Film yang ditayangkan pada malam itu
sepertinya berjudul Bridge produk
Yugoslavia. Dia sedang berjalan akan memasuki gedung bioskop, tiba-tiba
datang seorang anak muda mencegatnya. Anak muda ini kelihatannya sangat
tergesa-gesa, dia berkata, “Kakak, maukah Anda menjual karcis bioskop Anda
kepada saya? Karena tiket di loket telah habis terjual.” Dia tercengang dan
agak berkeberatan.
Melihat keadaan ini, raut wajah si pemuda
menjadi murung, dia melanjutkan berkata, “Kami datang dari desa, saya
berkeinginan mengajak ibu saya menonton film.” Oleh karena hati pemuda ini
terlihat sangat berbakti pada kedua orang tuanya, maka dia akhirnya dengan
ikhlas telah menyumbangkan tiket bioskopnya kepada pemuda itu, diberikan
gratis. Pemuda itu selain mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepadanya, juga
dengan serius telah menanyakan namanya.
Ini merupakan suatu pemandangan yang sangat
biasa di dalam kehidupan masyarakat yang sangat sibuk dan ramai. Puluhan tahun
telah berlalu, peristiwa tersebut sudah hampir dia lupakan. Pada suatu hari,
ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namanya
dengan perlahan-lahan. Dia melihat seseorang tengah baya dengan muka penuh
seyuman sedang berdiri di depannya.
Orang tengah baya itu berkata, “Kakak, apakah
Anda masih ingat dengan tiket film yang Anda berikan kepada saya puluhan tahun
yang lalu?”
“Ketika itu saya datang dari desa, menemani
ibu saya untuk berobat. Ibu saya sedang sakit keras, karena saya takut ibu
tidak ada harapan setelah dari operasi,
maka saya ingin mengajak dia untuk menonton film.”
“Hari itu, sudah banyak orang yang menolak
permohonan saya. Hanya Anda, dengan belas kasih mau memberikan tiket itu kepada
saya.”
“Tahukah Anda, setelah operasi, ibu saya bisa
memperpanjang hidupnya selama satu tahun. Dalam satu tahun itu, setiap kali
ketika dia dengan bahagia mengatakan kalimat “Saya pernah nonton film di kota”,
dengan penuh rasa berterima kasih di dalam hati saya berulang-ulang menyebutkan
nama Anda.”
“Ya begitulah kak, sudah bertahun-tahun, saya
selalu tak bisa melupakan….”
Ini adalah kisah yang diceritakan oleh ayah
teman saya kepada kami, di dalam suatu jamuan makan.
Kali itu, dengan nada agak mengeluh dengan
sayu dia berkata, “Saya hanya melakukan hal yang demikian kecil, namun telah
membuat seseorang yang belum pernah saya kenal sebelumnya mengingat nama saya,
selama bertahun-tahun.”
“Sebenarnya, sesaat ketika dia memanggil nama
saya, saya masih merasakan semacam kebahagiaan yang tidak dapat diutarakan.
Yang saya maksud adalah, perjalanan hidup kalian di kemudian hari masih sangat
panjang, berapa lamakah Anda bisa membuat benak orang lain mengingat nama
Anda?”
Sepatah kata yang mengejutkan hati. Memang
betul, didalam dunia ini terdapat banyak sekali nama orang yang sirna tertiup
oleh angin dari perjalanan waktu, dan nama-nama lain, karena kasih pengorbanan
dan pemberian dari kasih, telah menjadi monumen
yang tak tergoyahkan didalam terpaan angin.
No comments:
Post a Comment