Jun 5, 2017

TERHINDAR DARI PERAMPOKAN

Pada zaman Dinasti Beng, di Kabupaten Xiangso, hidup seorang pedagang kaya yang bermarga Kim. Beliau membuka sebuah toko gadai. Karena sifatnya yang jujur dan tegas, sehingga dalam masalah transaksi gadai ia selalu bertindak adil. Harga gadai sesuatu barang dinilainya cukup tinggi dan lamanya waktu gadai juga cukup panjang tidak seperti rumah-rumah gadai lainnya yang biasanya terkenal sebagai lintah darat.
Terhadap orang sekampung yang miskin lagi tua, yang datang menggadaikan barangnya, sering beliau tidak menambahkan bunganya. Pernah suatu kali, seorang petani yang istrinya jatuh sakit, lantaran tidak mempunyai uang untuk berobat lalu menggadaikan mantel yang terbuat dari kapas, yang dipakainya setiap musim dingin. Tetapi setelah datang musim dingin berikutnya ia tidak mampu menebus kembali mantel gadaiannya.
Tuan Kim memberitahukan petani itu untuk mengambil saja mantelnya tanpa perlu membayar bunga gadaiannya. Dari sini jelas terlihat toko gadai Kim bukan saja tidak menyusahkan orang miskin malah selalu membantu mereka yang dalam keadaan kepepet. Setiap tahun entah telah berapa banyak orang ditolong oleh Tuan Kim. Walaupun demikian, toko gadainya bukan menjadi rugi malah semakin hari semakin berkembang dan jaya, hingga Tuan Kim menjadi seorang hartawan yang terpandang di kotanya.
Dapatlah diketahui bahwa seseorang itu menjadi kaya, tidak selalu diperoleh dengan cara yang tidak halal, banyak sekali diperoleh dari kejujuran dan kebaikan.
Pada suatu masa, di kabupaten berdatangan sekelompok perampok. Banyak sekali hartawan setempat yang dirampok, hingga habislah harta kekayaan mereka. Namun sebegitu jauh para perampok itu tidak pernah merampok Tuan Kim yang tetap hidup aman dan tenteram. Hal mana menimbulkan kecurigaan aparat pemerintah, karena mereka menilai bahwa orang-orang yang datang ke toko gadai Kim sebagian besar adalah orang tingkat rendahan yang tentunya tidak sedikit juga ada orang yang tidak baik. Mereka berpikir, mungkin sekali Tuan Kim bersekongkol dengan gerombolan perampok itu, kalu tidak, mengapa toko gadainya tidak dirampok.
Akhirnya para perampok itu berhasil ditangkap. Melalui pemeriksaan yang ketat dan teliti, mereka tidak mengakui adanya persekongkolan dengan Tuan Kim seperti dugaan aparat pemerintah. Kemudian melalui suatu penelitian dan penyelidikan dari berbagai sudut dan secara seksama, ternyata terbukti bahwa Tuan Kim adalah orang yang cukup ramah dan baik, bukan saja adil dalam melakukan transaksi gadai, tetapi juga sering menolong orang yang terdesak. Banyak orang yang telah ditolongnya dan tidak pernah bersekongkol dengan orang jahat.
Namun pihak aparat pemerintah tetap merasa aneh. Mereka bertanya kepada para perampok tadi mengapa mereka tidak merampok toko gadai Kim?
Barulah para perampok mengatakan, bahwa sebenarnya mereka telah beberapa kali menghampiri toko gadai Kim dan berniat merampok harta kekayaannya, namun setiap kali datang, mereka selalu melihat para dewata yang tidak sedikit jumlahnya berada di atas rumah Tuan Kim itu. Karena itu mereka tidak berani menyerang toko gadai itu.
Setelah mendengar pengakuan itu, barulah aparat pemerintah dan rakyat setempat betul-betul percaya bahwa Tuan Kim memang sering melakukan kebajikan sehingga mendapat perlindungan Tuhan dan para dewata, dan terhindar dari perampokan.
Sejak saat itu bukan saja aparat pemerintah tidak lagi mencurigai gerak-gerik Tuan Kim, malah memberikannya penghargaan dengan tanda penghargaan bertuliskan "Toko Gadai Teladan", untuk memuji sikapnya yang suka melakukan kebajikan.

(Sumber: Buku Aneka Cerita Karma)*

No comments:

Post a Comment

Bookmark and Share
Custom Search