Setiap orang mengharapkan kebahagiaan dalam
percintaan, mendambakan pernikahan yang sempurna. Tetapi di dalam dunia yang
bereinkarnasi, segalanya di dalam pengaturan sebab-akibat.
Kehidupan manusia singkat dan penuh derita,
sedangkan di dalam kehidupan ada banyak pasang surut dan duka nestapa, semuanya
ini sebetulnya demi apakah? Jikalau kita memiliki peluang membuka pembatas
ruang-waktu antara hidup dan mati, bagaikan pemirsa yang menonton segala hal
mengenai "Dahulu – Saat ini – Kelak" di dalam 10 penjuru dunia,
keseluruhan sebab-akibat barangkali akan terpampang dengan jelas.
Di dalam kehidupan manusia bertemu dengan
banyak orang, ada perjumpaan yang sekilas, sesudahnya dengan cepat terlupakan.
Sedangkan ada orang yang senantiasa berkaitan dengan diri kita, atau menjadi
teman yang hambar bagaikan air tawar, atau menjadi pendamping yang kental.
Ketika orang mengeluhkan perjumpaan dan perpisahan dalam kehidupan, kata-kata
yang paling sering disebut ialah Takdir Pertemuan / Yuan Fen .
”Takdir Pertemuan”, kata satu ini yang hanya
khusus terdapat di dalam kebudayaan Tionghoa, mengandung kedalaman yang sulit
dilukiskan dengan bahasa, di dalam kelompok bahasa lainnya malah sama sekali
tidak ditemukan padanan yang memadai. Pemahaman orang Tionghoa terhadap jodoh /
Yuan sudah jauh-jauh hari melampaui agama dan ilmu pengetahuan, ia mengalir di
dalam rasa dan reflektif hati nurani. Maka dari itu apakah sebetulnya “Yuan Fen
/ takdir pertemuan” itu?
Hendak menjernihkan “Yuan Fen”, tentu tidak
bisa terlepas dari reinkarnasi, tidak bisa terlepas dari sebab-akibat diantara
kehidupan masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Asal Usul Jodoh/Yuan
Dibicarakan secara sempit, Yuan/ terutama
menunjukkan jodoh kekerabatan, misalnya suami-istri, orang tua-anak, saudara
sekandung dan lan-lain. Dibicarakan secara lebih luas, Yuan telah mencakupi
seluruh manusia dan peristiwa yang dijumpai di dalam perjalanan kehidupan.
Di dalam keseharian kita bisa menjumpai
berbagai macam manusia, tak peduli diantara sahabat-handai taulan, diantara
teman sekelas, diantara teman sekantor, diantara guru-murid, ada orang yang
sangat bersahabat dengan kita, juga ada orang yang barangkali tidak terlalu baik
dengan kita. Bisa jadi ia seseorang tak dikenal yang di dalam ketidak-sengajaan
telah membantu kerunyaman Anda. Bisa jadi di suatu tempat uang kita ditipu
orang. Semuanya ini, menggunakan mata bijak dari reinkarnasi, semuanya ada
sebab-akibatnya.
Banyak orang mengira teori Yuan berasal dari
agama Buddha, sebenarnya di tempat dimana terdapat reinkarnasi disitulah
terdapat Yuan. Konsepsi reinkarnasi
sudah jauh melampaui semua lingkup keagamaan, sudah menjadi kunci bagi jawaban
akhir dari makna kehidupan manusia dan balas budi serta dendam kesumat.
Dewa syair Li Bai pernah mengatakan:
“Manusia hidup bagai tamu yang lewat, manusia mati bagai orang yang pulang.
Satu perjalanan singkat langit dan bumi, duka bersama berdebu abadi.” Kehidupan
manusia singkat dan pendek dan di dalam kehidupan ada banyak pasang surut dan
duka nestapa, semuanya ini sebetulnya demi apakah? Jikalau kita memiliki
peluang membuka pembatas ruang-waktu antara hidup dan mati, bagaikan pemirsa
yang menonton segala hal mengenai "Dahulu – Saat ini – Kelak" di
dalam 10 penjuru dunia, keseluruhan sebab-akibat barangkali akan terpampang
dengan gamblang.
Di barat tidak terdapat konsepsi Yuan/jodoh,
namun orang barat sudah mulai mengenal reinkarnasi, sesungguhnya juga telah
mulai mengenal Yuan/jodoh. Di bawah ini kami ajak menyimak penelitian
reinkarnasi terhadap pembahasan Yuan dari barat moderen.
