Bob
Hoover, seorang pilot kenamaan Amerika Serikat, ketangkasan akrobatiknya saat
terbang di udara, dinobatkan penonton sebagai atraksi paling sempurna.
Suatu ketika selesai melakukan atraksi di
Santiago, ia bersiap-siap terbang kembali ke Los Angeles. Tetapi saat pesawat
yang dia kemudikan itu berjarak 90 meter lebih dari permukaan tanah, mesin
baling-baling pesawatnya mendadak berhenti. Beruntung dia bereaksi sangat cepat
serta memiliki teknik penerbangan yang tinggi, sehingga pada akhirnya pesawat
yang diterbangkan itu bisa mendarat dengan selamat.
Segera setelah Hoover mendarat secara darurat,
hal pertama yang dia lakukan adalah memeriksa pemakaian minyak pesawatnya.
Tepat seperti yang dia duga sebelumnya, baling-baling pesawat yang dia
kemudikan itu, telah diisi dengan minyak pesawat jet.
Hoover segera memanggil teknisi yang
bertanggung jawab atas pemeliharaan pesawatnya. Teknisi muda itu sejak awal
sudah merasa sangat bersalah atas kejadian tersebut, begitu berjumpa dengan
Hoover, dia hanya bisa menangis karena ketakutan. Karena keteledoran dirinya
hampir saja merengut tiga nyawa dalam pesawat itu.
Saat Hoover bertemu dengan teknisi itu, tidak
seperti dugaan banyak orang, ia tidak marah dan naik pitam. Hoover hanya
mengulurkan tangan memeluk bahu sang teknisi, dan berkata dengan penuh
keyakinan, “Untuk membuktikan kehebatan Anda, besok saya ingin meminta bantuan
Anda untuk melakukan pemeliharaan terhadap pesawat F-51 saya.”
Sejak saat itu, pesawat F-51 milik Hoover
tidak pernah mengalami kesalahan yang serupa lagi. Teknisi muda yang semula
bekerja asal-asalan itu juga berubah menjadi seorang teknisi yang bekerja
dengan serius dan penuh tanggung jawab.
Orang yang berhati mulia akan mengerti secara
mendalam perasaan dan isi hati dari orang yang telah berbuat kesalahan.
Acapkali ketika orang lain berbuat kesalahan, dia mau mengerti maksud hati
orang lain dan bisa mengekang emosi diri, diluar dugaan semua orang, dia juga
bisa mengeluarkan perkataan yang menghibur, sehingga membuat keyakinan dan
harga diri orang yang telah melakukan kesalahan itu pulih kembali.
Kegagalan dan keberhasilan sama-sama bagian
dari kehidupan ini, sama halnya dengan gunung dan lembah sebagai bagian dari
bumi kita ini. Sering ada orang yang menjadi frustasi, putus asa ketika mereka
mengalami kegagalan bahkan ada orang yang menjadi pesimis dan jemu terhadap
kehidupan manusia sehingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri.
Ketika kita menemui kegagalan dan pukulan,
setiap orang membutuhkan pengertian dan hiburan dari orang lain. Sedangkan
pengertian dan hiburan yang tulus dari orang lain benar-benar sebagai obat yang
dapat menghidupkan kembali orang yang putus harapan.
Ada seorang anggota parlemen Jepang, karena
tidak berhasil meningkatkan pembangunan di bidang pertahanan negara, mengalami
kekalahan telak saat mengikuti pemilihan. Setelah gagal terpilih, sudah tentu
ada banyak orang yang mengatakan kata-kata yang menyatakan simpati mereka. Ada
lebih banyak lagi orang yang yang membantu dia menyimpulkan kegagalan ini
sebagai pengalaman, mereka umumnya membicarakan, “Jika sudah tahu ada hari ini
mengapa masih dilakukan”. Ketika itu hati anggota parlemen ini resah dan kacau,
dia sama sekali tidak bisa mendengarkan ocehan-ocehan yang tidak berkesudahan,
yang membuat dia menjadi semakin risau dan putus asa.
Tetapi ada seseorang yang tidak dikenal dia
sebelumnya, telah memberikan kesan yang tak terlupakan seumur hidupnya. Orang
itu dengan sepasang mata penuh keyakinan memandang ke anggota parlemen yang
gagal tersebut dan berkata, “Anda harus sabar, lihat kesempatan lain kali.”
Kemudian orang tersebut membalikkan badan dan pergi.
Setelah peristiwa itu anggota parlemen ini
berkata : “Saya tidak tahu mengapa, selalu merasakan bahwa ucapan yang
dikatakan oleh tamu yang tidak diundang itu bagaikan seberkas sinar matahari.
Orang itu nyata-nyata memberitahu saya, dia sangat yakin bahwa begitu ada
kesempatan saya pasti akan dapat bangkit kembali dan bisa melakukannya dengan
baik.”
Pada kesempatan lain, anggota parlemen
tersebut sebagaiman yang telah diduga dia terpilih kembali. Ketika terpilih
kembali dia berkata, “Pertama-tama saya akan berterima kasih kepada seorang
tuan yang memandang saya dengan penuh keyakinan, serta dengan riang berkata
kepada saya “masih ada lain kali”. Kata-kata semacam itu yang berefek pada diri
saya, yang tidak pernah terjadi sebelumnya.”
Jika ingin benar-benar meninggalkan kesan yang
mendalam kepada orang yang mengalami kegagalan, serta menimbulkan pelipur yang
nyata terhadap orang yang mengalami kegagalan, maka sudah pasti membutuhkan
pengertian yang paling mendalam terhadap orang lain, serta simpati yang paling
besar dan keyakinan yang paling teguh.
Filosof Carlyle pernah berkata, “Dalam
menghadapi orang lain yang mengalami kegagalan, seorang tokoh besar acapkali
akan menunjukkan kebesaran dirinya.”
No comments:
Post a Comment