Jika
motif ketulusan kita ini adalah berharap mendapat balasan ketulusan dari orang
lain, maka tindakan itu sendiri merupakan tindakan yang kurang tulus. Ketulusan
adalah sesuatu yang gemerlapan dan tembus pandang (transparan), dia tidak
seharusnya mengandung unsur lain apa pun juga. Ketulusan juga merupakan semacam
tindakan yang mulia.
Kebalikan
dari ketulusan adalah kemunafikan
Karena
suatu ketulusan, kadang bisa membuat keuntungan yang seharusnya kita peroleh
berubah menjadi kerugian, walaupun demikian, ketulusan akan membuat lubuk hati
kita yang terdalam mendapatkan suatu ketenteraman. Sebaliknya, kepalsuan
(kemunafikan), terkadang bisa membuat kita mendapatkan keuntungan atas kerugian
orang lain, walaupun demikian, di dalam lubuk hati kita yang terdalam tidak
akan bisa tenteram.
Ketulusan
tidak perlu di gembar-gemborkan dengan orang lain
Jika
orang lain bisa memahami ketulusan hati yang kita berikan, maka meskipun kita
tidak mengatakannya, orang lain itu akan tahu.
Jikalau orang lain tidak bisa memahami ketulusan hati kita, dan kita
berusaha untuk menerangkan maka acapkali bisa membuat persoalan menjadi semakin
runyam. Kadang kala, kita tertipu oleh orang lain, saat itu kehidupan dengan
gamblang akan memberitahukan kepada kita, “Apa dan bagaimana ketidak-tulusan
itu.” Namun ia bukan hendak memberitahukan kita, “Harus mencampakkan
ketulusan.”
Apa
ketulusan itu?
Yang
pertama adalah tidak menipu orang lain, yang kedua adalah jangan sampai ditipu
oleh orang lain, jika kita bisa memegang kedua prinsip tersebut di atas, maka
secara garis besar kita bisa menjadi seorang manusia yang mempunyai jiwa
terbuka, berterus terang dan sekaligus penuh martabat. Menjadi seorang manusia
yang berhati tulus, kita akan merasakan sangat santai dalam jiwa dan raga, tak
peduli apa pun yang terjadi. Dan seseorang yang munafik atau penuh dengan
kepalsuan, dia acapkali akan merasakan kecapaian dalam batin, dipenuhi dengan
kedengkian hati, selalu merasa tidak puas atas apa yang dimiliki.
Dengan
selalu hidup dengan kesantaian hati, maka kita akan bisa terus-menerus dikelilingi oleh semacam
suasana kegembiraan, dan dengan hidup yang
kecapaian, kita akan terus-menerus diserang dan diselimuti oleh suasana
hati yang kecewa, putus asa.
Ketulusan
bagaikan air danau yang anggun berkilau. Tenteram, tidak mengejar nama dan
kepentingan, dan indah. Kadang kala dia bisa mendapatkan serangan dari batu dan
pasir, tetapi, dia akan mengandalkan kemampuannya untuk memurnikan diri
sendiri, dan dengan cepat dia bisa membuat kotoran-kotoran itu mengendap, bisa
tetap mempertahankan kecerahan wajahnya.
Seandainya
saja, setiap orang di dunia ini masing-masing mau berusaha menjadi air danau
yang anggun berkilau, dapat mempunyai sifat hati yang benar-benar tulus, tidak
ego dan selalu berpikir demi orang lain, maka bisa kita bayangkan akan betapa
indah dunia ini jadinya.
No comments:
Post a Comment