
Mendengarkan dongeng atau ketika kita mendongeng untuk anak-anak, bisa
melahirkan sebuah proses kreatif. Dalam arti, mendongeng tidak hanya melatih
otak kiri anak tetapi juga melatih simpul-simpul otak kanan kita. Hal tersebut
terjadi karena cerita dalam dongeng yang didengarkan anak, secara alami akan
mengaktifkan aspek-aspek intelektual anak, juga aspek kepekaan, imajinasi,
kehalusan budi, emosi, imajinasi dan fantasi mereka. Bagi orang dewasa yang
mendongeng juga akan mengalami hal yang sama, apalagi jika dilakukan secara
serius dan sungguh-sungguh. Eksplorasi dalam alam pikiran si pendongeng akan
menghidupkan imaginasi yang tersalurkan dalam alur cerita dongeng yang hidup
dan kuat. Selanjutnya secara alami, simpul-simpul otak kiri dan kanan akan
aktif dan kian terasah.
Cerita dalam dongeng bisa menawarkan sebuah kesempatan bagi dunia
anak-anak untuk menginterpretasikan apa yang didengar dengan kehidupan nyata,
seperti apa yang pernah dialami, dilihat dan dirasakan anak. Melalui dongeng,
anak-anak juga dikenalkan pada berbagai pendekatan, pola dan tingkah laku
manusia, sehingga mereka akan mendapatkan bekal untuk menghadapi masa depan.
Dongeng: Komunikasi Menarik Untuk Anak
Komunikasi adalah sebuah usaha atau kebutuhan manusia untuk
mempertahankan eksistensinya. Segala ilmu, pengalaman, informasi dan lain
sebagainya, akan menjadi bermakna dan bermanfaat setelah dikomunikasikan.
Begitu juga dengan cara orang dewasa berkomunikasi dengan anak-anak. Orang
dewasa mengalami kesulitan untuk masuk dalam dunia anak-anak jika mereka tidak
mampu memposisikan komunikasinya dalam dunia anak-anak. Mengapa bisa demikian?
Karena anak-anak mempunyai pola pikir, pengalaman serta cara pandang yang
berbeda dengan orang dewasa.
Daya imajinasi dan daya kritis anak sangatlah tinggi. Beberapa ahli
mengutarakan imajinasi dan kretifitas anak akan meningkat pada usia 3 tahun dan
akan mencapai puncaknya pada usia 5 tahun. Dengan mendongeng, kesulitan dan
perbedaan cara pandang tersebut bisa dijembatani. Rasa keingintahuan anak yang
sangat tinggi menjadikan media mendongeng sangat bisa masuk dalam alam pikiran
anak-anak, sehingga melalui dongeng, komunikasi yang terbangun niscaya disukai
oleh anak-anak.
Mendongeng, Memicu Daya Kritis Anak
Terkadang kita mendengar keinginan dari anak-anak untuk dibacakan atau
diceritakan tentang sesuatu yang belum pernah diketahui. Ketika seorang anak
dihadapkan untuk memilih suatu cerita, misalnya cerita manusia atau hewan,
kebanyakan dari anak-anak akan memilih hewan. Cerita hewan atau robot? Mereka
akan memilih robot. Cerita robot atau makhluk luar angkasa, mereka akan memilih
makhluk luar angkasa. Artinya, seorang anak akan memilih sesuatu yang baru dan
belum pernah dia ketahui. Dengan demikian, media dongeng akan menghantarkan
secara alami daya tangkap anak terhadap sesuatu yang belum diketahuinya dengan
kritis.
No comments:
Post a Comment