanan pulang ke rumah, anak itu bertanya kepada ibunya apasaja yang tadi
ibu guru sampaikan kepada dirinya, ia merasa sedih sekali air mata hampir saja
berderai. Karena diantara 30 anak dalam satu kelas, hanya dia yang
memperlihatkan sikap paling buruk, hanya terhadap dirinya ibu guru telah
menunjukkan sikap tidak ramah.
Namun
ia lalu mengatakan kepada anaknya, "Guru telah memujimu, dia mengatakan
bahwa kau yang semula satu menitpun tidak betah duduk di bangku, sekarang sudah
bisa selama tiga menit. Para ibu-ibu yang lain sangat iri pada ibu, karena
seluruh kelas hanya anak kesayangan ibu, dirimu seorang yang mendapatkan
kemajuan."
Malam
harinya, anak itu memecahkan rekor telah makan dua mangkuk nasi, dan tidak
perlu disuap.
Setelah
anaknya masuk SD, di dalam rapat pertemuan orang tua murid, guru berkata,
"Ujian matematika kali ini, diantara 50 siswa dalam satu kelas anak Anda
hanya berada di urutan ke-40, saya mencurigai kecerdasan anak Anda mengalami
sedikit gangguan, sebaiknya Anda memeriksakan dia ke dokter."
Dalam
perjalanan pulang ke rumah, dia meneteskan air mata. Namun ketika tiba di
rumah, dia berkata dengan anaknya yang sedang duduk di depan meja, "Gurumu
berkeyakinan penuh terhadapmu. Dia mengatakan, engkau bukanlah seorang anak bodoh,
asalkan kau mau lebih teliti, kau bisa melampaui teman sebangkumu, kali ini
teman sebangkumu berada di urutan ke- 21."
Ketika
dia mengucapkan perkataan ini, dia menemukan ekspresi pada mata anaknya yang
semula redup sekejap berubah penuh dengan sinar, wajahnya yang semula lesu dan
putus asapun menjadi lebih bersemangat dan rileks. Dia bahkan menemukan,
anaknya itu menjadi penurut, hal ini sempat membuat dirinya jadi terkejut,
sepertinya anak itu semakin dewasa saja. Dan pada keesokan harinya, dia bangun
dan berangkat ke sekolah lebih awal dari pada biasanya.
Ketika
anaknya telah duduk di SMP, sekali lagi ada pertemuan orang tua murid. Dia
duduk di bangku anaknya, menunggu guru mengabsen nama anaknya, karena setiap
kali ada pertemuan orang tua murid, nama anaknya selalu tertera pada deretan
nama murid yang terjelek dan yang akan dipanggil.
Namun
kali ini sungguh di luar dugaannya, sampai akhir pertemuan dia tidak mendengar
nama anaknya dipanggil. Dia menjadi agak tidak biasa. Menjelang akhir pertemuan
dia menanyakan hal ini kepada guru, dan guru mengatakan, "Melihat prestasi
yang dicapai oleh anak Anda selama ini, maka untuk mengikuti ujian masuk ke
sekolah SMA favorit akan agak susah."
Dengan
penuh perasaan terkejut bercampur gembira, dia keluar dari gerbang sekolah,
saat itu dia menemukan bahwa dia sedang ditunggu oleh anaknya. Dalam perjalanan
pulang dia merangkul bahu anaknya, di dalam hatinya ada semacam kebahagiaan
yang sulit dikatakan, dia memberitahu anaknya, "Guru walimu sangat puas dengan
dirimu, dia mengatakan, asalkan kamu bisa lebih giat lagi, sangat mungkin bisa
diterima di sekolah SMA favorit."
Setelah
lulus dari SMA, ketika surat pengumuman penerimaan siswa universitas gelombang
pertama dikeluarkan, pihak sekolah menelpon ke rumah meminta anaknya untuk
datang ke sekolah. Dia mempunyai semacam firasat, anaknya telah diterima di
salah satu Universitas Negeri ternama, karena ketika anaknya mendaftarkan diri
untuk ikut ujian, dia telah berkata kepada anaknya bahwa dia yakin anaknya akan
lulus ujian dan diterima di Universitas ini.
Pulang
dari sekolah, anaknya menyodorkan sepucuk surat kilat khusus yang berstempelkan
kantor penerimaan mahasiswa Universitas negeri kepadanya, lalu mendadak dia
membalikkan badan lari masuk ke dalam kamar dan menangis dengan keras.
Sambil
menangis ia berkata, "Ibu, saya tahu saya bukanlah seorang anak yang
pandai, akan tetapi di dunia ini hanya Ibu seorang yang bisa mempercayai saya
....."
Pada
saat itu dia merasakan suka bercampur duka, air mata yang selama puluhan tahun
terkumpul di dalam hatinya sudah tak kuasa dibendungnya lagi, air mata itupun
akhirnya mengalir keluar, menetes dan membasahi amplop yang berada di
tangannya.
No comments:
Post a Comment