Yuan/Jodoh di dalam Mata Peneliti Barat
Di dalam sekian banyak kepustakaan
penelitian reinkarnasi, mengenai isi dari “Mengingat Kembali Kehidupan Masa
Lampau” karena banyaknya susah dihitung.
Di satu sisi, ini adalah metode penelitian reinkarnasi, yang lebih banyak ialah
cara yang dipergunakan untuk penyembuhan pasien.
Melalui sang pasien di dalam kondisi
terhipnotis sekali lagi dibiarkan mengalami luka dan sakit pada kehidupan masa
lampau dengan demikian untuk membaca sebab-akibat kehidupan masa lampau,
penyakit membandel pada kehidupan masa kini kadang kala tidak diobati bisa
sembuh sendiri.
Hipnotis bukannya tidur, kondisi ini sangat
menyerupai “Samar-samar, diantaranya terlihat gambar,
samar-samar, diantaranya terdapat benda” yang dikatakan
didalam kitab “Dao De Jing / 道德經”,
kehidupan masa lampau yang dialami oleh orang yang dites sewaktu memasuki
kondisi hening, logikanya berurutan, sama sekali bukan suatu hal yang bisa
dicapai melalui suatu imajinasi.
Di dalam sejumlah besar contoh kasus yang
sudah dipublikasikan mengenai “Mengenang Kehidupan Masa Lampau”, gejala yang
paling sering terlihat adalah seseorang yang di kehidupan lampau sebagai
sahabat atau kerabat bahkan musuh, kadangkala juga muncul di kehidupan kali
ini, memerankan berbagai macam lakon yang penting. Bisa dikatakan juga, jiwa
terkadang terlahir kembali secara berkelompok, di dalam rentang waktu yang
panjang melunasi budi-dendam masing-masing, inilah yang kita sebut sebagai
jodoh / Yuan/ 緣.
Abad ke-20 tahun 80-an, doktor Weiss,
direktur fakultas psychology dari Sinai
Medical Center
– Miami
mempunyai sebuah buku berjudul: “Cinta Sejati Singgah Selamanya”, diantaranya
dikisahkan tentang sebuah contoh kasus mengenai “Pola Kejadian Zaman Kini” dari
“Takdir Pertemuan”. Seorang lelaki dan
seorang wanita yang selamanya belum pernah kenal mencari doktor Weiss melakukan
therapi mengenang.
Kedua orang masing-masingnya mengingat
kehidupan bersama pada masa lampau yakni 2000 tahun lalu di Jerusalem, ketika
itu mereka adalah sepasang ayah dan anak, si ayah mengalami siksaan pasukan
Roma dan mati di pelukan putrinya.
Mereka berdua pernah bertemu satu kali di
dalam klinik Weiss, namun karena etika profesi, Weiss tidak boleh saling
membocorkan memori mereka. Akan tetapi setelah therapi mereka dinyatakan
selesai, jemari takdir telah mengembangkan pengaturannya dengan gaib, kedua
orang tersebut secara “kebetulan” bersamaan menumpang pesawat yang sama,
kemudian saling berkenalan dan saling mencinta.
Pakar lainnya bernama doktor Newton bisa mengarahkan
penerima tes dalam terhipnotis memasuki kondisi hening kembali ke dunia antara
sebelum terlahir kembali. Di dalam 10 tahun lebih penelitiannya berhasil
mengumpulkan contoh kasus dalam jumlah besar yang pada tahun 1994 dan 2000
telah menerbitkan 2 buku masing-masing “Wisata dari jiwa” dan “Masa lalu dan
Masa Mendatang dari Jiwa”.
Newton menemukan
sebuah fenomena paling penting dalam 2
kali proses terlahir kembali yakni jiwa (atau roh) masing-masing termasuk
kelompok yang berbeda, tapi orang yang termasuk satu kelompok dalam masa dan
masa kehidupan senantiasa berkaitan, saling memerankan berbagai macam lakon.
Adalah kenapa orang bisa mendapati bahwa
orang yang dalam lingkaran kelompoknya masing-masing diantaranya selalu saja
terjadi beberapa perselisihan, kira-kira di dalam proses ini telah melunasi
budi atau dendam dari kehidupan masa lampau. Yang patut disebutkan ialah para
relawan dari Newton
memiliki berbagai kepercayaan (termasuk yang berfaham atheis), tetapi penuturan
mereka di bawah kondisi hening tentang dunia seberang kemiripannya sangat
mengejutkan
No comments:
Post a Comment